Gangguan Ginjal Akut
Satu Pasien Suspek di Jakarta Dinyatakan Negatif Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal
Sementara, satu pasien lainnya yang dirawat di RSUD Dr Moewardo Surakarta, Jawa Tengah, tidak termasuk kategori GGAPA.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Satu pasien suspek dinyatakan negatif Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA), setelah pemeriksaan lebih lanjut.
Satu suspek itu adalah pasien anak berusia 10 tahun di Jakarta, yang sebelumnya dilaporkan mengalami demam pada 26 Januari, dan ada keluhan tidak bisa buang air kecil (Anuria).
Sementara, satu pasien lainnya yang dirawat di RSUD Dr Moewardo Surakarta, Jawa Tengah, tidak termasuk kategori GGAPA, karena mengalami gagal ginjal yang disebabkan oleh penyakit bawaan.
Baca juga: Immanuel Ebenezer: Saya Yakin Ganjar Ingin Jadi Presiden YouTube Indonesia, Bukan Presiden RI
“Keduanya bukan pasien terkonfirmasi GGAPA,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan dr M Syahril di Jakarta, Jumat (10/2/2023), dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Wartakotalive sebelumnya memberitakan, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) muncul lagi, setelah sempat nihil sejak awal Desember 2022.
“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr M Syahril, Senin (6/2/2022), dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Dua kasus tersebut dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Kemenkes meminta agar Dinas Kesehatan pemerintah daerah lain, aktif memantau pasien dengan gejala GGAPA, dan segera merujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk Kemenkes untuk menangani pasien tersebut.
Satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion.
Pada 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria), kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan, dan pada 31 Januari mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.
Baca juga: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Anjlok. Maruf Amin: Biasa Itu, Kadang Turun Naik
Dikarenakan ada gejala GGAPA, maka direncanakan dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa.
Pada 1 Februari, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD, dan pasien sudah mulai buang air kecil.
Pada 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole, namun tiga jam setelah di RSCM, pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: KIB Dinilai Tunggu Langkah PDIP dan Arahan Jokowi untuk Tetapkan Capres-Cawapres
Sementara, satu kasus lainnya masih merupakan suspek, anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada 26 Januari, dan mengonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.
Dinkes DKI Jakarta: Suspek Gagal Ginjal Akut yang Negatif Didiagnosa Long Covid-19
Senin, 13 Februari 2023
Dinkes DKI Jakarta Tegaskan Kebijakan Penggunaan Obat Sirop jadi Kewenangan BPOM |
![]() |
---|
Polisi Terpanggil Selidiki Obat Sirup, Buntut Dua Bocah di Jakarta Alami Gangguan Ginjal Akut |
![]() |
---|
Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak Muncul Lagi di Jakarta, Beli Obat Sirop Tanpa Resep Dokter |
![]() |
---|
Waspada Obat Sirup, Dua Bocah Alami Gangguan Ginjal Akut di Jakarta, Ini Kronologinya |
![]() |
---|
Audiensi dengan Komisi IX DPR RI, Korban Gagal Ginjal Anak Desak Menkes dan BPOM Minta Maaf |
![]() |
---|