Pembunuhan

Sebelum Dibunuh, Dana Sempat Main Game Bareng Saudara Tirinya

KEBIASAAN M Adi Pradana alias Dana (23) di rumah, dijadikan celah oleh Aulia Kesuma (AK) 35) untuk membunuh anak tirinya itu.

Warta Kota/Dwi Rizki
Suasana pemakaman Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan Mohammad Adi Pradana alias Dana (24) di Blad 16 Blok A Unit Islam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Cilandak Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Jumat (30/8/2019). 

KEBIASAAN M Adi Pradana alias Dana (23) di rumah, dijadikan celah oleh Aulia Kesuma (AK) 35) untuk membunuh anak tirinya itu.

Anak kandung korban Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (53) itu punya kebiasaan langsung membuka kulkas untuk meminum jus, saat pulang ke rumah setelah beraktivitas di luar.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menjelaskan, pada Jumat (23/8/2019) malam, AK sudah menyiapkan jus yang dicampur bubuk obat tidur berdosis tinggi, dan ditaruh dalam kulkas itu.

Pencari Suaka Dibekali Uang Rp 1 Juta, Jika Masih Berkeliaran di Trotoar Bakal Ditindak

Setelah membunuh Edi Chandra, tersangka AK dan anaknya KL alias Kelvin beserta para pembunuh bayaran yang bersembunyi, sudah menunggu kehadiran Dana di rumah.

Sesuai perkiraan AK, ketika pulang, tanpa ada kecurigaan apa pun malam itu, Dana langsung membuka pintu kulkas dan mengambil jus lalu meneguknya.

"Ketika Dana pulang dia langsung menuju kulkas mengambil jus yang telah ditaburi dengan obat tidur tadi, kemudian ke atas (ke kamarnya)," terang Nasriadi.

Fadli Zon: Jokowi, Blusukan Lah ke Papua

Setelah itu, Kelvin ditugaskan oleh AK untuk menentukan kapan Dana harus dibunuh.

Kelvin alias KL memastikan apakah Dana terpengaruh atau tidak dengan jus berisi obat tidur itu, dengan cara berpura-pura mengunjungi kamar korban.

Bahkan, mereka sempat main game bersama.

Keluarga Gus Dur Diusulkan Jadi Mediator Pemerintah dan Masyarakat Papua

"Kemudian KL mendatangi Dana memastikan terpangaruh atau tidak terhadap Dana terkait obat dari ibunya dalam jus tersebut."

"Mereka berbincang, main game, hingga Dana tertidur," kata Nasriadi.

Pelaku KL alias Kelvin sempat keluar dari kamar Dana beberapa waktu, kemudian kembali mengecek masuk ke kamar Dana.

Pemprov DKI Beri Waktu 12 Jam ke UNHCR Kosongkan Eks Kodim Kalideres dari Pencari Suaka

Sekitar pukul 24.00 WIB, Kelvin kemudian memutuskan memanggil para eksekutor yang sudah menunggu.

"Sekitar pukul 24.00 WIB, Saudara KL mengecek kembali ke atas (kamar) dan Dana masih tertidur."

"Lalu memanggil AG dan SG (eksekutor), setelah itu bersama KL dan AK mereka berempat melakukan eksekusi terhadap Dana," ungkapnya.

Kebakaran Hutan di Ibu Kota Baru Peringkat Lima, Gempa dan Tsunami Bisa Timbul dari Wilayah Ini

Saat itu, kata Nasriadi, karena obat tidur kurang berpengaruh, Dana sempat melakukan perlawanan dan sempat teriak minta tolong.

Namun, keempat pelaku ini berhasil melumpuhkan dan membunuhnya.

"Pembunuhan itu dilakukan dengan cara mengikat, mencekik dan sebagainya."

Polisi Ciduk Dua Pengibar Bendera Bintang Kejora di Depan Istana, Dijerat Pasal Makar

"Bahkan ada sedikit ceceran darah yang keluar dari mulut Dana yang menempel di seprai," beber Nasriadi.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih menjaga KV, tersangka pembunuh ayah dan anak.

KV hingga Rabu (28/8/2019) hari ini masih dirawat di RS Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

KV adalah salah satu tersangka pembunuh ayah dan anak, yakni Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23).

 TOTAL Ada 20 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di Tahun 2020, Ini Daftar Lengkapnya

Jenazah kedua korban ditemukan terbakar di dalam mobil di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019) lalu.

KV adalah anak dari Aulia alias AK, istri muda korban, Edi Chandra alias Pupung. Aulia merupakan otak kasus pembunuhan ini.

"Tersangka KV kami jaga karena masih dirawat di RSPP," kata Argo Yuwono, Rabu (28/8/2019).

 Fahri Hamzah Nilai Surat Kajian Pemindahan Ibu Kota Bikinan Jokowi Seperti Naskah Pengembang

Argo Yuwono menjelaskan, mobil yang di dalamnya ada dua korban, dibakar oleh KV menggunakan bensin.

"Pada saat menyiram bensin, KV terkena api dan dia juga kena terbakar 30 persen."

"Dan sekarang dirawat di RS Pertamina. Sedang kita jaga di sana oleh petugas," kata Argo Yuwono.

 Diungkap Dahlan Iskan, Gerindra Benarkan Prabowo Punya Lahan di Ibu Kota Baru

Dalam kasus ini, kata Argo Yuwono, polisi sudah membekuk empat tersangka.

Dua tersangka adalah AK yang merupakan otak pembunuhan, dan anak kandungnya, KV.

AK merupakan istri muda korban Edi Chandra alias Pupung. Ini berarti KV adalah anak tiri Pupung.

 Wakabareskrim Janji Hajar Senior dan Koleganya di Polri Jika Ada yang Jadi Tersangka KPK

KV masih dirawat di RSPP karena turut terkena luka bakar 30 persen saat membakar korban.

Sedangkan dua tersangka lainnya adalah A dan S asal Lampung, yang disuruh AK mengeksekusi kedua korban, Pupung dan Dana.

A dan S dijanjikan bayaran Rp 500 Juta oleh AK.

 Ibu Kota Pindah, Kemendagri Berniat Usulkan Jakarta Jadi Daerah Otonomi Khusus

AK sengaja menyewa pembunuh bayaran lantaran ingin menguasai rumah suaminya.

Utang Rp 7 Miliar

Dari informasi yang dihimpun Wartakotalive, AK diketahui terlilit utang hingga Rp 7 miliar, dan per bulannya ia harus mencicil Rp 200 Juta.

Sehingga, AK sempat meminta rumah korban untuk dijual, namun tidak ditanggapi oleh korban Edi.

Bahkan, Edi sempat mengancam akan membunuh AK jika menjual rumahnya.

 Konsep Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Seperti Bumi Serpong Damai

Argo Yuwono membenarkan informasi AK terlilit utang Rp 7 miliar dan wajib mencicil Rp 200 juta per bulan.

"Infonya seperti itu. Tapi nanti akan dipastikan dan dicek lagi," kata Argo Yuwono, Selasa (27/8/2019).

Argo Yuwono mengatakan, motif pembunuhan karena AK terlilit utang Rp 7 miliar.

 Politikus Muda Ini Yakin Rahmat Effendi Menang Jika Maju Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta

Sehingga, ia ingin menjual rumah mereka di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk melunasi utangnya.

Namun, korban Edi alias Pupung menolak menjual rumahnya di Lebak Bulus yang bernilai Rp 26 miliar.

"Terkait pembunuhan di Lebak Bulus, pada intinya awal kasus ini adalah ada suatu keluarga suami istri, yang memiliki anak masing-masing sebelumnya hidup dalam satu rumah tangga." 

 Rahmat Effendi Tantang Mahasiswa dan Akademisi Gelar Jajak Pendapat Wacana Bekasi Gabung Jakarta

"Kemudian istri inisial AK ini mempunyai utang, sehingga dia ingin menjual rumah mereka."

"Tapi karena suami ini mempunyai anak, ia tidak setuju."

"Dan dia mengatakan ke istrinya, AK, kalau menjual rumah ini kamu akan saya bunuh," papar Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) malam.

 Ibu Kota Pindah, Anies Baswedan Berharap Gedung Bekas Kantor di Jakarta Jadi Ruang Terbuka Hijau

"Itu keterangan sementara pelaku seperti itu. Kemudian karena dililit utang, tersangka AK ini pernah mempunyai pembantu perempuan, tapi sudah tidak sama dia."

"Lalu suami pembantunya ini disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung, yakni A dan S, untuk ke Jakarta," beber Argo Yuwono.

Setelah dihubungi AK, kata Argo Yuwono, datanglah S dan A ke Jakarta menggunakan mobil travel.

 Mengamen Sambil Gedor Kaca Mobil, Penghasilan Anak Punk Lebih dari Rp 250 Ribu per Hari

"Kemudian tersangka AK ini menjemput di Kalibata dengan mobil."

"Di dalam mobil AK ini sebagai istri korban, curhat dan menyampaikan kepada dua orang tadi inisial A dan S, kalau dia dililit utang."

"Dia mau menjual rumah tidak diperbolehkan, dan dia diancam."

 Wacana Bekasi Gabung Jakarta untuk Muluskan Jalan Jadi Gubernur DKI? Ini Kata Rahmat Effendi

"Akhirnya di dalam mobil, terjadi deal untuk A dan S membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar Rp 500 Juta," terang Argo Yuwono.

Hal itu terungkap dari keterangan A dan S.

"Kemudian setelah sampai di rumah di Lebak Bulus, ada korban C (Edi Chandra) dan anaknya, D (Dana) yang ada di ruang masing-masing."

 Begini Tahapan Pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, Cuma untuk 1,5 Juta Orang

"Tersangka A dan S ini kemudian memberikan racun kepada korban C dan diminum dengan harapan langsung meninggal."

"Setelah lemas dicek, ternyata tidak bergerak dan dianggap sudah meninggal," papar Argo Yuwono.

Kemudian, AK menyuruh anak kandungnya, KV, memberikan minuman keras kepada korban Dana.

 Ibu Kota Pindah, Djarot Saiful Hidayat: Otomatis Jakarta Lebih Longgar

"Akhirnya mabuk dan tidak sadar dan kemudian dibekap di sana."

"Jadi ibu dan anaknya kemudian dengan A dan S terlibat dalam kegiatan pembunuhan tersebut," jelas  Argo Yuwono.

Setelah meninggal, kata Argo Yuwono, menurut pengakuan AK, kedua korban dibawa ke mobil.

 Gubernur Kaltim Siapkan Pergub untuk Cegah Tuan Takur Mainkan Harga Tanah di Ibu Kota Baru

Para eksekutor membawa kedua korban ke SPBU Cireundeu dan meninggalkan mobil serta jenazah korban di sana.

Lalu pada Minggu (25/8/2019) sekitar pukul 07.00 WIB, AK dan KV datang ke SPBU Cirendeu untuk mengambil mobil Ertiga B 2983 SZH berisi dua mayat korban.

KV membawa mobil tersebut ke Cidahu Sukabumi. Sedangkan AK mengendarai Toyota Calya B 2620 BZM.

 Prabowo Setuju Ibu Kota Negara Dipindahkan ke Kalimantan Timur, tapi Berikan Empat Catatan Ini

"Ada dua mobil di bawa ke arah Sukabumi. Setelah sampai ke daerah gunung di Sukabumi, kemudian mayat dua orang di mobil dibakar."

"Mobil dibakar oleh tersangka KV. Saat menyiram bensin, KV terkena api dan dia juga kena terbakar 30 persen dan sekarang di RS. Sedang kita jaga di sana," beber Argo Yuwono.

Kemudian, A dan S ditangkap di Lampung dan langsung di bawa ke Polda Metro Jaya pada Selasa malam.

 Baru Dilantik, Anggota DPRD dari PSI Kritisi Transparansi Anggaran Pemprov DKI dan Ganjil Genap

Keterangan A dan S akan kembali didalami polisi.

"Apakah ada eksekutor lainnya atau tidak masih didalami," ucap Argo Yuwono.

A dan S tiba di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) sekira pukul 19.05, dikawal ketat petugas.

 Pernyataan Lengkap Jokowi Saat Umumkan Lokasi Baru Ibu Kota Indonesia: Bukan Salah Pemprov DKI

Dengan jalan terpincang-pincang, keduanya digiring petugas ke tahanan Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Satu pelaku mengenakan kaus putih dan celana cokelat sedengkul. Di betis kanannya tampak terbalut perban karena luka tembak.

Sementara, satu pelaku lainnya mengenakan kaus hitam dan celana denim sedengkul.

 Susunan Lengkap Pengurus DPP PKB Periode 2019-2024, Artis Arzeti Bilbina Dapat Jabatan Sekretaris

Di betis kirinya juga terbalut perban karena luka tembak.

Keduanya tampak tertatih saat digiring petugas ke ruang tahanan. Sesekali wajah mereka tampak meringis.

Mereka, kata Argo Yuwono, dijanjikan uang Rp 500 juta oleh AK.

"Namun seusai melakukan pembunuhan, keduanya baru diberikan Rp 8 Juta dan disuruh kembali ke Lampung," kata Argo Yuwono. (*)

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved