Gempa Bumi
Isi Tas Anda dengan 10 Barang Ini, Dijamin Selamat dari Tsunami dan Gempa!
Kita harus menerima kenyataan hidup di wilayah yang rawan gempa dan tsunami. Mempersiapkan diri menjadi satu-satunya cara bertahan hidup.
Penulis: Desy Selviany |
HINGGA kini bencana gempa dan tsunami belum dapat diprediksi pasti oleh manusia.
Maka, satu-satunya cara yang dilakukan ialah menyiapkan diri ketika bencana itu datang kapan saja.
Tinggal di wilayah cincin api tentu membuat masyarakat Indonesia harus selalu siaga terhadap bencana.
• Maafkan Kepala Sekolah Pelecehnya, Baiq Nuril: Tuhan Saja Maha Pengampun, Masa Manusia Enggak?
Baik saat bencana terjadi hingga pasca-bencana terjadi, harus dipersiapkan dengan matang.
Persiapan menghadapi pasca bencana sendiri dapat dimulai hanya dari sebuah tas ransel berukuran sedang.
Terpenting ialah isi dari tas tersebut dapat memuat barang-barang untuk bertahan hidup selama tiga hari menunggu bantuan datang.
• Anies Baswedan Bebaskan Kendaraan Listrik dari Aturan Ganjil Genap, Ini Alasannya
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan apa saja persiapan yang harus dimiliki masyarakat Indonesia sebelum bencana datang.
“Tas Siaga Bencana (TSB): Tas yang dipersiapkan anggota keluarga untuk berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana/kondisi darurat lain."
"Persiapan utk bertahan hidup saat bantuan belum datang & memudahkan kita saat evakuasi menuju tempat aman,” tulis BNPB di akun twitter @BNPB_Indonesia pada (7/11/2018) lalu.
Ada pun pertama-tama masyarakat harus menaruh surat-surat berharga di dalam tas yang sudah dikhususkan untuk siaga bencana.
Misalnya, surat tanah, surat kendaraan, ijazah, dan akta kelahiran.
Kedua, pakaian untuk tiga hari seperti pakaian dalam, selimut, atau celana panjang.
• Megawati Bakal Perpanjang Rekor Ketua Umum Parpol Terlama, Rocky Gerung Bilang Begini
Ketiga ialah makanan ringan untuk tiga hari seperti mi instan, biskuit, dan abon.
Keempat, air minum, setidaknya bisa untuk kebutuhan minum tiga hari.
Kelima, harus disiapkan kotak obat-obatan P3K.
• Jokowi Tak Berminat Pimpin PDIP, Ini Dua Sosok Calon Pengganti Megawati pada 2024
Keenam, lampu penerangan seperti senter, lampu kepala, korek api, atau lilin.
Ketujuh, uang, persiapkan uang seperlunya saja untuk bertahan selama tiga hari.
Kedelapan, pluit, barang kecil ini diperlukan untuk sewaktu-waktu berada pada keadaan darurat.
• Ketimbang Pikirkan 2024, Gerindra Pilih Urus Emak-emak dan Relawan yang Tersangkut Kasus Hukum
Kesembilan, masker, berfungsi untuk menjaga pernafasan saat udara kotor karena bencana
Kesepuluh, perlengkapan mandi.
Bawa perlengkapan mandi seperlunya dalam kemasan kecil seperti sikat gigi dan sabun.
• Rocky Gerung Bilang di Luar Negeri Posisi Oposisi Setara Perdana Menteri
Kesebelas, ponsel.
Pastikan ponsel disertai dengan baterai yang penuh dan sisipkan pula charger atau power bank di dekatnya
Usahakan tas yang dipersiapkan merupakan tas yang tahan air, berbahan kuat, dan nyaman digunakan.
• Rocky Gerung: Demokrasi Tidak Memerlukan Persatuan
Tas itu juga harus ditaruh di tempat terjangkau.
Sehingga, jika terjadi bencana mudah diraih saat akan mengevakuasi diri.
Misalnya, dekat pintu yang biasa dipakai keluar rumah.
• Sosok Eyang Ibung yang Disebut Bisa Prediksi Gempa Bikin Heboh, Netizen Ungkap Keganjilannya
Masyarakat bisa menggunakan tas jenis apa saja untuk mempersiapkan barang-barang tersebut.
Namun jika memiliki uang berlebih, tas khusus untuk siaga bencana di jual di toko-toko online seperti Tokopedia.
Ada pun kisaran harganya mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 13 juta.
• Kata Rocky Gerung, Koalisi Sebaiknya Hanya Terjadi Jika Ada Musuh dari Luar
Sebelumnya, satu fakta mengejutkan diungkap Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kata BMKG, jika gempa terjadi, umumnya korban yang tengah berada di tengah lautan akan selamat.
Hal itu diungkapkan BMKG lewat akun Instagramnya @Infobmkg.
• Pemerintah Janji Pembangunan Ibu Kota Baru Tak Ganggu Hutan Kalimantan
Selain tentang gempa, BMKG memang aktif menginformasikan tentang mitigasi bencana.
Misalnya saja mitigasi saat menghadapi tsunami pasca-gempa berlangsung.
Beberapa cara dapat dilakukan masyarakat jika gempa terjadi dan memicu tsunami.
• Surat Terbuka Politikus Partai Gerindra untuk Jokowi, Tanyakan Sumber Dana Pindahkan Ibu Kota
Misalnya saja, jika masyarakat tengah berada di tengah lautan saat gempa datang, hal itu justru disebut jauh lebih baik.
“Kalau kita berada di laut saat tsunami datang, bergeraklah ke tengah laut, jangan ke pantai."
"Karena tinggi gelombang di laut jauh lebih rendah dibandingkan gelombang di pantai,” jelas BMKG dalam penjelasan animasi yang diunggah beberapa waktu lalu.
• BMKG Bilang Penurunan Kualitas Udara Jakarta Biasa Terjadi Saat Musim Kemarau
Sedangkan jika masyarakat berada di pantai saat tsunami terlihat, maka diimbau masyarakat segera berlari menjauhi bibir pantai.
“Panjat bangunan tinggi terdekat seperti tower air atau pohon kelapa terdekat,” kata BMKG.
Perlu dicatat, begitu gelombang pertama mulai surut, masyarakat diharapkan untuk tidak langsung turun dari tempat tinggi tersebut.
• Jakarta Belum Ideal, Ibu Kota Baru di Kalimantan Bakal Jadi Standar Pembangunan Kota di Indonesia
Sebab, biasanya gelombang terbesar bukanlah gelombang pertama, melainkan gelombang susulan.
“Karena tsunami selalu datang lebih dari satu gelombang, dan gelombang pertama bukan yang terbesar,” jelas BMKG.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan harus menjauhi sungai saat gempa terjadi.
• Tak Bakal Ada Tiang Listrik dan Kabel Berseliweran di Ibu Kota Baru
Sebab, aliran tsunami akan lebih deras dan kuat di atas sungai.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengevakuasi diri menggunakan mobil.
Sebab, akan sulit menembus kerumunan orang yang memadati jalan.
• Abah Grandong Emosi Ada Orang Dibilangin Enggak Mau Dengar, Kucing Dikira Kelinci Lalu Dimakan
Selain itu juga jika terjadi gelombang tsunami, akan sulit keluar dari mobil yang sudah terendam air.
“Kalau kita terjebak di dalam mobil saat tsunami, maka akan sulit membuka pintu karena tekanan air yang besar."
"Kalau membuka jendela, maka mobil akan terendam dan tenggelam,” terang BMKG.
• Polisi Geledah Rumah Kakak Adik Pelaku Inses karena Diduga Ada Kuburan Janin, Warga Minta Dirobohkan
Jikapun gelombang terlanjur datang dan menghantam tubuh, maka diusahakan tetap berada di atas air.
“Kita bisa menggunakan benda-benda mengapung sebagai benda darurat, seperti kasur, batang kayu, batang pohon, derigen, bas bekas dan lain sebagainya,” beber BMKG.
Selain itu, diingatkan juga kepada masyarakat untuk tidak mengutamakan harta benda saat evakuasi.
• Abah Grandong Si Pemakan Kucing Sakit Saat Diperiksa Polisi, Kata Dokter Idap Diabetes
Karena, datangnya tsunami sangat cepat.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan gempa.
Dikelilingi cincin api membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan gempa, tsunami, hingga gunung meletus.
• Truk Tanah Timpa Mobil Terjadi Saat Jam Larangan Beroperasi, Peraturan Wali Kota Dinilai Tumpul
Oleh karenanya, penting bagi masyarakat Indonesia mengetahui pedoman-pedoman menyelamatkan diri dari berbagai ancaman yang dapat datang kapan saja itu.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya angkat bicara soal potensi gempa berkekuatan 8,8 SR disertai tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa.
Adalah Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono yang memberikan penjelasan soal itu, melalui akun Twitter @DaryonoBMKG, Sabtu (20/7/2019).
Penjelasan Daryono itu lantas diteruskan oleh akun Twitter BMKG @infoBMKG.
• Begini Pengalihan Arus Lalu Lintas di Sekitar SUGBK Saat Final Piala Indonesia Besok
Daryono mengaku selama tiga hari terakhir diminta banyak pihak untuk membuat klarifikasi terkait potensi gempa di Selatan Jawa.
"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," tulisnya.
Khususnya wilayah selatan Jawa, kata Daryono, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia, merupakan generator gempa kuat.
• Sekjen PAN: Yang Mampu Hapus Air Mata Emak-emak Tersakiti, Dapat Bonus Elektoral di Pemilu 2024
"Sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," katanya.
Wilayah Samudra Hindia selatan Jawa, kata Daryono, sudah sering dilanda gempa besar dengan kekuatan di atas 7,0 SR.
Sejarah mencatat daftar gempa besar di Samudra Hindia pernah terjadi pada tahun 1863, 1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.
• 10 Bulan Berada di Luar Pemerintahan, PAN Sesak Napas
Sedangkan tsunami di Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.
"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar, bukanlah berita bohong," ucapnya.
Namun, kata Daryono, besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi, bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu.
• Pemerintah Kaji Track Record FPI untuk Tentukan Layak Diberi Izin Lagi Atau Tidak
Untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadinya, papar Daryono, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata, dengan cara membangun bangunan aman gempa.
Juga, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.
"Inilah risiko tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, inilah risiko yang harus kita hadapi."
• PKB Tak Rela Parpol yang Gaungkan Narasi Pemilu Curang Diajak Gabung Pemerintah Jokowi-Maruf Amin
"Apakah dengan kita mengetahui wilayah kita dekat dengan zona megathrust lantas kita cemas dan takut? Tidak perlu cemas dan takut," tuturnya.
Semua informasi potensi gempa dan tsunami, kata Daryono, harus direspons dengan langkah nyata dengan cara memperkuat mitigasi.
Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi, paparnya, maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa.
• Tolak Gerindra Masuk Pemerintahan Jokowi, Effendi Simbolon: Tak Perlu Dimanjakan
Peristiwa gempa bumi dan tsunami, ucap Daryono, adalah keniscayaan di wilayah Indonesia.
Yang penting dan harus dibangun, lanjut Daryono, adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya.
Juga, infrastruktur untuk menghadapi gempa dan tsunami yang mungkin terjadi.
• Bisa Cari Teroris yang Sembunyi, Jusuf Kalla Yakin Polisi Sanggup Tangkap Penyerang Novel Baswedan
Sebelumnya, dikutip dari Tribun Jogja, lautan yang berada di pantai selatan di DIY memiliki potensi bencana gempa bermagnitudo 8,8 dan tsunami hingga ketinggian 20 meter.
Wilayah ancaman berupa bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami di DIY terletak di pesisir selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia.
Hal ini diungkapkan pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko, dalam sesi jumpa media di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Rabu (17/7/2019).
• Isyarat Gabung Pemerintah, Prabowo Bakal Gantian Undang Jokowi Bertemu, Megawati akan Diajak
Dijelaskan, Samudra Indonesia/Hindia di selatan Pulau Jawa merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia, yang merupakan potensi sumber terjadinya gempa bumi tektonik.
Letak pertemuan lempeng di tengah laut, mengakibakan wilayah pesisir menjadi rentan terhadap bahaya tsunami, yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tersebut.
Widjo menyebut, pergeseran lempeng tersebut berakibat adanya potensi gempa megathrust yang memiliki potensi kekuatan hingga magnitudo 8,8 di selatan Pulau Jawa, sehingga menimbulkan tsunami.
• Siswa SMA Taruna Indonesia yang Tewas Ketika MPLS Sempat Mengigau Ampun Komandan Saat Koma
"Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda."
"Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8," jelasnya.
Berdasarkan permodelan, gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian mencapai 20 meter, dengan jarak rendaman sekitar tiga hingga empat kilometer.
• Rizieq Shihab Nikahkan Putrinya di Makkah, Ini Nama Menantunya
Dari permodalan itu, Widjo menyebut, gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30 menit seusai terjadi gempa besar.
"Jika BMKG membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain," paparnya.
Ia juga menjabarkan, daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa, khususnya di selatan DIY, cukup panjang, yaitu mulai dari daerah Cilacap hingga ke Jawa Timur.
• Wadah Pegawai Tegaskan Undang-undang Tak Atur Pimpinan KPK Harus Berasal dari Instansi Tertentu
Berdasarkan catatan, gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan gelombang tsunami pernah beberapa kali terjadi.
Di antaranya pada tahun 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7, dan pada 2006 yang menimbulkan tsunami di Pangandaran akibat gempa bermagnitudo 6,8.
"Pada gempa 1994, memang tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY."
• Golkar Sebut Jokowi Merah Rasa Kuning, tapi Cuma Sodorkan Lima Nama Calon Menteri
"Namun pada 2006, ada catatan terjadi tsunami di selatan DIY, tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk Pasir di Parang Kusumo," bebernya.
Kendati demikian, dari penelitian yang dilakukan, peristiwa gempa megathrust di selatan Pulau Jawa pernah terjadi dengan kekuatan magnitudo 9.
"Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama."
"Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar," jelasnya. (*)