Gelar Pahlawan Nasional
Soeharto Jadi Pahlawan, Amanatun Mau Ditelanjangi, Romo Magnis Sebut Sadis, Fadli Zon: Mana Buktinya
Saat ini sedang heboh soal wacana Soeharto mau diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah. Penolakan keras pun terjadi.
Saat itu, dirinya ditangkap hanya karena membela kakaknya yang ditahan tanpa adanya surat perintah.
"Kemudian dijebloskan di kantor polisi, diinterogasi sampai pagi. Saya melihat penyiksaan kepada kakak saya dan teman-teman yang ada," katanya.
Amanatun pun menceritakan perlakuan yang dialaminya jauh dari kata manusiawi.
Di mana para aparat memberikan makanan dengan cara dilempar dan ditempatkan di ruang sel yang tidak layak.
Setelahnya, dirinya dibawa ke Komando Distrik Militer (Kodim) di mana saat itu dirinya sempat diminta membuka seluruh pakaiannya (ditelanjangi).
"Saya melawan, melindungi diri. Tadinya mau ditelanjangi di hadapan teman laki-laki semuanya," tambahnya.
Amanatun, yang saat peristiwa itu berusia 27 tahun menceritakan bagaimana banyak korban Tragedi Tanjung Priok lain disiksa dan dibunuh tanpa proses hukum.
"Di Priok itu (korban) dilindas pakai tank, bekasnya remuk sekali dan sudah jadi serpihan-serpihan," katanya.
Dia pun menilai bahwa memberi gelar pahlawan kepada Soeharto sama saja dengan menutup mata atas penderitaan keluarga korban Tanjung Priok.
Sebab, pengakuan terhadap Soeharto sebagai pahlawan akan melukai hati para korban yang belum mendapatkan keadilan.
"Dengan kondisi seperti itu, pantaskah seorang pemimpin, seorang negarawan kemudian memperlakukan rakyatnya seperti itu?" ucapnya.
"Terus dia punya kebaikan yang satu, terus dijadikan pahlawan, tapi semua perbuatannya jelek, apa bisa masuk akal tidak kalau dia itu seorang pahlawan?" tandasnya.
Sebelumnya, cendekiawan Franz Magnis-Suseno atau Romo Magnis juga menolak terhadap pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto.
Meski mengakui sejumlah jasa Soeharto, Romo Magnis menegaskan bahwa seorang pahlawan nasional dituntut untuk tidak memiliki catatan kelam yang melanggar etika bahkan kejahatan kemanusiaan.
Hal itu disampaikan Romo Magnis saat konferensi pers terkait penolakan gelar pahlawan kepada Soeharto yang dihadiri para aktivis, akademisi hingga tokoh agama di Gedung YLBHI, Menteng, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
| Eks Menkumham Khawatir Gelar Pahlawan pada Soeharto, Yasonna: Kontroversinya Tinggi, Hati-hati lah |
|
|---|
| Polemik Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Juru Kunci Sukirno: Peziarah Malah Mendesak |
|
|---|
| Soeharto Mau Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ganjar Sebut Marsinah Lebih Pantas, Ini Reaksi Ketua MPR |
|
|---|
| Sri Sultan Hamengkubuwono II Diusulkan Mendapat Gelar Pahlawan Nasional |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/soeharto1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.