Makan Bergizi Gratis

SPPG di Bekasi Yang Bikin Siswa Keracunan Dihentikan Operasionalnya, Menu MBGnya Bercampur Bakteri

Satia menuturkan pihaknya telah menguji bahan menu makanan ayam giling, makaroni cheese, jagung, wortel dan buah

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Rendy Rutama Putra
KERACUNAN MBG- Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti Anggraini saat menjenguk enam murid SDN Kota Baru 3 Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Barat di Rumah Sakit (RS) Ananda Bekasi yang sakit usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (2/9/2025) sore. (TribunBekasi/RendyRutamaPutra). 

 


Laporan jurnalis TribunBekasi.com, Rendy Rutama Putra


WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI BARAT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi memastikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mendistribusikan Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagian ke SDN Kota Baru III Bekasi, Kecamatan Bekasi Barat berhenti beroperasi.

Hanya saja Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti Anggraini mengatakan belum mengetahui sampai kapan durasi berhenti beroperasinya SPPG tersebut.

"Saat ini berhenti, selanjutnya yang menentukan Badan Gizi Nasional (BGN)," kata Satia kepada Tribun Bekasi, Selasa (7/10/2025).

Sebelumnya, Satia menjelaskan telah menerima hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sejumlah murid SDN Kota Baru III, Kecamatan Medan Satria yang sakit usai mengkonsumsi MBG.

Hasilnya ditemukan sejumlah tiga jenis bakteri pada makanan.

Baca juga: Penyebab Sejumlah Murid SDN Kota Baru III Bekasi Keracunan Terkuak, Ada 3 Jenis Bakteri di Menu MBG

"Ditemukan hasil di atas toleransi untuk semua produk yang diambil di sisa makanan yang berada di sekolah yaitu bakteri bacilus, e coli, dan staphylococus," jelasnya.

Satia menuturkan pihaknya telah menguji bahan menu makanan ayam giling, makaroni cheese, jagung, wortel dan buah.

Menu itu berasal dari bank sampel dan sisa makanan.

Namun pada makanan yang berada di  bank sampel atau sampel yang disiapkan SPPG tidak ditemukan bakteri diatas toleransi .

"Kesimpulannya, makananan yang berada di tempat pengolahan makanan kondisi baik dan mengalami perubahan ketika disajikan," tuturnya.

Kemudian Satia menyampaikan pertumbuhan bakteri baru terjadi diduga akibat durasi waktu penyajian dengan konsumsi yang lama.

"Diduga akibat waktu konsumsi yang cukup lama menyebabkan produk berubah dan mengalami pertumbuhan bakteri," ucapnya.

Sebagai informasi, Satia menyampaikan murid yang sempat dirawat dan sudah pulang ke kediaman pasca perawatan di Rumah Sakit (RS) RS Ananda, Kecamatan Medan Satria itu berinisial CAF (12), MN (12), BRG (12), FAP (12), dan MSA (11).

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved