Tiga Petugas KPK Sempat Dikepung Warga Jember, Disangka Komplotan Penculik
TIGA petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpaksa diamankan ke Mapolsek Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur, karena dikepung warga.
TIGA petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpaksa diamankan ke Mapolsek Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur, karena dikepung warga.
Ketiga anggota KPK tersebut dikepung warga karena diduga merupakan komplotan penculik yang selama ini meresahkan masyarakat.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron membenarkan informasi tersebut.
• Kena Stigma Negatif, Ojek Online Ogah Masuk Perumahan Tempat Tinggal Pasien Virus Corona di Depok
Tiga petugas KPK itu diamankan warga setempat dan dibawa ke Mapolsek, saat sedang melakukan penyelidikan tertutup yang umumnya berujung pada operasi tangkap tangan (OTT).
"Itu sudah kejadian lama, sudah sekitar dua minggu lalu," ungkap Ghufron saat dikonfirmasi, Rabu (4/3/2020).
Ia menyebut peristiwa yang terjadi sekira pertengahan Februari lalu itu hanya kesalahpahaman.
• Bukan Kena Virus Corona, Warga Bekasi yang Meninggal di Cianjur karena Sakit Jantung dan Paru-paru
Hal ini lantaran tim saat itu sedang melakukan penyelidikan tertutup yang tidak menginformasikan kepada pihak kepolisian maupun masyarakat sekitar.
"Pada saat mengadakan penyelidikan dengan sistem tertutup itu, kami kan langsung turun ke masyarakat yang menjadi target untuk mengumpulkan bukti dan keterangan."
"Pada saat itu memang ya namanya menggunakan sistem tertutup, petugas kami tidak menunjukkan identitas sebagai KPK karena memang silence," papar Ghufron.
• Penimbun Masker dan Sembako Bisa Dipenjara 5 Tahun dan Denda Rp 50 Miliar, Pengusaha Diminta Peduli
Ghufron menyatakan, kesalahpahaman ini dapat diselesaikan setelah petugas KPK yang sempat dibawa ke Mapolsek Sukowono, menjelaskan duduk persoalan.
Setelah kesalahpahaman diselesaikan, petugas KPK kemudian dilepaskan.
"Setelah sampai di Mapolsek Sukowono, kemudian baru dijelaskan."
• Tabrakan Beruntun di Tol Cipali, Satu Orang Tewas, 6 Luka-luka, Ini Daftar Nama Korban
"Dan ya memang sempat dibawa ke Mapolsek namun tidak ada pengeroyokan."
"Tidak ada apa-apa, tim kami tidak ada yang mengalami apa-apa," ujarnya.
Lantaran keburu diamankan, Ghufron mengakui tim yang diterjunkan ke lapangan saat itu tidak mendapat bukti yang diperlukan dalam proses penyelidikan tertutup.
• Jokowi: Sebagian Besar Pasien Virus Corona Bisa Sembuh, Solidaritas Sosial Kita Diuji
Atas peristiwa ini, pimpinan KPK kemudian mengubahnya menjadi penyelidikan dengan meminta keterangan pihak-pihak terkait.
Meski demikian, Ghufron tak menjelaskan secara rinci dugaan korupsi yang sedang diselidiki.
"Karena kemudian tidak bisa menggunakan sistem penyelidikan tertutup, sehingga kemudian sejak seminggu yang lalu kami ubah dengan penyelidikan terbuka."
"Ya sudah kita panggil mereka ke KPK, dan sudah dua orang yang dilakukan penyelidikan," beber Ghufron.
Insiden di PTIK
Komisi III DPR mencecar Kapolri Jenderal Idham Azis terkait keberadaan tersangka Harun Masiku.
Kepada Kapolri, anggota Komisi III Fraksi PAN Sarifuddin Sudding mempertanyakan keberadaan Harun Masiku di PTIK, saat OTT KPK yang menjerat eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
"Saya ingin konfirmasi, karena ini pertanyaan publik yang sudah ramai diberitakan tentang kejadian di PTIK," ujar Sarifuddin di Ruang Rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2020).
• HARI Ini Luthfi Alfiandi Divonis, Bisa Langsung Bebas Jika Putusan Hakim Sesuai Tuntutan Jaksa
Informasi itu, kata Sudding, seakan-akan menyoroti institusi kepolisian menghalangi kerja KPK.
Untuk itu, dia meminta Idham Azis menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Merespons Sudding, Idham Azis menjelaskan pihaknya tidak mengetahui pasti kejadian itu.
• Jokowi Baru Tahu Soedirman Wafat karena TBC, Jenderal Besar Pernah Gerilya dengan Satu Paru-paru
Namun, Idham Azis mengungkapkan, saat itu di PTIK sedang ada proses sterilisasi, karena esok harinya akan ada agenda olahraga Wakil Presiden Maruf Amin.
"Begini, Pak, kejadian di PTIK ini kami waktu hari kejadian sebenarnya ada agenda Bapak Wapres."
"Paginya akan melaksanakan olahraga pagi. Ini sudah menjadi kebiasaan Bapak Wapres di Mako TNI-Polri."
• KURANG Kasih Sayang Orang Tua, Siswi SMP Bikin Prank Mengaku Diculik, 10 Menit Dibongkar Polisi
"Dalam satu minggu dua kali beliau keliling salah satu manajemen, silaturahmi yang dia terapkan selama ini," ungkap Idham Azis.
"Kebetulan kami kena giliran di PTIK. Sesuai protap kita sejak malam di-clear-kan di sana."
"Kalau terus ketemu, misalnya beberapa penyelidik KPK, Polri tidak tahu apa proses yang ada di dalam."
• LUAR Biasa! Cristiano Ronaldo Jadi Orang Pertama yang Punya 200 Juta Pengikut di Instagram
"Itu yang saya tahu yang dilaporkan Gubernur PTIK dan Kadiv Propam tentang kasus di PTIK," jelasnya.
Sarifuddin kembali melontarkan pertanyaan kepada Kapolri.
Ia ingin Idham Azis mengonfirmasi kebenaran keberadaan Harun Masiku di PTIK.
• SEWA Kamar di Gang Royal Rp 30 Ribu, Ada Tisu yang Dinamai Sesuai Catatan Transaksi
"Bukan itu yang saya tanyakan, apakah benar Harun Masiku bersama seseorang ada berlindung di PTIK?" Tanya Sarifuddin.
"Kami tidak tahu masalah itu, mungkin informasi di luar sedang seliweran kami sendiri tidak tahu," jawab Idham Azis.
Sebelumnya, Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono mengakui polisi sempat menahan penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saat menyambangi Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
• Hujan Sebentar Genangan di Mana-mana, Ketua Komisi D DPRD Nilai Pemprov DKI Tak Siap Hadapi Banjir
Hal itu terjadi dalam rangkaian operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, Rabu (8/1/2020).
Bukan hanya itu, penyelidik KPK tersebut juga harus menjalani tes urine dan ditahan sampai Kamis (9/1/2020) pagi.
• PM Kanada: Pesawat Ukraina Jatuh karena Ditembak Misil Iran
"Memang itu merupakan SOP-nya."
"Untuk menjaga jangan sampai ada orang yang tidak bertanggung jawab masuk ke dalam STIK-PTIK,” kata Argo Yuwono, Jumat (10/1/2020).
Menurutnya, apa yang dilakukan polisi adalah hal yang wajar dan sesuai SOP.
• Prabowo: Kedaulatan Harga Mati, tapi Kita Jangan Panas-panasin
"Jika orang tidak dikenal masuk ke PTIK, maka dia akan dimintai keterangan terkait keperluannya."
"Namun setelah diselidiki ternyata orang yang ditanyai tersebut adalah anggota KPK, yang ingin melaksanakan salat di masjid STIK-PTIK."
"Dan telah dijemput oleh direktorat terkait, tadi," ujar Argo Yuwono.
• VIDEO Detik-detik Rudal Iran Hajar Pesawat Ukraina, PM Kanada Bilang Mungkin Tidak Disengaja
Namun, Argo Yuwono tidak merinci mengapa penyelidik KPK harus menjalani tes urine dan ditahan sampai Kamis (9/1/2020) pagi.
Sebelumnya, Plt Jubir KPK Ali Fikri mengatakan, peristiwa di PTIK hanya salah paham.
Ali mengklaim saat itu tim KPK hanya mampir di masjid sekitar untuk melaksanakan salat.
• Setelah Sri Mulyani, Bekas Menteri SBY Mari Elka Pangestu Ditunjuk Jadi Direktur Bank Dunia
"Hanya kesalahpahaman saja. Jadi memang saat itu petugas kami ada di sana untuk melaksanakan salat di masjid."
"Kemudian di sana ada pengamanan sterilisasi tempat," jelas Ali Fikri di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (9/1/2020) malam.
Ia mengakui Tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menyambangi Kompleks PTIK, Jakarta Selatan, dalam rangkaian OTT terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
• Reynhard Sinaga Mengaku Pernah Kerja di Manchester United, Setan Merah Langsung Membantah
Berdasarkan informasi yang beredar, saat itu tim KPK sedang berupaya mengamankan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang diduga terkait kasus dugaan suap yang menjerat Wahyu Setiawan.
Namun saat tiba di Kompleks PTIK yang diduga menjadi lokasi Hasto Kristiyanto, tim KPK diperiksa oleh polisi yang sedang bertugas di lokasi. Bahkan, tim KPK sempat menjalani tes urine.
Ali tak merespons saat awak media mengonfirmasi mengenai rencana tim KPK mengamankan Hasto Kristiyanto.
• VIDEO Pesawat Ukraina Menhunjam Tanah Setelah Ditembak Rudal Iran, Puing Berapi Jatuh Bak Meteor
Ali hanya menjelaskan dan mengakui tim KPK sempat ditahan dan diperiksa oleh petugas keamanan setempat.
"Oleh petugas di sana tim KPK sempat dicegat dan kemudian dicari identitasnya."
"Sampai kemudian diproses di situ ditanya seterusnya, kemudian seperti yang saudara tadi sampaikan tes urine dan lain-lain, seolah ada orang yang ingin berbuat."
• Pemerintah Bakal Bangun Pangkalan Militer di Natuna, Kapal Ikan Cina Tinggalkan ZEE Indonesia
"Tentunya ada kesalahpahaman di sana," papar Ali Fikri.
Menurut Ali, kesalahpahaman itu berakhir setelah tim KPK menyampaikan identitasnya. Tim pun dilepaskan.
"Kemudian diberitahukan petugas KPK lalu kemudian dikeluarkan," terang Ali Fikri. (Ilham Rian Pratama)