Kereta Cepat Whoosh

Mahfud MD Bela Luhut Tidak Terlibat Dugaan Korupsi Whoosh, Sebut Hanya Ditugasi Jokowi

Mahfud MD Bela Luhut Tidak Terlibat Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Ini Penjelasannya

Instagram @luhut.pandjaitan dan Kompas TV
MAHFUD BELA LUHUT - Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengaku dirinya ragu, Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu menjabat Menko Maritim dan Investasi terlibat dalam dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh. Menurutnya saat Luhut ditugasi Jokowi menyelesaikan proyek Whoosh oleh Jokowi, keberadaannya sudah busuk. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kasus dugaan korupsi terkait proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh kini tengah diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelumnya dugaan adanya pidana korupsi dalam proyek kereta cepat Whoosh ini, diungkapkan mantan Menko Polhukam Mahfud MD dalam channel YouTube Mahfud MD Official miliknya yang tayang, Selasa (14/10/2025).

Whoosh menjadi perbincangan setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa APBN tak akan menanggung beban utang Whoosh yang mencapai Rp 118 triliun.

Baca juga: KPK Selidiki Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD Ragukan Luhut Terlibat, Berikut Alasannya

"Ya benar, jadi perkara tersebut saat ini sedang dalam tahap penyelidikan di KPK," kata juru bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan, Senin (26/10/2025).

Namun, dia belum merinci lebih jauh soal konstruksi perkaranya.

"Sehingga karena memang masih di tahap penyelidikan, informasi detail terkait dengan progres atau perkembangan perkaranya, belum bisa kami sampaikan secara rinci," ujar Budi.

Lebih jauh, Budi mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi terkait dugaan korupsi itu bisa menyampaikannya kepada KPK.
 
 "Jadi memang ini masih terus berprogres dalam proses penyelidikan. Secara umum tentu tim terus melakukan pencarian keterangan-keterangan yang dibutuhkan untuk membantu dalam mengungkap perkara ini," jelasnya.

Sementara itu, Mahfud MD mengaku siap jika dipanggil KPK untuk diperiksa dan memberi keterangan soal dugaan korupsi proyek yang dikerjakan di era Presiden Jokowi tersebut.

Namun menurut Mahfud informasi adanya dugaan penyimpangan Whoosh, bukanlah dia yang pertama kali mengungkapkannya.

"Informasi bahwa ada orang yang punyA informasi. Saya kan bukan yang pertama. Saya justru karena ada informasi dari sebuah televisi dan mengundang dua narasumber yang pernah terlibat dalam hal itu, kemudian mengundang ahli yang di situ," kata Mahfud kepada Kompas TV, Senin (27/10/2025).

Mahfud mengatakan dalam podcast di channel YouTubenya, ia dengan jelas menyebut dua narasumber yang menyatakan hal itu dan di televisi apa.

Baca juga: Dugaan Korupsi Whoosh Diselidiki KPK, Jokowi Ungkap Alasan Pembangunannya Bukan Cari Laba

"Pak Agus Pambagio bilang bahwa ada pemecatan karena tidak setuju. Bahkan Pak Agus juga yang memberi contoh, bisa saja Natuna itu diambil Cina seperti kasus Sri Lanka. Itu bukan dari saya, dari Pak Agus," katanya.

Lalu kata Mahfud, dugaan mark-up diungkapkan Antoni Budiawan di televisi tersebut.

 "Jadi bukan saya yang buka, saya yang justru mengangkat. Karena ketika dua orang ini bicara kok adem-adem aja. Lalu saya angkat di tempat saya, malah rujukannya kok seperti ke saya. Padahal di keterangan saya itu informasinya dari dua orang itu dan dari satu televisi," paparnya.

"Jadi kalau saya diminta informasi, saya beritahu ini informasinya sudah ada di keterangan saya, di podcast saya bahwa ini informasinya. Kalau Anda perlu dari tangan saya ini saya tunjukkan, gitu saja," ujar Mahfud.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved