Gunung Semeru Erupsi

Awan Panas Semeru Kembali Terjang Gladak Perak, Warga Lumajang Diminta Menjauh dari Aliran Sungai

Awan Panas Semeru Kembali Terjang Gladak Perak, Warga Lumajang Diminta Menjauh dari Aliran Sungai

Editor: Joanita Ary
Instagram @info_malang
GUNUNG SEMERU ERUPSI LAGI -- Awan panas guguran Gunung Semeru kembali meluncur deras ke arah Jembatan Gladak Perak pada Minggu (23/11/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. Fenomena yang terjadi dalam hitungan menit itu memicu kepanikan warga di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan, terutama mereka yang masih menggantungkan akses harian pada jalur yang berada tidak jauh dari lokasi jembatan bersejarah tersebut. 

WARTAKOTALIVECOM, Lumajang — Awan panas guguran Gunung Semeru kembali meluncur deras ke arah Jembatan Gladak Perak pada Minggu (23/11/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.

Fenomena yang terjadi dalam hitungan menit itu memicu kepanikan warga di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan. 

Terutama mereka yang masih menggantungkan akses harian pada jalur yang berada tidak jauh dari lokasi jembatan bersejarah tersebut.

Sejumlah saksi mata menyebut luncuran awan panas terlihat pekat, membawa material vulkanik dan debu panas yang menyapu pepohonan di bantaran sungai.

Suara gemuruh terdengar dari arah puncak Mahameru, disusul tiupan angin panas yang memaksa warga mengambil jarak aman.

“Awan panas turun cepat sekali, warnanya gelap dan tebal. Kami langsung menjauh dari sungai,” ujar Sabarudin, warga Desa Supiturang.

Gladak Perak,  jembatan yang pernah roboh akibat erupsi dahsyat Semeru pada 2021, kembali menjadi area yang rawan terpapar aliran awan panas.

Meskipun kini telah berdiri jembatan baru yang menggantikan struktur lamanya, kawasan itu tetap menjadi jalur hantaran material vulkanik setiap kali Semeru menunjukkan peningkatan aktivitas.

Hingga berita ini diturunkan, pos pengamatan Gunung Semeru melaporkan bahwa luncuran awan panas terjadi akibat runtuhan kubah lava di puncak.

Petugas menyarankan warga menghindari radius berbahaya dan tidak beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang mengarah ke sektor tenggara.

BPBD Lumajang juga mengingatkan potensi susulan, terutama jika intensitas hujan meningkat di kawasan puncak yang dapat memicu banjir lahar dingin.

Tim relawan disiagakan untuk melakukan pemantauan akses dan memastikan warga tidak memasuki zona merah.

Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan bahwa aktivitasnya tidak dapat diprediksi sepenuhnya.

Bagi warga di kaki gunung, kewaspadaan menjadi satu-satunya cara bertahan ketika ancaman dari ketinggian itu datang tanpa aba-aba.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved