Berita Nasional
Nilai Tukar dan Inflasi Belum Stabil, Wacana Redenominasi Rupiah Jangan Dipaksakan
Wacana redenominasi rupiah belakangan yang belakangan dibicarakan mendapatkan kritikan karena dianggap tidak tepat dengan kondisi yang ada sekarang.
Ringkasan Berita:
- Wacana redenominasi rupiah yang belakangan menjadi perbincangan masyarakat mendapatkan kritikan.
- Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto mengatakan sebaiknya pemerintah tidak memaksakan wacana redenominasi rupiah saat ini.
- Kebijakan memotong nol rupiah dinilai sebagai langkah yang tidak penting, tidak mendesak, dan berpotensi membuat rakyat tambah bingung.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Wacana redenominasi rupiah belakangan yang belakangan dibicarakan mendapatkan kritikan.
Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto mengatakan sebaiknya pemerintah tidak memaksakan wacana redenominasi rupiah saat ini.
“Inflasi masih labil, nilai tukar juga belum stabil. Justru kalau dipaksakan sekarang, itu bisa bikin pasar panik. Timing-nya salah total,” katanya lewat keterangan, Sabtu (15/11/2025).
Menurutnya kebijakan memotong nol rupiah sebagai langkah yang tidak penting, tidak mendesak, dan berpotensi bikin rakyat tambah bingung.
“Ini kebijakan kosmetik. Cuma potong nol, tapi masalah ekonomi tetap. Untuk apa? Nggak ada gunanya!” katanya.
Selain itu redenominasi dinilai tidak memberi manfaat nyata karena tidak memperkuat industri, dan tidak membuat rakyat menjadi lebih sejahtera.
“Rakyat butuh harga stabil, bukan gonta-ganti angka. Ini kebijakan elitis yang nggak nyentuh kebutuhan masyarakat,” desaknya.
Baca juga: Perempuan Disiksa karena Menolak Melakukan Tindak Kriminal hingga Viral, Pelaku Ditangkap Polisi
Darmadi juga memperingatkan dampak domino yang terjadi di pasar bila jumlah nol rupiah dipotong secara tiba-tiba.
“Di pasar itu beda sama teori. Harga bisa kacau balau! Dari Rp 12 ribu jadi 12 rupiah, nanti pedagang bisa bulatkan jadi 15. Siapa yang rugi? Rakyat kecil, UMKM, pedagang pasar!” ujarnya.
Belum lagi dampak pemborosan anggaran lantaran adanya perubahan seiring jumlah nol rupiah yang dihapus.
“Mesin ATM harus diganti, sistem bank di-upgrade, toko harus ganti label harga, negara cetak uang baru… totalnya triliunan. Untuk apa? Buat potong nol tiga biji? Itu pemborosan!” sentilnya.
Konsekuensi itu bisa menghabiskan dana miliaran hingga triliunan yang sebenarnya bisa lebih bermanfaat untuk pangan, infrastruktur UMKM, dan stabilisasi harga.
“Semua masalah ekonomi kita bukan karena nol kebanyakan. Tapi karena produktivitas rendah, impor tinggi, dan banyak sektor belum efisien. Itu yang harus dibenahi!” tegasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
| Upaya Menjaga Ruang Digital yang Ramah Anak, Komdigi Kumpulkan Para Pelaku Game Online |
|
|---|
| Kenang Saat Asingkan Diri ke Yordania, Prabowo Mohon Raja Abdullah II Anggap Indonesia Rumah Kedua |
|
|---|
| MMA IMPACT Indonesia 2025 Pertemukan Para Pemimpin C-Level Berbagai Industri Pemasaran dan Digital |
|
|---|
| Beda dengan MK, Margarito Kamis Sebut Penugasan Anggota Polri di Luar Institusi Sah Berdasarkan UU |
|
|---|
| Perkuat Ekonomi Perbatasan, BNPP RI Tinjau Lokasi Pos Lintas Batas Negara Waris |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/anggota-komisi-vi-dpr-ri-dari-fraksipdipdapil-dki-jakarta-iii-darmadi-durianto.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.