Makan Bergizi Gratis

Banyak Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, ICW Bersikap Tegas pada Program Andalan Prabowo

ICW turut menyoroti program andalan Presiden Prabowo Subianto, makan bergizi gratis (MBG). Karena banyak siswa yang keracunan.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews Sultra
KERACUNAN MBG - Kolase foto tangkapan video murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), muntah-muntah diduga menyantap menu makan gratis di sekolahnya, pada Rabu (23/04/2025). Tim kepolisian dari Polres Bombana disebutkan sudah mendatangi dan melakukan pengecekan dapur umum penyedia menu Makan Bergizi Gratis atau program MBG di Kabupaten Bombana, Provinsi Sultra. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Program andalan Presiden Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan dan sangat ditunggu para siswa.

Namun, dalam pelaksanaanya banyak kendala yang muncul.

Mulai dari aspek pembiayaan hingga kualitas makan bergizi gratis yang tersedia.

Untuk masalah MBG ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) turut menyoroti.

Baca juga: Pelapor Kasus Penggelapan Dana Makan Bergizi Gratis Rampung Diperiksa 9 Jam, Dicecar 20 Pertanyaan

ICW mendesak agar program MBG ini dihentikan karena rentetan kasus keracunan yang menimpa siswa di berbagai daerah. 

Setidaknya, sudah terdapat lebih dari 200 siswa yang menjadi korban keracunan akibat menyantap menu MBG

"Kualitas makanan yang disediakan tidak memenuhi standar gizi minimal. Itu mencakup segi kandungan protein, vitamin, maupun keragaman menu. Terdapat temuan siswa di sekolah disajikan telur rebus yang tak layak dikonsumsi. Di beberapa sekolah, siswa bahkan membuang makanan karena rasa yang tak sedap," tulis peneliti ICW, dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/4/2025). 

Baca juga: 30.000 Dapur MBG Siap Didirikan hingga Akhir 2025, Sasar 80 Juta Penerima Manfaat

ICW juga melihat adanya ketimpangan layanan dan kualitas MBG antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. 

Salah satunya adalah temuan wadah makanan yang berbahan plastik tipis. 

Hal itu tentu berbahaya karena bahan kimia dapat keluar jika wadah ditaruh makanan panas. 

"Hal ini menunjukan tidak adanya standarisasi layanan dalam pelaksanaan MBG," tulis ICW

"Mengacu pada hal-hal di atas, Presiden Prabowo harus menunjukkan tanggung jawabnya dengan menghentikan proyek MBG," sambung ICW. 

Baca juga: Siswa Cianjur Ungkap Kronologi Keracunan MBG, Sudah Curiga Dengan Makanannya

Setidaknya sudah terjadi sederet kasus keracunan massal akibat menu MBG selama 2025. 

Mulai kasus keracunan yang menimpa 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat. 

Bahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) karena kejadian tersebut. 

Kedua adalah 13 siswa yang mengalami gejala muntah dan sakit perut akibat menu MBG ayam tepung yang diduga basi SDN 33 Kasipute, Bombana, Sulawesi Tenggara. 

Kemudian, sebanyak 60 siswa mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan program MBG di SDN Proyonanggan 5 Batang, Jawa Tengah. 

Selanjutnya terjadi di SD Katolik Andaluri, Waingapu, Sumba Timur, di mana 29 siswa mengalami keracunan

Kelima, sebanyak 40 siswa juga mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi menu MBG di SDN Alaswangi 2, Pandeglang, Jawa Barat. 

Terakhir, keracunan makanan juga dialami oleh 40 siswa setelah mengkonsumsi MBG di SDN 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah. 

Jika mengacu pada kasus-kasus keracunan MBG di atas, setidaknya terdapat 260 siswa yang menjadi korban. 

Mayoritas korban MBG tersebut mengeluhkan gejala mual, diare, hingga sakit perut.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti berharap, banyaknya kasus keracunan massal akibat program MBG dapat menjadi evaluasi bagi pihak-pihak terkait. 

Mu'ti meminta pelaksanaan MBG dapat diperbaiki agar tidak ada lagi kasus keracunan massal, terutama di kalangan anak-anak sekolah. 

"Mudah-mudahan ini bisa menjadi evaluasi dari pihak-pihak yang terkait," kata Abdul Mu'ti di Gedung C1 KPK, Jakarta, Kamis (24/4/2025). 

"Mudah-mudahan ke depan dapat tetap disempurnakan dan terlaksana sebaik-baiknya," imbuhnya.

Abdul Mu'ti mengingatkan, pelaksanaan program MBG merupakan ranah dari Badan Gizi Nasional. 

Namun, kementeriannya mendukung penuh program tersebut sebagai program prioritas pemerintah tersebut. 

"Kami mendukung sepenuhnya program Makan Bergizi Gratis ini sebagai program prioritas Pak Presiden dan kalau ada masalah tentu itu bagian dari evaluasi kita bersama-sama," ujar Mu'ti. 

Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan, kasus-kasus keracunan ini akan menjadi evaluasi.  

"Kejadian ini sebagai pembelajaran besar untuk perbaikan sistem (pelaksanaan MBG) ke depan," kata Dadan dalam keterangan persnya, Rabu (23/4/2025).

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved