Gunung Semeru Erupsi

Ngerinya Letusan Sekunder! Semeru Masih Mengkhawatirkan, Lahar Dingin Picu Semburan Abu Pekat

Ngerinya Letusan Sekunder! Semeru Masih Mengkhawatirkan, Lahar Dingin Picu Semburan Abu Pekat

Editor: Joanita Ary
Kompas TV
LAHAR DINGIN SEMERU -- Gunung Semeru kembali menampakkan gejala aktivitas yang mencemaskan pada Jumat (21/11) sore. Hujan deras yang mengguyur wilayah puncak sejak siang memicu turunnya banjir lahar dingin melalui sejumlah jalur sungai, terutama di Besuk Kobokan, kawasan yang selama ini menjadi lintasan utama material vulkanik Semeru. 

WARTAKOTALIVECOM, Lumajang — Gunung Semeru kembali menampakkan gejala aktivitas yang mencemaskan pada Jumat (21/11) sore.

Hujan deras yang mengguyur wilayah puncak sejak siang memicu turunnya banjir lahar dingin melalui sejumlah jalur sungai, terutama di Besuk Kobokan, kawasan yang selama ini menjadi lintasan utama material vulkanik Semeru.

Aliran lahar dingin yang deras itu membawa campuran pasir, kerikil, dan lumpur vulkanik dari lereng atas.

Namun kondisi berubah lebih mengkhawatirkan begitu material tersebut bersentuhan dengan tumpukan endapan awan panas yang masih menyimpan suhu sangat tinggi dari erupsi besar yang terjadi sehari sebelumnya.

Kontak ekstrem antara lahar dingin dan sisa awan panas itu memicu fenomena yang dikenal sebagai letusan sekunder.

Semburan uap panas, asap pekat, hingga abu vulkanik tiba-tiba membumbung ke udara, menciptakan kepulan gelap yang dapat terlihat dari sejumlah titik pengamatan di sekitar lereng. 

Dentuman kecil dilaporkan terdengar dari arah aliran lahar, disusul gelombang asap putih yang berangsur berubah menjadi abu kelabu.

Warga yang tinggal di zona rawan di sekitar aliran sungai sempat panik dan mempercepat langkah untuk menjauhi bantaran.

Sementara itu, aparat gabungan terus memantau situasi sambil mengingatkan masyarakat untuk tidak mendekati jalur sungai yang tengah aktif membawa material vulkanik.

Letusan sekunder bukan merupakan erupsi baru dari kawah Semeru, melainkan reaksi termal ketika material dingin bertemu endapan panas yang masih aktif secara kimiawi.

Namun efek yang ditimbulkannya dapat menyerupai letusan kecil, memunculkan semburan material dan abu yang berbahaya bagi siapa pun yang berada di radius dekat.

Hingga sore, hujan masih turun di beberapa titik lereng, meningkatkan potensi aliran lahar susulan.

Petugas masih berjaga di sepanjang jalur Besuk Kobokan dan wilayah-wilayah yang selama ini kerap terdampak, mengingat dinamika Semeru yang sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Pemerintah daerah mengimbau warga untuk benar-benar menghindari kawasan sungai, bahkan ketika aktivitas gunung tampak mereda.

Ancaman lahar dingin dan letusan sekunder dapat terjadi tiba-tiba tanpa tanda visual dari puncak, terutama saat curah hujan tinggi.

Situasi Semeru yang belum stabil ini kembali menjadi pengingat bahwa fase pascaerupsi sering kali menyimpan bahaya yang tak kalah besar dibandingkan letusan utamanya.

Masyarakat diminta tetap siaga dan mengikuti instruksi resmi demi menjaga keselamatan.

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved