Omnibus Law

Beredar Video Soeharto Temui Demonstran saat Unjuk Rasa 1967, Netizen Bandingkan dengan Jokowi

"Pejabat presiden Soeharto keluar dari kantornya untuk menemui massa yang berdemonstrasi tentang kondisi ekonomi negara, Jakarta tahun 1967," tulisnya

Editor: Mohamad Yusuf
tribunnews.com
Pendemo tampak melempar sepeda ke arah halte transjakarta yang terbakar saat demo UU Cipta Kerja di Jakarta, Kamis (8/9/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebuah video beredar menggambarkan sosok mantan Presiden RI Soeharto tengah menemui para demonstran pada tahun 1967.

Di mana Soeharto dengan lantang menemui ratusan pendemo yang memprotes kondisi perekonomian saat itu.

Video itu diunggah oleh akun Twitter @VideoSejarah, Kamis (8/10/2020).

 Rumah Warga yang OTG akan Dipasang Stiker Isolasi Mandiri, Jika Rumah Sempit Isolasi di Wisma Atlet

 Satpol PP DKI tidak akan Menindak Pengguna Masker Scuba dan Buff

"Pejabat presiden Soeharto keluar dari kantornya untuk menemui massa yang berdemonstrasi tentang kondisi ekonomi negara, Jakarta tahun 1967," tulisnya.

Dalam video berdurasi 58 detik itu tampak para pendemo berlarian sambil membawa bendera dan spanduk.

Video yang masih hitam putih itu juga menggambarkan beberapa personel angkatan bersenjata menggunaka tank.

Mereka juga membawa bawa senjata api laras panjang.

Beberapa spanduk yang tertulis, "Beras yes alasan Patjeklik no" dan "Hentikan tight money polycy."

Kemudian, terlihat Soeharto yang mengenakan safari ke luar ruangan untuk menemui para pendemo.

Ia langsung berdiri di depan mic dan pengeras suara.

Video itu pun mendapatkan 585 Retweets, 48 Quote Tweets, dan 1.800 Likes.

Namun, video itu juga justru menjadi perbandingan para netizen dengan kondisi saat ini.

Di mana aksi demonstran menolak UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) kemarin, gagal menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat.

Pasalnya Jokowi kemarin melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah untuk meninjau food estate.

Karena itu itu, netizen pun memberikan komentarnya dengan membandingkan dua pemimpin negara tersebut.

 Kisah Haru, Pengantin Wanita Meninggal saat Dirias Sejam Sebelum Ijab Kabul, Minta Dipasang Cincin

 Tanggapi Aksi Vandalisme di Musala Darusalam, Gubernur Banten Wahidin Halim: Jangan Dibesar-besarkan

Berikut reaksi para netizen:

@DanangLailatur
Klo presiden yg skrg begini, mungkin gak bakal banyak jatuh korban

@wanrosadi
Didemo, Soeharto temui pendemo.
Didemo, JKW ngacir tinggalkan pendemo.

Beda kelas sih

@Chrlfebsyh
Udh beda Ama jaman skrng kga punya jiwa kepemimpinan kga berani bertemu langsung sama rakyat nya

@jekaajeon1
ini bisa dicontoh lo pak, ngga mau nyoba? Kami udah memberikan suara kami buat bapak sehingga bapak kembali menjadi presiden sekarang ini, Jadi BISAKAH bapak MENDENGARKAN suara kami sekarang?

Kunjungan Kerja

Hari ini Kamis  Oktober 2020 akan menjadi puncak mogok nasional 3 hari dalam bentuk unjuk rasa.

Unjuk rasa yang dua hari ini sempat terjadi di sejumlah kota untuk menentang disahkannya Undang-undang Cipta Kerja.

Elemen mahasiswa dan buruh akan bergabung dan berunjuk rasa di depan Istana.

 Kapolres Jenguk Dua Mahasiswa yang Terluka Akibat Bentrokan, Semua Biaya Pengobatan Ditanggung Penuh

 Bisnis Anjlok, Aprindo Berharap Insentif dari Pemerintah

Namun Presiden Jokowi bertolak ke Yogyakarta pada Rabu (7/10/2020) sore dan kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah untuk meninjau food estate, pada Kamis (8/10/2020). 

Pihak istana membantan Presiden ketujuh RI itu menghindari aksi unjuk rasa mahasiswa dan buruh untuk menolak UU Cipta Kerja.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian menilai aksi mogok nasional yang dilakukan para buruh dalam memprotes Undang-undang (UU) Cipta Kerja dapat memperburuk perekonomian.

 Update: Perajin Jamu dan Oknum Polisi Pemeras Berpangkat AKBP Sudah Diperiksa, Salah Pasti Ditindak

Sebab, kata Donny, aksi mogok tersebut dilakukan di tengah pandemi Covid-19 saat perekonomian Indonesia tumbuh negatif. 

"Mogok kerja dalam pandemi ini juga sesuatu yang akan mengakibatkan perekonomian kita semakin memburuk, kita sekarang sedang recovery dan sedang berusaha untuk bangkit," kata Donny saat dihubungi, Rabu (7/10/2020).

"Ya saya kira semua pihak harus mendukung upaya pemerintah dalam mengembalikan perekonomian kita menjadi normal kembali," lanjut dia.

Donny mengingatkan, demontrasi bisa memunculkan kerumunan yang dapat menjadi medium penularan Covid-19.

 Sederhanakan Implementasi Raperda Penanggulangan Covid-19, Bapemperda DPRD DKI Kurangi Jumlah Pasal

Karena itu, demonstrasi bisa menjadi klaster penularan Covid-19.

Ia menyarankan sebaiknya para buruh menyampaikan protesnya secara konstitusional dengan menggugat UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Ingat ada protokol kesehatan ya kerumunnan bisa menciptakan klaster baru dan akan merugikan buruh sendiri," ucap Donny.

"Jadi saya kira kita harus bijak, kalau memang ada keberatan, sampaikan lewat jalur konstitusional, demo itu menjadi satu alternatif terakhir," tutur dia.

 Dapati Mobil Parkir Sembarangan, Satlantas Polres Tangsel Tidak Sengaja Ungkap Peredaran Sabu

Sebelumnya DPR mengesahkan omnibus law RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang melalui rapat paripurna, Senin (5/10/2020).

Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengetuk palu tanda pengesahan setelah mendapatkan persetujuan dari semua peserta rapat.

Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Supratman Andi Agtas dalam pemaparannya di rapat paripurna menjelaskan, RUU Cipta Kerja dibahas melalui 64 kali rapat sejak 20 April hingga 3 Oktober 2020. RUU Cipta Kerja terdiri atas 15 bab dan 174 pasal.

"Baleg bersama pemerintah dan DPD telah melaksanakan rapat sebanyak 64 kali: dua kali rapat kerja, 56 kali rapat panja, dan enam kali rapat timus/timsin yang dilakukan mulai Senin sampai Minggu, dimulai pagi hingga malam dini hari," ujar Supratman.

 Ribuan Spesimen Masih Antre Untuk Diperiksa, Wali Kota Bekasi Belum Bisa Evaluasi Hasil Maklumat

Merespons undang-undang tersebut, berbagai organisasi gerakan rakyat yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan Aliansi-aliansi Daerah menyerukan aksi mogok nasional pada 6, 7, dan 8 Oktober 2020.

Puncaknya, pada 8 Oktober akan digelar aksi besar-besaran di depan gedung DPR RI dan pemerintah daerah masing-masing kota.

Belakangan muncul aksi unjuk rasa akan langsung diarahkan ke istana.

 Bek Olympique Marseille Alvaro Gonzalez Diteror, Dikirimi 2 Juta Pesan WhatsApp

Ajakan Demo ke Istana 8 Oktober

Adapun seruan untuk unjuk rasa 8 Oktober ke Istana disampaikan BEM Seluruh Indonesia.

Dalam narasinya BEM menyebut bahwa tanggal 5 Oktober 2020 menjadi hari duka dan penghianatan sekaligus jadi simbol atas matinya hati nurani para Dewan Perwakilan Rakyat.

Terutama terhadap rakyat Indonesia dengan disahkannya Omnibus Law menjadi sebuah undang-undang di tengah kondisi negeri yang sedang sakit.

Saat hati rakyat telah tersakiti, buruh menjadi korban atas kerakusan para penguasa dan oligarki.

Pendidikan, perekonomian, kesehatan dan segala aspek kehidupan dikebiri, maka sampaikanlah keseluruh pelosok negeri, bahwa demokrasi kita telah mati!

 Bapemperda DPRD DKI Jakarta Bakal Pangkas Pasal di Dalam Raperda Penanggulangan Covid-19

Seruan untuk seluruh mahasiswa di Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk mengikuti aksi nasional yang diadakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Istana Rakyat

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang,
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan,
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan,
Maka hanya ada satu kata, "LAWAN"!

#CabutOmnibusLaw
#MosiTidakPercaya

Panjang Umur Perjuangan!

Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Hidup Perempuan Indonesia!

Jokowi Kunjungan Kerja

Saat mahasiswa dan buruh berencana menggelar aksi di depan Istana Negara, Kamis (8/10), Jokowi telah berangkat ke Yogyakarta hingga beberapa hari ke depan untuk kunjungan kerja.

Ia bahkan telah bertolak ke Yogyakarta pada Rabu (7/10) sore.

Dari Yogyakarta, Jokowi akan melanjutkan perjalanan ke Solo.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, selama seharian ini agenda Jokowi di Istana Bogor, termasuk menggelar rapat secara virtual.

Sore harinya Presiden terbang ke Jogja, untuk kemudian melanjutkan perjalanan via darat ke Solo.

Ilustrasi Presiden Joko Widodo disambut Gubernur NTT Viktor Laiskodat setibanya di Manggarai Barat, NTT, Kamis (1/10/2020). Jokowi hari ini kunjungan kerja namun bantah hindari unjuk rasa mahasiswa.
Ilustrasi Presiden Joko Widodo disambut Gubernur NTT Viktor Laiskodat setibanya di Manggarai Barat, NTT, Kamis (1/10/2020). Jokowi hari ini kunjungan kerja namun bantah hindari unjuk rasa mahasiswa. (Biro Pers/Setpres - Muchlis Jr)

Agenda Presiden Jokowi ke Solo untuk berziarah ke makam ibundanya, (Alm) Sudjiatmi Notomihardjo di Karanganyar.

Malam harinya dari Solo, Presiden kembali ke Jogja untuk menginap di Istana Kepresidenan Gedung Agung.

Adapun agenda Presiden Jokowi besok ialah melakukan kunjungan kerja ke Palangka Raya di Kalimantan Tengah.

Di Palangka Raya, Jokowi akan meninjau program Lumbung Pangan Nasional.

Heru menegaskan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Palangka Raya tidak ada hubungannya dengan rencana elemen mahasiswa dan buruh menggelar aksi di depan Istana Negara.

Agenda itu sudah disusun sejak lama.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KSP: Perekonomian Memburuk kalau Ada Mogok Kerja Saat Pandemi",  Penulis : Rakhmat Nur Hakim

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved