Komnas HAM: Kalau Basisnya Masih Curiga, Operasi Teritorial d Papua Bisa Jadi Instrumen Menakutkan
Anam mengatakan, kebutuhan yang paling penting bagi masyarakat Papua adalah dihilangkannya stigma dan curiga kepada mereka.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM M Choirul Anam menjelaskan, Papua memiliki satu kebutuhan khusus untuk ditangani ketimbang daerah lainnya.
Anam mengatakan, kebutuhan yang paling penting bagi masyarakat Papua adalah dihilangkannya stigma dan curiga kepada mereka.
Hal tersebut disampaikan Anam usai Diskusi Terbatas "Refleksi Penanganan Kasus Pelanggaran HAM Melalui Mekanisme Pemantauan dan Penyelidikan Tahun 2021' di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Baca juga: Panggil Anggota TNI Harus Lewat Komandan, Legislator PDIP: Surat Panggilan Dijamin Sampai
"Hilangkan rasa curiga pada teman-teman Papua."
"Kalau masih basisnya curiga, operasi teritorial bisa jadi instrumen yang menakutkan."
"Karena operasi teritorial itu di jantung masyarakat," kata Anam.
Baca juga: Pengalaman Pertama Bikin Omnibus Law, DPR Anggap Wajar MK Perintahkan UU Cipta Kerja Diperbaiki
Anam mengatakan, meski perlu dihilangkannya curiga dan stigma terkesan klise, pada praktiknya hal tersebutlah yang melahirkan berbagai pelanggaran hak asasi manusia berdasarkan fakta lapangan yang ditemukan Komnas HAM.
Ia juga mengatakan, apabila pemerintah telah menyatakan akan menggelar operasi teritorial dalam pendekatan kesejahteraan yang diusungnya, maka hal tersebut perlu ditegaskan dengan langkah nyata.
Langkah tersebut, kata Anam, di antaranya dengan tidak mengirim pasukan non organik ke Papua.
Baca juga: Parpol Tak Lolos ke Senayan pada Pemilu 2019 Wajib Diverifikasi Faktual, Hanura Menolak Disamakan
Menurutnya, pengiriman pasukan non organik dari luar Papua justru akan menimbulkan kecurigaan dan meningkatkan ketegangan.
"Harus clear. Yang namanya operasi teritorial, teritorial saja. Tidak boleh ada operasi yang lain."
"Teritorial itu artinya sebenarnya penggunaan infrastruktur ada."
Baca juga: UU Cipta Kerja Bertentangan dengan UUD 1945, Legislator Golkar Tetap Yakin Omnibus Law Jalan Keluar
"Kalau diskusinya (pasukan) organik non organik, operasi teritorial itu organik."
"Jadi tidak boleh ngomongnya operasi teritorial tapi yang dipakai non organik," beber Anam.
Bakal Paparkan Konsep Selesaikan Konflik Tanpa Perang
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bakal memaparkan konsep penyelesaian konflik Papua tanpa senjata, pekan depan.
Hal itu diuangkapkan Andika Perkasa usai bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/11/2021). Pertemuan berlangsung tertutup sekitar 2 jam.
"Nanti mudah-mudahan minggu depan, saya akan ke Papua."
Baca juga: Lebih Pilih Membina, Polisi Bebaskan Penyebar Seruan Jihad Lawan Densus 88
"Saya akan umumkan di sana, pasti itu."
"Tadi utamanya itu tadi termasuk itu," ungkap Andika Perkasa.
Andika juga membahas rencana percepatan vaksinasi Covid-19 di Papua.
Baca juga: Buntut Cekcok di Bandara, Arteria Dahlan Minta Andika Perkasa Evaluasi Protokoler Anggota TNI
Dia menjelaskan konsep dasarnya pun telah dijelaskan kepada Kapolri pada pertemuan hari ini.
"Jadi minggu depan saya ke sana untuk berusaha mempercepat persentase vaksinasi, tapi juga akan menjelaskan tentang konsep yang baru."
"Dan tadi sudah dengan pembicaraan secara detail dengan Kapolri tentang bagaimana masing-masing," terangnya.
Baca juga: Arteria Dahlan Cekcok dengan Wanita di Bandara, Bambang Pacul: Cuma Soal Style, Dialogkan Saja
Andika menerangkan, penyelesaian konflik Papua merupakan tugas bersama TNI-Polri.
Karena itu, pihaknya tadi berkoordinasi mengenai rencana penyelesaian konflik Papua tanpa peperangan tersebut.
"Itu salah satu yang kita bicarakan, karena di sana juga kan ada overlapping tugas yang kita lakukan berdua atau dua institusi TNI dan Polri, dan itu kita bahas cukup detail tadi," paparnya.
Pakai Senjata Sosial
Salah satu yang menjadi fokus calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa adalah menangani konflik di Papua.
Ditemui usai uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI, Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus menyebut, Jenderal Andika Perkasa bakal menerapkan pendekatan penyelesaian Papua dengan memanfaatkan operasi pembinaan teritorial.
"Prinsip beliau disampaikan tadi bagaimana memenangkan pertempuran tanpa peperangan."
Baca juga: Anggota Dewan Pembina Partai Golkar Fahmi Idris: Saya Sejak Lama Dukung Rizal Ramli Jadi Capres
"Artinya ada pendekatan lunak yang dia lakukan."
"Pendekatan sosial yang dilakukan ujung-ujungnya masalahnya juga bisa diselesaikan."
"Artinya, dia tidak menggunakan katakan sistem senjata utama, tetapi lebih kepada sistem senjata sosial, artinya komunikasi," ungkap Lodewijk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: Ini Delapan Fokus Utama Jenderal Andika Perkasa Saat Nanti Jabat Panglima TNI
Lodewijk mengatakan, Jenderal Andika sudah mula menggelar satuan-satuan teritorial di wilayah Papua.
Dia berharap kebijakan yang diterapkan akan berdampak positif bagi Papua ke depannya.
"Saya pikir tidak ada masalah."
Baca juga: Fit and Proper Test Digelar Hari Sabtu, Jenderal Andika Perkasa Minta Maaf kepada Komisi I DPR
"Saya yakin dengan riwayat tugas yang telah dilakukan, Pak Andika bisa mengatur strategi dengan waktu yang sempit."
"Untuk menuntaskan tugas-tugas yang beliau telah sampaikan dalam visi dan misi," papar Lodewijk.
Harapan Wakil Presiden
Wakil Presiden Maruf Amin berharap Panglima TNI yang baru dapat melanjutkan langkah-langkah Panglima TNI sebelumnya, dalam membangun kondusivitas keamanan di Papua.
"Saya kira tentu kita berharap Panglima yang baru nanti, akan meneruskan langkah-langkah Panglima yang lama, dalam membangun kondusivitas keamanan di Papua."
"Dan lebih mempunyai pendekatan-pendekatan yang tentu lebih baik lagi," kata Wapres saat memberikan keterangan pers usai meninjau Tugu MacArthur di Jayapura, Papua, Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 6 November 2021: Dosis Pertama 124.156.167, Suntikan Kedua 78.114.072
Dengan demikian, diharapkan intensitas gangguan keamanan di Papua dapat semakin menurun.
"Saya yakin Panglima yang baru itu punya konsep-konsep yang mungkin lebih memiliki pendekatan yang lebih baik lagi. Itu kita harapkan begitu," tuturnya.
Namun, Wapres menegaskan Panglima TNI saat ini juga telah menerapkan konsep dan langkah yang baik.
Baca juga: Anggota KPU-Bawaslu Bukan Cuma Penyelenggara Pemilu, tapi Juga Penyelenggara Negara, Harus Negarawan
"Tapi berdasarkan apa yang sudah dilakukan, saya harap ada langkah-langkah strategis yang lebih baik lagi nanti dalam menangani keamanan di Papua," haranya.
Termasuk, kata Wapres, langkah-langkah yang lebih humanis dengan tetap mempertahankan semangat perlindungan dan penegakan HAM.
"Iya, tentu, lebih humanis tapi tidak kehilangan semangat untuk perlindungan."
Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Terjadi pada Desember 2021-Februari 2022, Setiap Daerah Beda-beda
"Humanis, tetapi perlindungan dan penegakan HAM harus tetap dijaga," bebernya.
Maruf Amin menuturkan, saat ini pembangunan Papua memerlukan harmonisasi bidang kesejahteraan dan keamanan.
"Pembangunan ini tidak akan bisa berjalan kalau keamanan tidak terkendali (dan) tidak kondusif," tegasnya.
Delapan Fokus Utama
Jenderal Andika Perkasa menyampaikan 8 fokus utama dari 15 tugas yang akan ia jalankan saat nanti menjabat Panglima TNI.
Pertama, kata Andika, hal terpenting adalah melaksanakan tugas TNI dengan lebih mengembalikan kepada peraturan perundangan.
Hal itu disampaikan Andika saat uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Panglima TNI dengan Komisi I DPR, Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: Bisa Jadi Fitnah, Komisi I DPR Tak Mau Tanyakan Dugaan Pelanggaran HAM kepada Andika Perkasa
"Tugas-tugas yang kami laksanakan selama ini sudah diatur dalam UU, tapi implementasinya saya lihat masih banyak kelemahan."
"Itu jadi prioritas saya bagaimana mengembalikan tugas-tugas yang kita lakukan ini dendgan benar-benar berpegang kepada peraturan perundangan."
"Jangan kelebihan, dan harapan saya juga tidak mengambil sektor kementerian atau lembaga lain," tuturnya.
Baca juga: Luncurkan Buku Jokowi and The New Indonesia, Wadirut PLN Darmawan Prasodjo Beberkan Arah Baru RI
Kedua, Andika mengatakan, aturan yang sudah dikeluarkan oleh Kemenhan, operasi pengamanan perbatasan merupakan sesuatu yang menjadi fokus dalam hal peningkatan.
"Peningkatannya gimana, nanti detailnya saat sesi tertutup," ucapnya.
Lalu, peningkatan kesiapsiagakan kesatuan TNI juga menjadi fokus, karena sebetulnya banyak yang bisa dilakukan untuk membuat jauh lebih siap, baik menghadapi tugas-tugas opreasi militer maupun selain perang.
Baca juga: Deklarasikan Dukungan, SIGAP: Ganjar Pranowo Calon Presiden 2024 Harga Mati
Andika juga menekankan pentingnya peningkatan operasional siber, karena sudah hadir di mana-mana.
Menurut Andika, hal itu harus menjadi fokus yang lebih penting dibandingkan dengan keperluan lain yang juga sebetulnya penting.
"Untuk intelijen, khususnya di daerah yang saat ini ada gangguan keamanan maupun konfilik horizobtal atau veritikal."
Baca juga: Setelah Uji Kelayakan dan Kepatutan, Komisi I DPR Bakal Kunjungi Rumah Jenderal Andika Perkasa
"Menurut saya itu perlu dapat prioritas pada era ke depan," ucap Andika.
Berikutnya, interoperabilitas di Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, memang harus terus menerus dan semakin sering.
"Kita satukan atau kita lakukan, sehingga semakin tahu kelemahan dan kekurangan kita."
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 5 November 2021: 518 Orang Positif, 648 Pasien Sembuh,19 Meninggal
"Dan bagaimana di dalam kondisi yang masih belum terpenuhi ini bisa melakukan operasi bersama dengan tiga angkatan, karena itu kebutuhan yang enggak bisa dihindari saat ini," paparnya.
Lebih lanjut, Andika menyebut soal penguatan integrasi hingga penataan organisasi. Menurutnya, masih banyak ruang perbaikan di sana-sini.
"Saya melihat adanya kekurangan yang masih diperbaiki untuk membuat teamwork lebih bagus," ucap Andika.
Baca juga: Dikaitkan dengan Reshuffle Kabinet, Isu Tes PCR Dianggap Kental Muatan Politis
Terakhir, diplomasi militer yang sesuai dengan kebijakan politik luar negeri pun semakin penting.
"Saya lihat ini satu hal yang harus jadi perhatian saya, apabila suatu saat dipercaya jadi Panglima TNI," jelas Andika. (Gita Irawan)