Ledakan di SMAN 72

Terduga Pelaku Bom SMAN 72, Belajar dari Internet danTerjerumus ke Ekstremisme

Jejak Digital Terduga Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta, Belajar dari Internet danTerjerumus ke Ekstremisme

Editor: Joanita Ary
Wartakotalive.com/ Yulianto
Pelaku Bom SMAN 72 -- Penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, mulai mengungkap lapisan-lapisan baru yang menyoroti bahaya ekstremisme digital di kalangan muda. Densus 88 Antiteror Polri memastikan bahwa terduga pelaku merakit sendiri bom yang diledakkan di lingkungan sekolah setelah mempelajari cara pembuatannya melalui internet. 

WARTAKOTALIVE.COM, Jakarta —Penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, mulai mengungkap lapisan-lapisan baru yang menyoroti bahaya ekstremisme digital di kalangan muda.

Densus 88 Antiteror Polri memastikan bahwa terduga pelaku merakit sendiri bom yang diledakkan di lingkungan sekolah setelah mempelajari cara pembuatannya melalui internet.

Direktur Kontra Naratif Direktorat Pencegahan Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menjelaskan bahwa penelusuran forensik digital terhadap perangkat milik pelaku memperlihatkan jejak aktivitas daring yang intens dan mengkhawatirkan.

Ia mengakses berbagai situs dan forum berisi konten kekerasan, termasuk platform di area gelap internet atau dark web, yang dikenal sebagai ruang interaksi bagi kelompok ekstrem.

“Pelaku kerap menonton video serta melihat foto-foto yang menampilkan kekerasan nyata, mulai dari perang, pembunuhan, hingga kecelakaan brutal. Pola konsumsi konten seperti itu memperkuat kecenderungan ekstremisme dan menjadi salah satu pemicu tindakannya,” ujar Mayndra di Jakarta, Senin (10/11).

Dari hasil penyelidikan, pelaku membawa tujuh bahan peledak rakitan ke sekolah.

Empat di antaranya meledak, sementara tiga lainnya berhasil diamankan tim penjinak bom untuk diteliti lebih lanjut.

 “Bahan peledak yang digunakan menunjukkan pemahaman dasar tentang komponen peledak dan cara perakitannya. Semua dirakit secara mandiri setelah mempelajari tutorial daring,” kata Mayndra.

Insiden ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11) itu mengguncang kawasan pendidikan di Jakarta Utara.

Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, data kepolisian menyebut sebanyak 96 orang mengalami luka-luka akibat serpihan dan tekanan ledakan.

Korban sebagian besar merupakan siswa dan guru yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Saat ini, terduga pelaku masih dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kondisinya dilaporkan stabil, namun yang bersangkutan belum dapat dimintai keterangan secara penuh karena masih menjalani perawatan intensif.

Kasus ini membuka peringatan keras bagi pemerintah dan masyarakat tentang meningkatnya paparan konten ekstrem di dunia maya yang dapat memengaruhi perilaku, terutama di kalangan remaja.

Densus 88 kini memperluas penyelidikan ke jaringan daring yang diikuti pelaku untuk memastikan apakah ada pihak lain yang terlibat atau memengaruhi tindakannya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved