Aksi Terorisme
Ayunkan Dua Pedang Saat Hendak Ditangkap, Satu Terduga Teroris Makassar Ditembak Mati Densus 88
MT hendak melawan petugas dengan mengacungkan senjata tajam berjenis samurai kepada petugas, secara membabi buta.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri menembak mati satu terduga teroris berinisial MT (49) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/4/2021).
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, MT ditembak mati saat Densus 88 Antiteror Polri menggerebek rumahnya di Makassar, Kamis (15/4/2021) pukul 11.50 WIB.
"Densus Antiteror Polri melakukan tindakan, di mana saat melakukan penangkapan tanpa diduga salah satu terduga atas nama MT (49) melakukan perlawanan dengan sangat agresif," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Rizieq Shihab Raih Gelar Phd dari USIM, Kuasa Hukum: Terima Kasih Polri
Menurut Ahmad, MT hendak melawan petugas dengan mengacungkan senjata tajam berjenis samurai kepada petugas, secara membabi buta.
"Pelaku dengan membawa dan mengacungkan dua pedang yang cukup panjang, dan melakukannya membabi buta kepada petugas," jelasnya.
Ahmad menjelaskan, MT dinyatakan meninggal dunia usai mendapatkan timah panas dari polisi.
Baca juga: Tonjolkan Politik Identitas, PAN Ogah Ikut Wacana Poros Islam di Pemilu 2024
"Pada saat diamankan tersebut, maka anggota Densus 88 tegas terukur terhadap tersangka tersebut, sehingga mengakibatkan tersangka meninggal dunia," ucapnya.
MT merupakan anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Ia masih satu kelompok dengan teroris yang melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
Baca juga: Yusril Setuju Wacana Poros Islam di Pemilu 2024, PBB Bakal Aktif dalam Pertemuan Selanjutnya
"Ada pun keterlibatan dari MT adalah anggota JAD Makassar komplotan Villa Mutiara."
"Yang tentunya terkait dengan bom bunuh diri yang terjadi baru-baru ini di Gereja Katedral," beber Ahmad.
MT juga eks narapidana kasus teroris pada 2013 lalu. Dia baru dinyatakan bebas 3 tahun setelahnya atau pada 2016.
Baca juga: Mahal dan Tak Fleksibel, Epidemiolog Sebut Vaksin Nusantara Tak Cocok di Situasi Pandemi Covid-19
MT pun pernah terlibat dalam aksi teror pelemparan bom, saat kampanye salah satu pasangan calon gubernur di Sulawesi Selatan.
"Yang bersangkutan merupakan mantan napi teroris yang dihukum pada tahun 2013, dan dibebaskan pada tahun 2016."
"Kemudian yang bersangkutan terlibat aksi pelemparan bom pada saat kampanye salah satu calon gubernur SYL," ungkapnya.
Baca juga: Kompolnas: Dua Polisi Tersangka Penembak Anggota FPI Harus Jalani Proses Pidana dan Kode Etik
Ahmad menuturkan MT juga diduga pernah mengikuti kajian JAD yang dipimpin oleh seorang ustaz berinisial B.
"Kemudian yang bersangkutan juga mengikuti kajian Daulah yang dipimpin Ustaz B."
"Kemudian yang bersangkutan tindakan idad dan melakukan perburuan di Pangkep."
Baca juga: MK Batalkan Kemenangan Bupati Terpilih Sabu Raijua, KPU Segera Gelar Pemungutan Suara Ulang
"Dan juga bersangkutan bagian perkumpulan dilakukan kajian Aridho di Villa Mutiara," terangnya.
Dalam penangkapan ini, penyidik Densus 88 Antiteror Polri mengamankan barang bukti 2 buah parang panjang milik tersangka.
6 Anggota Grup WhatsApp Batalion Iman Diciduk
Densus 88 Antiteror Polri kembali mengamankan 6 terduga teroris.
Mereka diduga masih satu kelompok dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada 28 Maret 2021.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan, terduga teroris yang ditangkap pada hari ini masing-masing berinisial J, D, MS, S alias AL, W dan S.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 11, Bali Mendominasi
Mereka diamankan di sekitar Kabupaten Gowa dan Makassar.
"Pasca-peledakan Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021, Densus 88 Antiteror Polri terus melakukan kegiatan mencegah aksi terorisme di Tanah Air."
"Pada hari ini tanggal 13 April 2021, Densus 88 mengamankan lagi 6 terduga teroris," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Mabes Polri, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Ikut-ikutan Teman Lompat ke Sungai Kalimalang Padahal Tak Bisa Berenang, Remaja Bekasi Tenggelam
Rusdi menyampaikan, keenam terduga teroris ini pernah bersama-sama melakukan kajian di Villa Mutiara di Makassar beberapa waktu lalu.
"Ini merupakan kelompok Villa Mutiara di Makassar," ungkapnya.
Rusdi menyatakan keenam terduga teroris itu masih tergabung dalam grup WhatsApp bernama Batalion Iman.
Baca juga: Lagi, Dua Warga Jakarta Selatan Jadi Buronan Densus 88
Isinya, membicarakan rencana aksi terorisme.
"Mereka membuat grup WA. Nama grup tersebut itu Batalion Iman."
"Di mana dalam komunikasi dalam grup WA tersebut mereka membicarakan tentang rencana-rencana amaliyah selanjutnya."
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Tambah Jadi 9, Tetap di Papua, Nias, dan Maluku
"Dalam grup WA tersebut mereka mempraktikan bagaimana membuat atau merakit bahan peledak," beber Rusdi.
Rusdi menyatakan Densus 88 mengamankan 1 senapan angin, ponsel, hingga kendaraan sepeda motor.
"Polisi amankan 1 senapan angin yang digunakan untuk latihan mereka, bagaimana menggunakan senjata."
Baca juga: Arief Poyuono Ungkap Dugaan Jual Beli Jabatan di Kemendes PDTT, Minimal Rp 1 Miliar untuk Eselon I
"Kemudian juga 7 buah HP, dan 1 kendaraan roda 2," paparnya.
"Densus terus mengembangkan kasus dari kelompok Villa Mutiara Ini."
"Mudah-mudahan Densus bisa selesaikan permasalahan-permasalahan yang dihubungkan dengan kelompok mutiara Makassar ini."
"Sehingga betul-betul bisa ciptakan situasi aman," cetusnya.
3 Terduga Teroris Perempuan Berperan dalam Aksi Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar
Densus 88 Antiteror Polri kembali menangkap 3 terduga teroris yang diduga terlibat dalam perencanaan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.
Semua pelaku adalah perempuan.
Tim Densus 88 Antiteror Polri terlebih dahulu menangkap 4 tersangka teroris yang terlibat aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Dibilang Demisioner, Kubu AHY: Mana Ada Cerita Rampok Malah Tertibkan yang Punya Rumah
"Jadi untuk sementara ini pengembangan di Makassar, 7 orang dalam proses penyidikan, kemudian meninggal 2 orang."
"Jadi total semua sementara 9."
"Artinya updatenya bertambah 3 tersangka, tiga-tiganya adalah perempuan," kata Kabag Penum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Bisa Langsung Disetop Jika Ada Penularan Covid-19, Orang Tua Boleh Memilih
Perempuan pertama yang ditangkap adalah MM yang berperan sebagai motivator kepada pasangan suami istri yang menjadi pengantin bom bunuh diri, yakni Lukman dan Dewi.
"MM ini perempuan atau wanita yang perannya adalah mengetahui persis perencanaan amaliyah Lukman dan Dewi, dan memberikan motivasi kepada yang bersangkutan."
"Dia mendapat motivasi untuk jihad dan syahid dari Saudara SAS yang telah ditangkap dan dia juga mengikuti baiat," papar Ahmad.
Baca juga: Sekolah Wajib Bentuk Satgas Covid-19 dan Gelar Rapid Test Berkala Saat Belajar Tatap Muka Terbatas
Ahmad menjelaskan, tersangka teroris Makassar kedua yang ditangkap adalah M.
Dia diketahui mengikuti kajian bersama-sama dengan kelompok JAD Makassar.
"Perempuan M juga ini merupakan kakak ipar dari SAS."
Baca juga: Olahraga, Ekskul, Hingga Kantin Dilarang Saat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
"Kemudian mengetahui Saudara SAS mengikuti kajian di Villa Mutiara," terangnya.
Tersangka terakhir adalah MAN.
Dia merupakan saksi terakhir yang melihat keberangkatan Lukman dan Dewi sebelum melakukan bom bunuh diri di Gereja Katedral.
Baca juga: Nyaris Tak Ada Pandemi Selesai Setahun Jadi Alasan Menkes Dukung Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
"Dia melihat Saudara L saat terakhir menggunakan motor berangkat menuju TKP lokasi, pada saat rencana bom bunuh diri, dan juga mengetahui SAS mengikuti kajian," ungkapnya.
Ia memastikan seluruh tersangka yang ditangkap itu terkait kelompok JAD.
"Terkait dengan tersangka teroris yang telah diamankan di Makassar, mereka merupakan kelompok atau terafiliasi langsung dengan jaringan JAD."
"Yang sama persis pos mereka atau markas di Villa Mutiara yang ditangkap pada tanggal 6 Januari 2021 lalu," tuturnya. (Igman Ibrahim)