Pemilu 2024
Tonjolkan Politik Identitas, PAN Ogah Ikut Wacana Poros Islam di Pemilu 2024
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, partainya mengapresiasi sikap politik tersebut.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjajaki kemungkinan membentuk poros Islam di Pemilu 2024, usai bersilaturahmi.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, partainya mengapresiasi sikap politik tersebut.
Namun, PAN menegaskan tidak akan ikut dalam wacana poros Islam itu.
Baca juga: Polisi Bolehkan Warga Mudik Lebaran Sebelum 6 Mei 2021, Setelah Itu Bangun 333 Titik Pos Penyekatan
"PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut, sebagai bagian dari ijtihad politik PPP dan PKS."
"Namun PAN tidak akan ikut wacana poros Islam," ujar Viva kepada Tribunnews, Jumat (16/4/2021).
Tak ikutnya PAN, lanjut Viva, karena beberapa hal penting sebagai dasar pemikiran partainya.
Baca juga: DPC Bakal Rapat Akbar Desak MLB PKB, Yenny Wahid dan Menteri Agama Digadang Jadi Pengganti Cak Imin
Pertama, meski ciri atau identitas khas partai politik atau ideologi politik partai telah dijamin di UU 2/2011 tentang Partai politik, dia menilai harus hati-hati menggunakan politik identitas berbasis agama sebagai merek jualan ke publik.
Simbol-simbol agama, kata Viva, sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam turbulensi politik.
Sebab, dapat mengakibatkan keretakan kohesivitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional.
Baca juga: SEJARAH Logo Partai Demokrat: Ide dari SBY, Cari Bahan Warna Biru Pasukan PBB di Tanah Abang
"Menurut saya, yang dimaksud Sekjen PAN Mas Eddy Soeparno adalah pemikiran seperti itu."
"Di beberapa kasus di pilkada atau di pilpres adalah bukti dan fakta lapangan yang mesti menjadi pelajaran sejarah bagi kita."
"PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi," ucapnya.
Baca juga: Rapat Pleno KPU Sepakat Jadikan Ilham Saputra Ketua Definitif Gantikan Arief Budiman
Kedua, Viva mengatakan wacana poros politik berbasis agama akan melahirkan antitesa poros lain berbasis non agama.
Kondisi politik ini tentu ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa.
Karenanya, juru bicara PAN itu mengatakan sebaiknya wacana itu diarahkan ke adu ide dan gagasan, untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul.
Baca juga: Jokowi: 70 Juta Penduduk Harus Sudah Divaksinasi Covid-19 pada Juli 2021
