Aksi Terorisme
Teroris JAD Jadikan Merauke Tempat Persembunyian, tapi Tetap Terendus Densus 88
Menurut Rusdi, belasan teroris JAD yang ditangkap di Merauke sebagiannya berasal dari Makassar.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, para terduga merencanakan aksi penyerangan gereja hingga polres di Merauke.
"Yang bersangkutan itu merencanakan aksi teror di gereja di Merauke, Polres Merauke, dan Satlantas Merauke."
Baca juga: Selewengkan Jabatan, Dewan Pengawas Pecat Penyidik KPK Asal Polri AKP Stepanus Robin Pattuju
"Sasarannya itu melakukan aksi teror," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/5/2021).
Ia menuturkan, para terduga juga telah berbaiat dengan kelompok ISIS.
Mereka juga tergabung dengan grup WhatsApp dan Telegram yang berisikan konten radikalisme.
Baca juga: KPU Usul Pemilu 2024 Digelar pada 21 Februari dan Pilkada pada 20 November, Ini Alasannya
"Mereka tergabung dalam kelompok menggunakan WA atau Telegram yang isinya mengandung unsur radikal."
"Yang bersangkutan juga sudah lakukan sumpah setia atau baiat ke ISIS," ungkapnya.
Argo menambahkan, seluruh terduga kini masih dalam pemeriksaan intensif oleh tim penyidik Polri.
Baca juga: AKP Stepanus Robin Pattuju Terima Duit Rp 1,6 Miliar untuk Setop Kasus Wali Kota Tanjung Balai
"Penyidik densus 88 saat ini sedang intensif memeriksa."
"Tentunya memeriksa itu tidak sekaligus selesai."
"Tentunya masih ada teknis dan taktik dari Densus, biar yang bersangkutan memberikan keterangan yang terus terang, keterangan apa yang mereka alami," jelasnya.
Bukan OAP
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, 11 terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror di Merauke, bukan orang asli Papua (OAP).
Menurut Argo, mereka merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berasal dari Jawa dan Sulawesi.
Para terduga memang telah lama tinggal dan menetap di Merauke.
Baca juga: Megawati kepada Kader PDIP: Kalian Petugas Partai, Kalau Enggak Mau Dikasih Tugas Partai Out Saja