Gelar Pahlawan Nasional

Soeharto Jadi Pahlawan, Amanatun Mau Ditelanjangi, Romo Magnis Sebut Sadis, Fadli Zon: Mana Buktinya

Saat ini sedang heboh soal wacana Soeharto mau diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah. Penolakan keras pun terjadi.

Editor: Valentino Verry
kompas.com
PAHLAWAN NASIONAL - Almarhum Presiden ke-2 RI Soeharto sedang disorot karena pemerintah ingin memberi gelar pahlawan nasional. Namun, menurut aktivis HAM, tangan Soeharto penuh darah. 

Ringkasan Berita:- Korban Tragedi Tanjung Priok 1984 menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto.

- Romo Magnis sebut Soeharto sosok sadis karena menjadi pelaku genosida.
 
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon menepis semua tuduhan karena tak ada bukti. Menurutnya, Soeharto pemimpin yang baik.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Saat ini sedang ramai soal rencana pemerintah yang akan memberikan gelar pahlawan nasional terhadap Presiden ke-2 RI Soeharto.

Jika rencana ini mulus, almarhum Soeharto akan dapat gelar pahlawan nasional pada 10 November mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Untuk mengungkap perilaku asli Soeharto, sejumlah aktivis menggelar diskusi bertema 'SoehartoBukanPahlawan', Rabu (5/11/2026), Jakarta.

Untuk menambah daya dobrak diskusi itu, didatangkan Amanatun Najariyah, yang merupakan korban dari tragedi Tanjung Priok 1984.

Baca juga: Fadli Zon Tetapkan 24 Nama Calon Pahlawan Nasional Hasil Seleksi 49 Nama Usulan, Ada Soeharto?

Dalam diskusi yang dihadiri wartawan ini, Amanatun menceritakan secara lantang peristiwa Tanjung Priok yang sangat seram.

Mahasiswa yang turut hadir terlihat geleng-geleng kepala, menandakan sadisnya Soeharto.

Beranjak dari kursi coklat, Amanatun berteriak “Ada tidak suratnya? Ada tidak perintahnya penangkapan ini? Terus kakak saya mau dibawa kemana?”. 

Kejadian itu membuat seisi ruangan yang dipenuhi kurang lebih 50 orang langsung terasa sunyi.

Baca juga: Eks Menkumham Khawatir Gelar Pahlawan pada Soeharto, Yasonna: Kontroversinya Tinggi, Hati-hati lah

Amanatun juga memperagakan bagaimana seorang ‘komandan’ memperlihatkan pistol kepadanya. 

“Ini mau sikat gigi kan”, ucap dia sambil memperagakan sedang membuka tas kecil.

Apa yang disampaikannya ini merupakan peristiwa kelam yang dialaminya ketika dirinya harus dijemput paksa dan dijembloskan ke Penjara oleh aparat militer saat peristiwa Tanjung Priok tahun 1984, lalu.

Maka jangan heran bila Amanatun menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto

Dia menyebut, penolakan tersebut datang bukan karena sekadar luka di masa lalu. 

Baca juga: Polemik Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Juru Kunci Sukirno: Peziarah Malah Mendesak

Melainkan, kata dia, persoalan ketidakadilan yang masih dirasakan. 

"Saya tidak rela kalau Soeharto itu dijadikan pahlawan, karena saya sendiri sampai sekarang tidak mendapatkan pengadilan yang hak untuk diri saya," ucap Amanatun dikutip dari Tribunews.com.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved