Gangguan Ginjal Akut

Dinkes DKI Jakarta: Suspek Gagal Ginjal Akut yang Negatif Didiagnosa Long Covid-19

Sakit gangguan ginjal akut sangat berbahaya, jika sembuh akan mengalami fase seperti penderita long covid.

Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Valentino Verry
warta kota/leonardus wical
Kepala Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama menyatakan sakit gangguan ginjal akut cukup berbahaya bagi penderitanya, karena akan mengalami fase seperti long covid. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menegaskan bahwa satu pasien suspek gangguan ginjal akut yang telah dinyatakan negatif, tidak memiliki gejala Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Hal tersebut disampaikan usai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan suspek gangguan ginjal akut telah negatif, Jumat (10/2/2023) lalu.

"Jadi memang gejala pasien ini tidak khas untuk GGAPA ya," ujar Kepala Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama melalui pesan singkat WhatsApp kepada Warta Kota, Senin (13/2/2023).

Ngabila menjelaskan, penyakit anak yang sebelumnya dirawat di RSCM Jakarta itu malah lebih mengarah kepada kondisi long Covid-19.

Ia juga menyampaikan informasi total kasus gagal ginjal akut sepanjang tahun 2022, terdapat 63 orang.

"Dari jumlah tersebut, 80 persen merupakan balita dan anak-anak. Kemudian, 60 persen pasien meninggal dunia," kata Ngabila.

Baca juga: 33 Persen Penyintas Covid-19 Alami Long Covid, tapi Bisa Sembuh Diobati Tiga Hingga Enam Bulan

Kemudian pada tahun 2023 (hingga saat ini), terdapat satu anak yang terkonfirmasi kasus gagal ginjal akut.

Di mana kata Ngabila, anak tersebut telah meninggal dunia pada 1 Februari 2023 yang lalu.

Diberitakan sebelumnya, satu pasien suspek Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) dinyatakan negatif setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Ada Kasus Gagal Ginjal Akut Perdana di Solo, Tegar Putu Hena Desak Jokowi Turun Tangan

Adapun satu suspek yang dimaksud adalah pasien anak berusia 10 tahun di DKI Jakarta yang sebelumnya dilaporkan mengalami demam pada 26 Januari 2023 dan ada keluhan tidak bisa buang air kecil (Anuria).

Sementara satu pasien lainnya yang dirawat di RSUD Dr Moewardo Surakarta, Jawa Tengah tidak termasuk ke dalam kategori GGAPA karena mengalami gagal ginjal yang disebabkan oleh penyakit bawaan.

“Keduanya bukan pasien terkonfirmasi GGAPA” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), M Syahril.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved