WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Program andalan Presiden Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan dan sangat ditunggu para siswa.
Namun, dalam pelaksanaanya banyak kendala yang muncul.
Mulai dari aspek pembiayaan hingga kualitas makan bergizi gratis yang tersedia.
Untuk masalah MBG ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) turut menyoroti.
Baca juga: Pelapor Kasus Penggelapan Dana Makan Bergizi Gratis Rampung Diperiksa 9 Jam, Dicecar 20 Pertanyaan
ICW mendesak agar program MBG ini dihentikan karena rentetan kasus keracunan yang menimpa siswa di berbagai daerah.
Setidaknya, sudah terdapat lebih dari 200 siswa yang menjadi korban keracunan akibat menyantap menu MBG.
"Kualitas makanan yang disediakan tidak memenuhi standar gizi minimal. Itu mencakup segi kandungan protein, vitamin, maupun keragaman menu. Terdapat temuan siswa di sekolah disajikan telur rebus yang tak layak dikonsumsi. Di beberapa sekolah, siswa bahkan membuang makanan karena rasa yang tak sedap," tulis peneliti ICW, dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/4/2025).
Baca juga: 30.000 Dapur MBG Siap Didirikan hingga Akhir 2025, Sasar 80 Juta Penerima Manfaat
ICW juga melihat adanya ketimpangan layanan dan kualitas MBG antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.
Salah satunya adalah temuan wadah makanan yang berbahan plastik tipis.
Hal itu tentu berbahaya karena bahan kimia dapat keluar jika wadah ditaruh makanan panas.
"Hal ini menunjukan tidak adanya standarisasi layanan dalam pelaksanaan MBG," tulis ICW.
"Mengacu pada hal-hal di atas, Presiden Prabowo harus menunjukkan tanggung jawabnya dengan menghentikan proyek MBG," sambung ICW.
Baca juga: Siswa Cianjur Ungkap Kronologi Keracunan MBG, Sudah Curiga Dengan Makanannya
Setidaknya sudah terjadi sederet kasus keracunan massal akibat menu MBG selama 2025.
Mulai kasus keracunan yang menimpa 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat.
Bahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) karena kejadian tersebut.