Gunung Semeru Erupsi

Wedus Gembel Semeru Menggulung Langit! Awan Panas Terjang Gladak Perak

Sekitar pukul 15.30 WIB, suara gemuruh dari puncak Mahameru terdengar seperti badai yang datang dari perut bumi.

|
Editor: Joanita Ary
Kanal YouTube CCTV SEMERU
WEDUS GEMBEL SEMERU -- Sore di lereng Semeru seharusnya menjadi waktu yang teduh. Namun Minggu (23/11/2025) itu, keteduhan berubah menjadi kecemasan yang menekan dada ketika Gunung Semeru kembali melepaskan wedus gembel dalam skala besar. Sekitar pukul 15.30 WIB, suara gemuruh dari puncak Mahameru terdengar seperti badai yang datang dari perut bumi. Tak lama kemudian, awan panas berwarna kelabu pekat meluncur deras melalui Besuk Kobokan menuju Jembatan Gladak Perak—nama yang dalam beberapa tahun terakhir tak pernah benar-benar lepas dari bayang-bayang bencana. 

WARTAKOTALIVECOM, Lumajang — Sore di lereng Semeru seharusnya menjadi waktu yang teduh. Namun Minggu (23/11/2025) itu, keteduhan berubah menjadi kecemasan yang menekan dada ketika Gunung Semeru kembali melepaskan wedus gembel dalam skala besar.

Sekitar pukul 15.30 WIB, suara gemuruh dari puncak Mahameru terdengar seperti badai yang datang dari perut bumi.

Tak lama kemudian, awan panas berwarna kelabu pekat meluncur deras melalui Besuk Kobokan menuju Jembatan Gladak Perak,nama yang dalam beberapa tahun terakhir tak pernah benar-benar lepas dari bayang-bayang bencana.

Di kejauhan, gumpalan abu pekat terlihat mengembang cepat, seperti tirai gelap yang menelan langit.

Puluhan warga yang sedang beraktivitas di sekitar aliran sungai sontak terperanjat. 

Mereka yang awalnya hanya berniat menengok kondisi jembatan, atau sekadar melintasi jalur itu, tiba-tiba harus berpacu dengan waktu. Teriakan saling bersahutan: “Lari! Lari! Wedus gembel turun!”

Dalam hitungan detik, kepanikan berubah menjadi gelombang gerak. Ibu-ibu berlari sambil menggenggam tangan anak-anaknya.

Para pemuda melompat melewati bebatuan untuk mencari tempat lebih tinggi. 

Pengendara motor meninggalkan kendaraannya begitu saja di pinggir jalan demi menyelamatkan diri dari awan panas yang terus melaju, membawa material vulkanik yang suhunya dapat mematikan.

Awan panas itu bergerak cepat, menghantam pohon-pohon di sepanjang aliran hingga debu putih bercampur abu kecokelatan beterbangan membentuk kabut tebal.

Jembatan Gladak Perak, yang berdiri sebagai saksi bisu kehancuran besar Semeru pada 2021, kembali terselimuti abu.

Struktur baja yang kokoh itu tampak ringkih ketika diselubungi warna kelabu bencana.

“Kami tidak menyangka akan sejauh ini,” ujar seorang petugas BPBD Lumajang yang tengah bertugas di pos pantau.

Napasnya masih memburu saat ia memastikan kembali bahwa warga sudah dievakuasi menjauh dari area bahaya.

 “Pagi tadi aktivitasnya meningkat, tapi kami tidak menyangka gugurannya akan sebesar dan secepat ini.”

Sumber: WartaKota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved