Viral Media Sosial

Sah, Kanjeng Gusti Pangeran Purbaya Jadi Raja Surakarta

Sah, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro atau KGPH Purbaya Jadi Raja Surakarta

Editor: Dwi Rizki
twitter @merapi_uncover
RAJA SURAKARTA - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro atau dikenal KGPH Purbaya mengikuti prosesi Jumeneng Nata Binayangkare yang digelar di lingkungan keraton Surakarta pada Sabtu (15/11/2025). KGPH Purbaya resmi dikukukan sebagai Raja Surakarta atau Sri Susuhunan Pakubuwono XIV (PB XIV) menggantikan ayahnya, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perebutan tahta Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat antara dua putra kandung Raja Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII), antara lain Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi telah usai.

KGPAA Hamangkunegoro atau sebelumnya dikenal sebagai KGPH Purbaya itu resmi dikukukan sebagai Raja Surakarta atau Sri Susuhunan Pakubuwono XIV (PB XIV) .

Pengukuhan tersebut dilaksanakan lewat prosesi Jumeneng Nata Binayangkare yang digelar di lingkungan keraton Surakarta pada Sabtu (15/11/2025).

Sementara, saudara kandung beda ibu dari KGPH Purbaya, yakni KGPH Hangabehi tidak terlihat dalam prosesi acara.

Diketahui, KGPH Hangabehi merupakan putra tertua dari PB XIII yang berasal dari istri kedua.

Dia dinobatkan sebagai S.I.S.K.S. Pakubuwono XIV atau Raja Surakarta oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) dan sebagian kerabat, dengan alasan bahwa putra laki-laki tertua berhak mewarisi takhta sesuai adat.

Saling klaim tahta kedua pangeran itu viral di media sosial.

Intrik yang terjadi di dalam internal Keratonan Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu dipertanyakan masyarakat, khususnya warga Surakarta.

Belum terjawab, prosesi Jumeneng Nata Binayangkare yang merupakan ritual pengukuhan Raja Surakarta digelar pihak KGPH Purbaya pada Sabtu (15/11/2025).

Sekitar pukul 11.00 WIB, dari balik tembok kokoh Keraton Solo, prosesi dimulai.

Dalam video yang beredar, PB XIV berjalan dengan penuh wibawa keluar melalui kori Kamandungan menuju Siti Hinggil, area terbuka yang menjadi bagian penting dari tradisi kerajaan. 

Ia diiringi oleh barisan prajurit keraton dan abdi dalem yang membawa udik-udik serta sejumlah pusaka, simbol legitimasi dan pengikat spiritual antara raja dan rakyatnya.

Derap langkah prajurit yang berbusana tradisional serta dentingan gamelan Jawa yang merdu menambah kekhidmatan suasana tersebut.

Di Siti Hinggil, PB XIV yang mengenakan beskap ungu, kemudian melaksanakan Upacara Keprabon Dalem.

Pada puncak prosesi, ia berdiri di atas Watu Gilang, batu hitam yang secara historis menjadi titik sakral tempat raja menyampaikan sabda dalem.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved