Berita Nasional
Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia? Karya Yudi Latif Diluncurkan di HUT ke-15 Aliansi Kebangsaan
Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia Karya Yudi Latif Diluncurkan di HUT ke-15 Aliansi Kebangsaan. Bukunya Diterbitkan Kompas Gramedia.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2010 lahirlah Aliansi Kebangsaan.
Aliansi Kebangsaan sebuah jaringan intelektual lintas kultural dan lintas keyakinan, yang dipersatukan oleh kepedulian yang sama untuk mengembangkan kebangsaan Indonesia yang berperadaban, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni menjadi bangsa yang “merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Baca juga: Urun Rembug Revisi UU Sisdiknas Aliansi Kebangsaan Ajak Anggota DPR, Akademisi dan Pakar Pendidikan
Bersama pengusaha nasional Pontjo Sutowo sebagai penggagas utamanya, para cendekiawan yang ikut mendirikan Aliansi Kebangsaan adalah:
- Brigjen TNI (Purn) Dr. Saafroedin Bahar
- Drs. H. Ahmad Zacky Siradj
- Dr. (H.C) Ir. Haji Salahuhudin Wahid
- Dr. Budi Kusumohamidjojo
- Ny. Ir. Zoerani Djamal
- Raden Tarno Kamseno Soedjono
- Ny. Ir. Retno Sri Endah l, Msc
- drs. H. Toto Irianto
- drs. Eddie Lembong
- Dr. Yudi Latif
- Harun Kamil, SH
- FX Mudji Sutrisno
- Indra Bambang Oetoyo
Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia?
Merayakan hari jadinya yang ke-15 tahun, Aliansi Kebangsaan menggelar syukuran sekaligus peluncuran buku berjudul “Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia?” karya Dewan Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif pada Rabu (29/10/2025).
Buku setebal 750 halaman yang disusun secara marathon selama 3 tahun tersebut, menjadi sumbangan pemikiran yang cemerlang yang dapat menjadi pandu bagi pembangunan masa depan Indonesia dari seorang cendekiawan Yudi Latif.
Baca juga: Ini 7 Seruan Aliansi Kebangsaan agar Indonesia Bersatu Adil dan Makmur, Harapan di Presiden Prabowo
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh antara lain Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, serta Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat.
Kemudian Ketua Dewan Pembina Nurcholis Madjid Society Ori Komariah Madjid, Pendiri Yayasan Dana Darma Pancasila Ir Aburizal Bakrie dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Buku “Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia?”yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas Gramedia menjadi sebuah refleksi dan bahan perenungan tentang bagaimana peran Indonesia dalam tataran dunia yang sedemikian penting dan strategis.
Buku tersebut mengupas bagaimana kekayaan alam, kebijaksanaan, serta peradaban yang terbangun di Indonesia tak hanya berperan di tengah kehidupan masyarakat tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap perkembangan dunia.
“Namun, selama ratusan tahun, hal itu tidak terungkap akibat kolonialisme yang menghegemoni pandangan dunia sekaligus mencerabut masyarakat dari akar identitasnya,” kata Yudi Latif.
Karena itu, penulisan sejarah yang bebas dari bias dan manipulasi untuk merekonstruksi jati diri bangsa sebagai bangsa yang punya signifikansi di setiap fase perjalanan dunia sangatlah penting.
Baca juga: Ada 11 Mahasiswa Dapatkan Bantuan Dana Penelitian dari Dana Darma Pancasila Aliansi Kebangsaan
Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia? merupakan buku kelima dengan tema Pancasila dan kebangsaan yang dituliskan oleh Yudi Latif selama lebih dari satu dekade Negara Paripurna.
Yudi juga menulis pedoman transformasi sosial dalam buku.
”Setelah empat buku itu, saya berpikir apa yang belum saya lakukan? Ternyata yang belum adalah Pancasila untuk dunia,” ungkap Yudi.
Pancasila Menjembatani Tradisi dan Modernitas
Yudi menegaskan Pancasila sebagai ideologi negara yang mengandung nilai keadilan dan kemanusiaan.
| Foto-foto Sidang Vonis Korupsi Anggaran Kegiatan Dinas Kebudayaan DKI |   | 
|---|
| Keluarga Sebut Ada Kesalahan Pencatatan Tempat dan Tanggal Lahir Pahlawan Nasional WR Supratman |   | 
|---|
| Walhi Minta Presiden Prabowo Evaluasi Proyek Trans Halmahera yang Untungkan Oligarki |   | 
|---|
| Jika Gus Ipul Tak Dipecat dari PBNU, Islah Bahrawi Akan Buang KTA NU Miliknya ke Laut |   | 
|---|
| Jokowi Bilang Tak Akan Tempati Rumah Pensiunnya di Solo, Roy Suryo Duga Akan Jadi 'Markas' Termul |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.