Virus Corona
40 Hari Hasil Tes Swab 8 Orang di Bekasi Tak Kunjung Keluar, Anies Kirim Tim, Satu Hari Selesai
"Alhamdulillah seluruh anggota keluarga pak Syahrul dinyatakan negatif. Mereka bisa kembali beraktivitas.," kata Anies.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebanyak delapan orang dalam satu keluarga di Bekasi, mengaku diambil tes swab bulan Maret.
Namun hingga sekarang lebih dari 40 hari kemudian ia belum mengetahui hasilnya.
Akibat ketidakpastian ini ia tidak bisa bekerja, dan seluruh anggota keluarganya masih dalam isolasi mandiri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Syahrul Rahmadi di siaran program Mata Najwa.
Kemudian hal itu langsun ditindak lanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
• BREAKING NEWS: Tiga Jemaah Positif Corona Salat Tarawih di Musala, 30 Warga Tambora jadi ODP
• Catat! Mulai Besok Warga yang Menggunakan Transportasi Umum di Depok, Wajib Kantongi Surat Tugas
• Pemprov DKI Jakarta Jamin Biaya Pendidikan Anak-anak Tenaga Kesehatan yang Meninggal hingga Kuliah
"Rabu lalu dipertemukan dengan Pak Syahrul Rahmadi di @MataNajwa, beliau suami dari almarhumah Ninuk Dwi, perawat RSCM, tenaga medis pertama di Indonesia yang gugur dalam tugas melawan Covid-19.," kata Anies dalam unggahannya di Instagram @aniesbaswedan, Minggu (10/5/2020).
Syahrul bercerita mengenai kesulitan yang ia dan keluarga hadapi pasca meninggalnya sang istri.
Delapan orang keluarganya menjadi ODP dan diambil tes swab bulan Maret.
Namun hingga sekarang lebih dari 40 hari kemudian ia belum mengetahui hasilnya.
Akibat ketidakpastian ini ia tidak bisa bekerja, dan seluruh anggota keluarganya masih dalam isolasi mandiri.
"Ini tidak bisa dibiarkan, keluarga tenaga kesehatan yang ditinggalkan tidak boleh terbebani lagi oleh hal-hal semacam ini.
Esoknya, hari Kamis kami kirim tim dari Dinkes DKI untuk mengambil ulang tes swab pada seluruh keluarganya di Bekasi," kata Anies.
Hasil tes swab oleh Labkesda DKI langsung keluar malam itu juga.
"Alhamdulillah seluruh anggota keluarga pak Syahrul dinyatakan negatif. Mereka bisa kembali beraktivitas.," kata Anies.
• Catat, Ini Kategori Penumpang yang Diperbolehkan Melakukan Penerbangan Rute Domestik
• Ini Kondisi Ferdian Paleka saat Sekarang, Kepala Diplontosi
• Pemerintah Terbitkan Surat Edaran Pembayaran THR Karyawan 2020, ini Kabar Baik dan Buruknya
• Ditipu Ojol Modus Motor Kehabisan Bensin, Baim Wong: Aktingnya Bagus Banget
Sebagai dukungan kepada tenaga kesehatan Covid-19, lanjutnya, sejak Maret 2020 Pemprov DKI telah memberikan tambahan insentif, akomodasi di hotel milik DKI.
Termasuk fasilitas transportasi bus TransJakarta khusus tenaga medis.
Sebagai bentuk hormat pihaknya, selain santunan kematian, bagi putra-putri dari tenaga kesehatan Covid-19 yang gugur, Pemprov DKI juga akan menjamin seluruh biaya pendidikannya sampai kuliah.
"Kami menyadari sebesar apapun santunan, jaminan sosial tidak akan pernah bisa menyamai perjuangan dan pengorban para tenaga medis ini.
Pada mereka kami haturkan rasa hormat dan rasa terima kasih yang tak terhingga. Ibukota bangga pada ibu, bapak, dan rekan-rekan semua." katanya.
Kebutuhan APD
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan, saat ini kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan dalam mengangani Covid-19 naik hingga dua kali lipat.
Dulu yang hanya 5.000 APD setiap hari, kini kebutuhannya menjadi 10.000 APD per hari.
“Di Jakarta konsumsi APD saat April itu 5.000 unit per hari, dan hari ini sudah 10.000 per hari,” kata Anies Baswedan saat menerima bantuan dampak Covid-19 dari PT Repower Asia Tbk pada Selasa (5/5/2020) lalu.
Oleh pemerintah, kegiatan itu dipublikasikan ke melalui akun YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Rabu (6/5/2020) kemarin.
• Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa Beraksi lagi, Bagikan Dus Mie Isi Uang Jutaan, Sindir Ferdian Paleka
• Tak Kunjung Menyerahkan Diri, Polisi Siap Berikan Tindakan Tegas Youtuber Ferdian Paleka
Dalam kesempatan itu, Anies menyebut pemerintah sudah harus memikirkan produksi APD secara masif.
Menurutnya, yang menjadi tantangan tidak hanya pada kemampuan menjahitnya, tapi kualitas bahan yang digunakan.
Kualitas harus diutamakan agar tenaga kesehatan dapat terlindungi dari penyakit Covid-19 saat menangani pasien.
• Ternyata jika ABK Meninggal di Kapal, Jenazahnya Dilarung ke Laut, Ini Penjelasannya dari Kemenhub
• Ferdian Paleka Belum Menyerahkan Diri, Polisi: Orangtua tetap Melindungi Anaknya
• YLKI: Kemenhub Longgarkan Larangan Mudik Lebaran Kebijakan Blunder, tidak Sejalan dengan Jokowi
“Jadi memang tantangan yang kami hadapi tidak kecil, karena itu semua bantuan memberikan manfaat.
Dan bagi kami tidak ada (bantuan) yang besar dan yang kecil,” ujarnya.
“Misalnya 10 bantuan APD itu menyelamatkan 10 tenaga medis, jadi tidak ada 10 APD yang dikasih lalu dibandingkan dengan (kebutuhan) 10.000 APD.
Bila tidak ada itu (APD), tenaga medis akan kerepotan menangani pasien,” tambahnya.
Garda Terdepan
Alih-alih mendapat apresiasi dari lingkungan rumahnya, tenaga kesehatan di DKI Jakarta justru mendapatkan stigma.
Terutama, bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tenaga kesehatan di wilayah setempat mengalami tekanan yang cukup besar.
• Dianggap Bisa Jerat Siapa Saja Tanpa Alat Bukti Kuat, Kivlan Zen Uji Materi Undang-undang Darurat
Selain tekanan karena pekerjaannya yang berhadapan dengan penyakit menular, mereka juga mendapat perlakuan yang kurang bersahabat dari masyarakat di tempat tinggalnya,
“Tenaga medis ini mengalami tekanan besar dari pekerjaan, karena sudah mengenakan APD (alat pelindung diri), praktis tidak bisa lakukan apa-apa."
"Karena tidak bisa dibuka APD itu sampai 4 jam, bahkan kalau sanggup 6 jam,” kata Anies Baswedan saat menerima bantuan dampak Covid-19 dari PT Repower Asia Tbk, Selasa (5/5/2020) lalu.
• Transportasi Massal Boleh Beroperasi Lagi ke Luar Daerah Mulai 7 Mei 2020 tapi Penumpangnya Khusus
Oleh pemerintah, kegiatan itu dipublikasikan melalui akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Kata Anies Baswedan, para tenaga kesehatan juga mengalami hal berat ketika berada di tempat tinggalnya.
Warga di sekitar rumahnya cenderung ‘menjauhi’ tenaga kesehatan karena tahu mereka menangani pasien Covid-19.
• Pejabat Negara Dibolehkan Bepergian Asal Tidak Mudik, Komisi V DPR Minta Syarat Tes Covid-19 Negatif
Karena itu, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 700 tempat tidur di hotel yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jaktour, untuk tenaga kesehatan.
“Kami ingin mengubah, bahwa tenaga medis itu bukan sebagai garda depan."
"Ini berbeda dengan kejadian bencana alam, bahwa garda terdepan adalah tenaga medis.”
• BIN Gelar Rapid Test di Terowongan Kendal Menteng, yang Positif Langsung Diantar ke Wisma Atlet
“Tapi dalam Covid-19 ini, garis depan adalah kita semua."
"Kalau kita gagal mencegah dan jebol pertahanan (kesehatan) kita, jadi pasien lalu masuk garda belakang."
"Pertahanan terakhir kita adalah tenaga medis untuk revocery (pemulihan),” tambahnya.
• Koordinator MAKI Bakal Laporkan Harun Masiku ke Polisi Sebagai Orang Hilang
Berdasarkan catatannya, dokter spesialis paru-paru di Indonesia ada 800 orang.
Sementara, di Jakarta ada 200 orang dan merekalah yang menangani pasien Covid-19 di Jakarta.
“Jadi di Jakarta itu (dokter spesialis paru-paru) satu per empatnya dari semua spesialis paru di Indonesia,” ungkapnya.
• Hanafi Rais Mundur Bikin Kader yang Kecewa Berniat Dirikan PAN Reformasi
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan, kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan dalam mengangani Covid-19, naik hingga dua kali lipat.
Dahulu yang hanya 5.000 APD setiap hari, kini kebutuhannya menjadi 10.000 APD per hari.
“Di Jakarta konsumsi APD saat April itu 5.000 unit per hari."
• Gaji Dewan Pengawas Sampai Seratusan Juta, Pakar Hukum Bilang KPK Berubah Jadi Kantor Pencari Nafkah
"Dan hari ini sudah 10.000 per hari,” kata Anies Baswedan saat menerima bantuan dampak Covid-19 dari PT Repower Asia Tbk, Selasa (5/5/2020).
Oleh pemerintah, kegiatan itu dipublikasikan melalui akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan menyebut pemerintah sudah harus memikirkan produksi APD secara masif.
• Terbitkan SE 4/2020, Doni Monardo: Saya Tegaskan Sekali Lagi, Mudik Dilarang, Titik!
Menurutnya, yang menjadi tantangan tidak hanya pada kemampuan menjahitnya, tapi kualitas bahan yang digunakan.
Kualitas harus diutamakan agar tenaga kesehatan dapat terlindungi dari penyakit Covid-19 saat menangani pasien.
“Jadi memang tantangan yang kami hadapi tidak kecil, karena itu semua bantuan memberikan manfaat."
• Tiga Wanita Penumpang KRL Asal Bekasi yang Positif Covid-19 Masuk Kategori Orang Tanpa Gejala
"Dan bagi kami tidak ada (bantuan) yang besar dan yang kecil.”
“Misalnya 10 bantuan APD itu menyelamatkan 10 tenaga medis, jadi tidak ada 10 APD yang dikasih lalu dibandingkan dengan (kebutuhan) 10.000 APD."
"Bila tidak ada itu (APD), tenaga medis akan kerepotan menangani pasien,” tambahnya.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia; Pasien Sembuh Tembus 2.317 Orang, 12.438 Positif, 895 Wafat
Rp 5 Triliun
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan dana penanganan Covid-19 hingga Rp 5 triliun lebih.
Dana itu dimasukan dalam pos anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2020.
“Terkait kesediaan anggaran pelaksanaan bansos, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan anggaran dalam bentuk Belanja Tidak Terduga sebesar Rp 5,032 triliun dalam rangka penanganan Covid-19,” kata Anies berdasarkan keterangan yang diterima dari PPID DKI Jakarta pada Kamis (7/5/2020) malam.
Menurutnya, dana tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu dan apabila dibutuhkan, jumlahnya dapat juga ditambahkan.
Kata dia, anggaran tersebut dialokasikan untuk penanganan tiga sektor.
• Ternyata jika ABK Meninggal di Kapal, Jenazahnya Dilarung ke Laut, Ini Penjelasannya dari Kemenhub
• Ferdian Paleka Belum Menyerahkan Diri, Polisi: Orangtua tetap Melindungi Anaknya
• YLKI: Kemenhub Longgarkan Larangan Mudik Lebaran Kebijakan Blunder, tidak Sejalan dengan Jokowi
Di antaranya penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi dan penanganan jaring pengaman sosial (termasuk bantuan sosial).
“Saat ini, Pemprov DKI Jakarta sedang dalam proses pendataan untuk distribusi bansos tahap dua,” ujar Anies.
“Pendataan itu dengan mendapatkan usulan dan masukan unsur RT/RW. Pemprov DKI Jakarta juga mendukung proses distribusi bansos dari Kemensos melalui tim Dinas Sosial dan Suku Dinas Sosial di masing-masing wilayah DKI Jakarta,” tambah Anies.
Dana yang dikucurkan ini naik sekitar Rp 2 triliun seperti yang diungkapkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta Edi Sumantri pada Jumat (3/4/2020) lalu.
Saat itu Edi memaparkan DKI menyiapkan dana untuk penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 mencapai Rp 3,032 triliun.
• Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa Beraksi lagi, Bagikan Dus Mie Isi Uang Jutaan, Sindir Ferdian Paleka
• Tak Kunjung Menyerahkan Diri, Polisi Siap Berikan Tindakan Tegas Youtuber Ferdian Paleka
Sampai April, anggaran BTT yang telah dialokasikan sebesar Rp 1,032 triliun, dan akan ditambahkan Rp 2 trilun untuk digunakan sampai akhir Mei mendatang.
Anggaran tersebut merupakan anggaran riil, karena pengalokasian anggarannya telah ditandatangani berdasarkan aturan sejak 19 dan 26 Maret 2020.
Adapun dasar hukum alokasi anggaran tersebut adalah Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 162 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020.
Kemudian Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Nomor 162 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020.
Adapun alokasi anggaran tersebut berasal dari pemanfaatan BTT, penundaan sejumlah Penanaman Modal Daerah (PMD) khususnya anggaran infrastruktur pelaksanaan Formula E, penundaan pembelian tanah, pemangkasan tunjangan kinerja daerah (TKD) pegawai dan sebagainya.
Nantinya anggaran ini dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan sejumlah Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait dalam penanggulangan Covid-19.
Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak mampu menyalurkan bansos untuk 1,1 juta warganya. Sebab DKI tak memiliki anggaran dan meminta pemerintah pusat untuk menyalurkan bansos kepada 1,1 juta warga Jakarta.
Menurutnya, jumlah penerima bansos secara keseluruhan ada 4,7 juta kepala keluarga (KK). Awalnya 1,1 juta warga DKI ditanggung pemerintah daerah, sedangkan sisanya 3,6 juta warga lain ditanggung pemerintah pusat.
Namun lantaran DKI meminta 1,1 juta warganya ditanggung pemerintah pusat, sehingga total yang dibebankan kepada pemerintah pusat menjadi 4,7 juta KK.
“Kemarin dapat laporan dari pak Menko PMK (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy), DKI yang tadinya cover 1,1 juta warga mereka, namun tidak ada anggaran dan meminta pemerintah pusat untuk cover 1,1 juta warga DKI,” kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (6/5/2020). (faf)