Berita Nasional
Gus Umar Bingung Lembaga Dakwah NU Memprotes Polri yang Undang Khalid Basalamah: Salahnya di Mana?
Gus Umar bingung dimanakesalahan dari ceramah yang disampaikan Ustaz Khalid hingga seolah ulama itu tidak boleh mengisi ceramah di institusi Polri
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Umar Hasibuan bingung dengan sikap dari Lembaga Dakwah PBNU yang mempermasalahkan Polri mengundang Ustaz Khalid Basalamah untuk mengisi kajian.
Gus Umar bertanya, dimana letak kesalahan dari ceramah yang disampaikan Ustaz Khalid hingga seolah ulama itu tidak boleh mengisi ceramah di institusi Polri.
"Saya bingung banget sama NU kenapa protes ceramah ustaz Khalid Basalamah di Polri. Salahnya dimana?" tanya Gus Umar melalui akun Twitternya, Senin (3/5/2021)
Baca juga: Antisipasi Kerumunan, Mulai Hari ini KRL Tak Berhenti di Stasiun Tanah Abang Pukul 15.00 - 19.00 WIB
Baca juga: Rumah Mewah Terry Putri di Pejaten Disatroni Maling, Berlian, Dollar hingga Dokumen Penting Raib
Menurut Gus Umar, ceramah yang disampaikan Ustaz Khalid mengandung keilmuan.
"Saya sering banget nonton ceramahnya di YouTube dan bahkan banyak ilmu yang saya dapat dari ceramahnya. Paling suka ceramahnya tentang Syirah Nabawiyah. Stay cool ust, saya dukung antum," ungkap Gus Umar.
"Sebagai warga NU Saya lebih memilih mendukung ust Khalid Basalamah ceramah di Polri dibanding acara Gus Miftah di gereja. Teruslah berda’wah ustad Khalid krn saya pendengar dan penonton setia antum di YouTube. Abaikan suara2 miring. Sehat selalu ustad KB," imbuhnya.
Sebelumnya, akun Twitter bernama Lembaga Dakwah PBNU mendapatkan sorotan usai mencuitkan pernyataan berbau protes kepada institusi Polri yang mengundang da'i kondang Khalid Basalamah untuk berceramah di depan ratusan anggota kepolisian perairan dan udara.
Baca juga: Kagumi Amien Rais hingga Deklarasikan Partai Ummat di Bogor, Fenny: Pak Amien Rais Pemimpin Sejati
Akun tersebut mengungkit kalimat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang meminta anggota Polri untuk 'belajar ngaji' kitab kuning kepada PBNU.
"Undang Khalid Basalamah, Di Mana Komitmen Polri? Hal ini tentu berseberangan dengan perintah Kapolri sebelumnya yang meminta semua polisi untuk ngaji kitab kuning dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)," demikian tulis akun Lembaga Dahwah PBNU dilihat Warta Kota, Minggu (2/5/2021).
Baca juga: Angka Literasi Naik Pesat, Anies Baswedan Akan Wujudkan Jakarta Jadi Kota Buku Dunia
Cuitan bernada protes itupun mendapatkan ratusan respon dari warganet.
Warganet mempertanyakan sikap lembaga dakwah PBNU yang terkesan 'memusuhi' sesama muslim meskipun selama ini kerap menggaungkan soal bagaimana menghormati perbedaan.
Warganet bertanya, apa kesalahan ustaz Khalid Basalamah hingga kegiatannya di institusi Polri pun seolah dipermasalahkan oleh akun tersebut.
Baca juga: Ketum PKB Digoyang, Kubu Yenny Wahid Singgung Perlakuan Cak Imin terhadap Gusdur di Masa Lalu
Baca juga: Muncul Gerakan Lengserkan Cak Imin, Pengamat Singgung Karma Masa Lalu saat Cak Imin Kudeta Gusdur
"Memang salahnya dimana ngundang ust Khalid? Sy belum baik, tapi setahu saya, ust salaf intinya cuma balik ke Quran dan Hadist, gak pernah jelekin pemerintah, kalo ngbidah in org enggak sampe mengkufurin, cuma bilang semoga dapet hidayah," tulis akun athlon suharmanto.
"Umat sudah pinter apalagi aparat kepolisian, jangan mendikte dan memaksakan kehendak dan lalu merendahkan orang lain dengan menganggap klo bukan kelompokmu tidak boleh berdakwah, ulama NU, MD dan kelompok lainya sama berdakwah dengan sumber yg sama Alqur,an dan Hadist," tulis @tiswosolihin6
Baca juga: 3 Poin Menohok Benny K Harman Tanggapi Mahfud MD yang Minta Perilaku Koruptif Dimaklumi
"Salahnya dmn mengundang ustadz khalid? dia mengajarkan Apa yang memang ada di Alquran dan Sunnah tidak menambahkan ataupun menguranginya! kurangi iri, hasad, dan dengki! Mmangnya ada ceramah ust tsb yang mengrahkan ke radikalisme? Alhamdulillah dakwah salaf sdh semakin menyebar," tulis Abu Al Barra'
Baca juga: Punya Modal Awal 7 Juta Anggota Banser, Bagaimana Peluang Gus Yaqut di Pilpres 2024?

"Sama yg seiman keras, toleransi macam apa ini? Polisi mau ngaji itu sudah bagus, jangan hasad, sekarang bulan Ramadan lho," tulis akun kajian Islam.
Beberapa warganet juga heran, pasalnya, dalam postingan lainnya di akun itu, gemar mengangkat soal perbedaan, bahkan antar-agama dan kepercayaan.
Salah satu postingannya yakni membanggakan Gus Miftah yang sedang berceramah di sebuah mimbar dengan tanda salib di belakangnya.
Baca juga: Arief Poyuono Curiga Gus Yaqut adalah Reinkarnasi Gusdur, Dukung Maju Pilpres 2024
Baca juga: Gus Yaqut Geram Dengan Pihak Yang Ganggu Soliditas PKB Dengan Isu MLB
Akun Lembaga Dakwah PBNU menulis, "Perbedaan hanyalah rekayasa pikiran untuk menghadirkan perdebatan. Padahal sesungguhnya kita adalah satu dari Dia yang kita panggil nama-Nya dengan sebutan yang berbeda."
Cuitan itu pula yang dianggap tidak konsisten tentang menyikapi makna perbedaan.
Lantaran akun tersebut seperti mencari kesalahan dari keberadaan Ustaz Khalid Basalamah yang berceramah di depan anggota Polri.
"Aduh admin sesama Sodara Muslim Anda garang amat Bulan Romadhon lagi??' kepada non muslim anda teriak Toleransi.Bingung saya sebagai orang awam," tulis warganet bernama Tian
Belajar kitab kuning
Soal polisi wajib mengaji kitab kuning tersebut, disampaikan langsung Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jalani fit and proper test calon Kapolri, di Komisi III DPR, Komplek Parlemen, Rabu (20/1/2021).
Salah satu gagasan Listyo Sigit Prabowo, yakni mewajibkan anggota polri mengaji kitab kuning disampaikannya di Komisi III DPR.
Ia berpatokan pada pengalamannya ketika menjabat jadi Kapolda Banten.
“Seperti di Banten, saya pernah sampaikan anggota wajib untuk belajar kitab kuning,” papar Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Listyo Sigit Prabowo, belajar kitab kuning bisa mencegah paham radikal seperti dituturkan para ulama di Banten.
Baca juga: Datangi Tanah Abang, Gubernur Anies Instruksikan Rekayasa Transportasi untuk Cegah Kerumunan
Baca juga: Adukan Anies ke Mahfud MD, Isi Surat Ferdinand Jadi Bahan Tertawaan, Geisz Chalifah: Malu-maluin
"Saya yakini bahwa apa yang disampaikan ulama itu benar adanya. Maka dari itu, kami akan lanjutkan"

"Tentu, kita kerja sama dengan tokoh agama, ulama untuk melakukan upaya pencegahan agar masyarakat tidak mudah terpapar ajaran-ajaran seperti itu,” ujarnya.
Bukan hanya itu, Polri juga akan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mencegah konsep pemahaman radikal melalui tekonologi informasi.
Misalnya, kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengawasi konten yang bernuansa radikalisme dan terorisme.
“Begitu ada konten nuansa memunculkan ajaran-ajaran atau terdeteksi adanya upaya untuk memunculkan ajaran-ajaran yang mengarah teroris, itu jangan sampai muncul, di-takedown"
"Harus ada langkah tegas, dan berani menghapus di dunia maya dengan membuat regulasi yang kuat,” katanya.
Baca juga: Ponpes Al-Hidayah Tangerang Terbakar, Ratusan Santri Dievakuasi
Baca juga: Gibran Marah Besar saat Lurahnya Diduga Lakukan Pungli Berkedok Zakat Fitrah: Itu Menyalahi Aturan!
Mempelajari kitab kuning adalah bagian dari mempelajari khazah klasik keilmuan Islam.
Tradisi ini berkembang di dunia pesantren dan sebagian perguruan tinggi Islam.
Tak semua orang bergama Islam mampu dan menguasai kitab kuning.
Sebab membutuhkan waktu dan sederet pengetahuan sebagai pendukungnya yang sering disebut ilmu alat.
Antara lain ilmu nahwu dan sharaf, yakni ilmu tata bahasa Arab.