Gunung Semeru Erupsi

Wedus Gembel Semeru Menggulung Langit! Awan Panas Terjang Gladak Perak

Sekitar pukul 15.30 WIB, suara gemuruh dari puncak Mahameru terdengar seperti badai yang datang dari perut bumi.

|
Editor: Joanita Ary
Kanal YouTube CCTV SEMERU
WEDUS GEMBEL SEMERU -- Sore di lereng Semeru seharusnya menjadi waktu yang teduh. Namun Minggu (23/11/2025) itu, keteduhan berubah menjadi kecemasan yang menekan dada ketika Gunung Semeru kembali melepaskan wedus gembel dalam skala besar. Sekitar pukul 15.30 WIB, suara gemuruh dari puncak Mahameru terdengar seperti badai yang datang dari perut bumi. Tak lama kemudian, awan panas berwarna kelabu pekat meluncur deras melalui Besuk Kobokan menuju Jembatan Gladak Perak—nama yang dalam beberapa tahun terakhir tak pernah benar-benar lepas dari bayang-bayang bencana. 

PVMBG melaporkan bahwa sejak siang hari terjadi peningkatan aktivitas guguran di puncak kawah Jonggring Saloka.

Suhu material, kepulan asap, dan suara gemuruh menandakan akumulasi energi yang semakin intens.

Awan panas yang meluncur pada sore hari itu disebut lebih padat dan lebih tebal dibanding beberapa hari terakhir.

Warga Desa Supiturang, Sumberwuluh, dan sekitarnya masih menyimpan pengalaman traumatis ketika rumah dan ladang mereka disapu awan panas empat tahun lalu.

Begitu kabar awan panas susulan menyebar, sebagian besar warga spontan kembali berjaga, memastikan anggota keluarga mereka berada di tempat yang aman. 

Beberapa bahkan menutup pintu rumah tanpa mengunci, tanda bahwa dalam situasi seperti ini, keselamatan adalah yang utama; barang-barang bisa diganti, tapi nyawa tidak.

Suasana di sekitar Gladak Perak berubah muram.

Debu yang semula menari di udara kini turun perlahan, menyelimuti pepohonan, batuan, dan jalanan.

Aroma belerang terasa makin menyengat. Angin membawa abu vulkanik hingga ke kampung-kampung sekitar. 

Para relawan tampak membagikan masker dan meminta warga tetap berada di tempat perlindungan sementara.

Hingga malam ini, tidak ada laporan korban jiwa.

Namun tim SAR gabungan tetap melakukan penyisiran, memastikan tidak ada warga atau wisatawan yang terjebak saat awan panas melintas. 

Jembatan Gladak Perak kembali ditutup sementara.

Mesin-mesin kendaraan berat disiagakan, bersiap apabila terjadi luncuran susulan yang berpotensi mengganggu akses utama Lumajang–Malang.

Di dasar Semeru, masyarakat telah memahami satu hal: gunung tidak pernah benar-benar tidur.

Sumber: WartaKota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved