Kereta Cepat Whoosh

Ichsanuddin Noorsy Sikat Jokowi soal Whoosh, Budi Prasetyo: Penyelidikan KPK lagi Jalan

Pengamat eknomi Ichsanuddin Noorsy tegas tak setuju pada jawaban Jokowi soal kereta cepat Whoosh untuk layanan sosial.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews
WHOOSH - Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy tak setuju pada pendapat Jokowi bahwa kereta cepat whoosh diadakan untuk layanan sosial. 

Menurut Noorsy, Purbaya juga salah dalam persoalan ini.

"Ini belum bayar pokok, belum bayar cicilan pokok. Dia baru berjalan 'penak-penak' grace period, baru bayar bunga. Nah, baru bayar bunga saja sudah kena kerugian Rp2 triliun," paparnya.

KASUS WHOOSH - Jubir KPK Budi Prasetyo mengatakan pihaknya sedang mendalami kasus Whoosh yang terindikasi ada korupsi.
KASUS WHOOSH - Jubir KPK Budi Prasetyo mengatakan pihaknya sedang mendalami kasus Whoosh yang terindikasi ada korupsi. (Wartakotalive.com/ Alfian Firmansyah)

Sementara itu, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, menanggapi pernyataan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menduga lembaga antirasuah itu "takut" mengusut dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).

Menurutnya, KPK tidak takut, proses hukum terkait dugaan tersebut masih berjalan.

"Penyelidikan perkara ini, saat ini masih terus berprogres," kata Budi.

Budi memastikan bahwa setiap tahapan penyelidikan dilakukan secara profesional dan tegas untuk menemukan dugaan peristiwa pidananya.

"Kita pastikan setiap stepnya, setiap tahapannya dilakukan dengan profesional, betul-betul firm untuk mencari dugaan peristiwa tindak pidananya. Bukti-bukti yang valid, petunjuk-petunjuk untuk mengungkap sehingga nanti bisa membuat terang perkara ini," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa proses hukum membutuhkan waktu dan KPK akan memberikan informasi perkembangan secara berkala sebagai bentuk transparansi.

Sebelumnya, Mahfud MD secara terbuka menduga KPK takut dalam menangani kasus ini, meskipun ia tidak merinci kepada siapa lembaga tersebut takut.

“Dugaan saya (KPK) takut. Entah takut pada siapa,” kata Mahfud dalam program Kompas Petang di Kompas TV, yang dikutip, Selasa (28/10/2025).

Mahfud adalah salah satu tokoh yang menyoroti dugaan mark up (penggelembungan anggaran) proyek Whoosh

Dalam video di kanal YouTube-nya, Selasa (14/10/2025), ia membandingkan biaya proyek per kilometer di Indonesia yang mencapai 52 juta dolar AS, sementara di China hanya sekitar 17–18 juta dolar AS.

"Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat," ujar Mahfud kala itu.

Meskipun KPK telah memintanya melapor, Mahfud menyatakan enggan melapor secara resmi namun menegaskan siap jika dipanggil untuk dimintai keterangan.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved