berita nasional
Sosok Kiai Miftachul Akhyar yang Ingin Tumbangkan Gus Yahya di PBNU
Desakan Gus Yahya mundur dari jabatan Ketua PBNU ditandatangani oleh Ketua Dewan Syura PBNU KH Miftachul Akhyar
WARTAKOTALIVE.COM - Nama Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Miftachul Akhyar belakangan disorot usai surat desakan agar Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mundur.
Desakan Gus Yahya agar mundur dari jabatan Ketua PBNU itu tertuang dalam risalah rapat harian Syuriah PBNU yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Syura PBNU KH Miftahul Akhyar pada 20 November 2025.
Pada surat itu dijelaskan dua alasan yang menyebabkan permintaan pengunduran diri itu dikeluarkan oleh Rais ‘Aam PBNU.
Pertama, terkait dengan narasumber zionisme internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional NU.
Kegiatan ini dinilai melanggar Pasal 8 huruf a Peraturan NU Nomor 13 tahun 2025 tentang pemberhentian fungsionaris, pergantian antar waktu, dan pelimpahan fungsi jabatan.
Alasan berikutnya terkait tata kelola keuangan di PBNU yang mengindikasikan pelanggaran hukum dan melanggar Pasal 97-99 Anggaran Rumah Tangga NU.
Lalu siapakah Miftahul Akhyar?
Dimuat situs NU Online, Kiai Miftachul Akhyar merupakan kiai asal Jawa Timur yang karib disapa Kiai Miftah.
Kiai Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya.
Kiai Miftah adalah putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghoni.
Petinggi PBNU kelahiran tahun 1953 ini merupakan anak kesembilan dari 13 bersaudara.
Baca juga: Konflik PBNU Disorot Media Asing, Sikap Gus Yahya Terhadap Israel Disorot Dunia
Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020.
Selanjutnya Kiai Miftah didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020, di Gedung PBNU, Sabtu (22/9/2025).
Menurut catatan PW LTNNU Jatim Ahmad Karomi, genealogi keilmuan KH Miftachul Akhyar tidak diragukan lagi.
Ia tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Sidogiri (Jawa Timur), Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/kiai-mif.jpg)