Aksi OPM

Tuding Guru SD yang Ditembak Mati Mata-mata TNI-Polri, OPM: Kami Tidak Sembarang Tembak

Kelompok bersenjata Papua menembak mati seorang guru di Distrik Beoga, Kamis (8/4/2021) pekan lalu.

Facebook TPNPB via Tribunjogja.com
Ilustrasi: KKB Papua diduga menembak guru SD bernama Oktovianus Rayo (43), di Kampung Julukoma Distrik Beoga, Puncak, Kamis (8/4/2021) pagi. 

WARTAKOTALIVE, JAYAPURA - Kelompok bersenjata Papua menembak mati seorang guru di Distrik Beoga, Kamis (8/4/2021) pekan lalu.

OPM menuding guru yang ditembak adalah mata-mata TNI.

“Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB telah terima laporan bahwa guru Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga itu adalah mata-mata TNI/Polri."

Baca juga: Perusahaan Wajib Bayar THR 2021 Penuh dan Tepat Waktu, yang Terlambat Didenda 5 Persen

"Yang telah lama diidentifikasi oleh PIS TPNPB, oleh karena itu tidak ragu-ragu ditembak oleh pasukan TPNPB,” ujar Juru Bicara OPM Sebby Sembon melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).

Menurutnya, semua orang Indonesia yang bertugas di wilayah Pegunungan Papua, banyak yang menjadi mata-mata pihak keamanan Indonesia.

“Kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua."

Baca juga: Darmizal Tuding Sosok Ini yang Jerumuskan SBY Daftarkan Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI

"Bahwa PIS telah dan sedang identifikasi bahwa semua orang imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua, hampir kebanyakan anggota intelijen atau mata-mata TNI/Polri."

"Yang menyamar sebagai tukang bangunan, tukang sensor, guru, mantri, petugas distrik, dan lain-lain,” kata Sebby.

Untuk itu, katanya, bila bertugas di daerah perang, jangan menjadi mata-mata.

Baca juga: Yakin Menang Gugatan Soal AD/ART Partai Demokrat, Kubu Moeldoko Minta AHY Fokus Siapkan Rp 100 M

“Oleh karena itu kami mengimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI/Polri, jika anda bertugas di daerah perang,” tegasnya.

Menurut laporan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Gusby Waker, guru SD yang ditembak di Distrik Beoga Kabupaten Puncak adalah intelijen TNI-Polri.

“Gusby Waker melaporkan bahwa pasukannya menembak mati seorang guru di Beoga karena murni intelijen (mata-mata) TNI POLRI."

Baca juga: Pleidoi Tak Digubris Hakim, Djoko Tjandra Banding Vonis 4 Tahun 6 Bulan Penjara

"Ini sesuai laporan PIS TPNPB Kodap VIII Intan Jaya,” ungkap Sebby.

TPNPB, katanya, tidak akan sembarang menembak bila tidak ada informasi mereka adalah mata-mata.

“Kami juga tidak sembarang tembak masyarakat Papua maupun non Papua."

Baca juga: Aktor Intelektual Kasus Penyiraman Air Keras Tak Terungkap, Novel Baswedan Nilai Polisi Enggan

"Kami sudah tahu kerja TNI POLRI selalu menggunakan tenaga masyarakat sipil maupun PNS atau apa pun statusnya."

"Sebagai mata-mata untuk melacak keberadaan kami, maka sikap kami jelas bahwa kami akan tembak karena mereka adalah musuh kami,” cetus Sebby.

Perjuangan OPM, katanya, akan terus berjalan sampai Papua Merdeka.

Baca juga: Ingin TMII Berbasis Konsep 4.0, Kemensetneg Buka Kanal Aspirasi Publik

“Perjuangan kami bukan mencari makan dan minum, tetapi perjuangan kami adalah harga diri kami sebagai bangsa Papua Melanesia."

"Kami adalah pemilik tanah Papua, orangnya kulit hitam."

"Indonesia merebut dan membunuh kami, merampas harta dan kekayaan kami, kami TPNPB membela itu dan mau merdeka," paparnya.

Baca juga: Besok Sentra Vaksinasi Bersama BUMN Libur, Beroperasi Hanya Sampai Pukul 14.00 Selama Ramadan

TPNPB adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, organisasi sayap militer OPM, dan PIS adalah Papua Intelligence Service.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Reza Nur Patria saat dikonfirmasi via selulernya terkait tudingan tersebut, hanya menyatakan tengah mencari tahu informasi terkait penembakan.

"Kalau ada perkembangan, saya sampaikan,” ucap Reza.

Baca juga: Diajukan SBY, Begini Proses Pendaftaran Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI Kemenkumham

Sebelumnya, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua diduga menembak guru SD bernama Oktovianus Rayo (43), di Kampung Julukoma Distrik Beoga, Puncak, Kamis (8/4/2021) pagi.

Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusi membenarkan insiden tersebut.

Akibatnya, Oktovianus Rayo meninggal dunia usai terkena timah panas tersebut.

Baca juga: Daripada Koar-koar, Polri Sarankan Masyarakat Daftar Jadi Saksi di Kasus Kematian 6 Anggota FPI

"Pada Hari Kamis 8 April 2021 sekitar pukul 09.50 WIT, di Kampung Julukoma telah terjadi penembakan oleh kelompok KKB terhadap masyarakat sipil."

"Yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Iqbal, Kamis (8/4/2021).

Iqbal menjelaskan, Oktovianus Rayo memang dikenal sebagai guru SD di salah satu sekolah di Kampung Yulukoma Distrik Beoga.

Baca juga: Tiga Polisi yang Jadi Tersangka Berada dalam Satu Mobil Saat Tembak 4 Anggota FPI Hingga Tewas

Insiden bermula saat korban didatangi oleh orang tidak dikenal (OTK) di rumahnya, Kamis (8/4/2021) pukul 09.50 WIT.

Saat itu, korban tengah menjaga sebuah kios.

Tiba-tiba, OTK yang diduga kelompok KKB itu menembak ke arah korban.

Baca juga: Kuasai Saham Mayoritas Persis, Kaesang Ingin 50 Persen Pemain Timnas Indonesia Diisi Orang Asli Solo

Dua peluru yang ditembakkan pelaku pun mengenai tubuh Oktovianus Rayo.

"OTK masuk ke dalam rumah langsung melakukan penembakan ke arah korban."

"Dan mengenai rusuk kanan, dan luka lubang sebanyak 2 lubang tidak tembus, dan mengakibatkan korban meninggal dunia," ungkapnya.

Baca juga: Ada Program JKP, Pekerja Kena PHK Bakal Dapat Uang Tunai Selama 6 Bulan

Selanjutnya, kata Iqbal, para tokoh agama atau pendeta dan guru, membawa korban dari TKP.

Lalu, korban ditandu dan dibawa ke Puskesmas Beoga guna tindakan lebih lanjut.

Menurut Iqbal, aparat kepolisian telah mendatangi Puskesmas Beoga dan melakukan visum et repertum terhadap jenazah.

"Kami melakukan penyitaan barang bukti berupa pakaian korban," tuturnya. (Kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved