Banjir Jakarta

6 Berita Populer Banjir: Tsamara Bicara Soal Kinerja Anies Sampai Rumah Rhoma Irama Dikepung Banjir

Berita banjir Jakarta semakin ramai saja. Yuk kita baca berita populer mengenai banjir Jakarta. Simak dalam berita ini ya.

TRIBUNNEWS/FX ISMANTO
Ketua DPP Pusat PSI Tsamara Amany Alatas saat berkunjung ke Kantor Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (7/3/2018). 

Wandi, warga sekitar mengatakan ada puluhan mobil yang tak sempat diselamatkan pemiliknya ikut terendam banjir di sepanjang ruas Jalan Kemang. "Beberapa mobil sudah dievakusi pemiliknya dan dibawa dengan mobil derek. Tapi masih ada beberapa yang belum," katanya.

Bahkan katanya ada mobil yang terendam sampai hanya terlihat atapnya saja.

Tak hanya di jalan raya, air juga sampai masuk ke bangunan hotel dan restoran di jalan tersebut.

 

4. Karangan Bunga Wanita Emas Untuk Anies

Berita berikutnya adlah Wanita Emas yang memberikan Anies karangan bunga lantaran banjir Jakarta

Hasnaeni yang dikenal sebagai Wanita Emas mengirimi karangan bunga kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hasnaeni Wanita Emas mengirim sebanyak tiga karangan bunga kepada Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat.

Di mana karangan bunga itu dipajang di kantor Anies, tepatnya di dekat halaman Balai Kota DKI Jakarta, pada Minggu (21/2/2021) sore.

Baca juga: Viral Perempuan Muda Berjalan di Toko Tasikmalaya hanya Menggunakan Pakaian Dalam, Bikin Heboh Warga

Baca juga: PERHATIAN! Pemprov DKI Lipat Gandakan Sanksi Penolak Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Wagub DKI Ariza

Baca juga: Viral Video Ribuan Ikan Lele Berhamburan di Pinggir Jalan Grand Alam Sutera Serpong, Warga Berebutan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat karangan bunga usai wilayah hukumnya dikepung banjir.

Karangan bunga itu dipajang di kantor Anies, tepatnya di dekat halaman Balai Kota DKI Jakarta, pada Minggu (21/2/2021) sore.

"Turut berduka cita atas terjadinya banjir," begitu tulisan pada karangan bunga tersebut, dikutip dari TribunJakarta.

"Turut berduka cita atas banjirnya rumah Hasnaeni Wanita Emas," tertulis pada karangan bunga lainnya.

Hasnaeni mengatakan, alasan dirinya memberikan karangan bunga ini sebagai apresisi kepadanya lantaran telah berupaya mencegah banjir parah.

"Alasan saya hanya mengapresiasi Anies Baswedan. Saya yakin Anies Baswedan pasti punya solusi," jelas dia.

Karenanya, Hasnaeni mengatakan sebaiknya Anies Baswedan mengajak dirinya berdiskusi membahas banjir.

Dia yakin, jika diberikan waktu selama 24 bulan, dirinya mampu mencegah banjir.

"Ajak saya duduk bareng kalau Anies Baswedan ingin tahu solusi banjir dari saya. Saya yakin dalam waktu 24 bulan mampu mencegah terjadinya banjir," jelas Hasnaeni.

Jika selama 24 bulan Hasnaeni gagal mencegah banjir, dirinya menyatakan siap dipotong jemarinya.

"Potong jari saya kalau itu tidak terjadi," tutup Hasnaeni.

Baca juga: Kisah Hendi, Selama 2 Tahun Diteror Ribuan Pesan Porno Lewat WhatsApp hingga Hampir Diceraikan Istri

Baca juga: LOWONGAN KERJA Relawan Tenaga Kesehatan DKI Jakarta, Ada 11 Posisi, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Baca juga: Propam Dalami Kemungkinan Kompol Yuni Purwanti Bagian Pengedar Narkoba

 

5. Wali Kota Bogor Bantah Anies Baswedan

Selanjutnya ada Wali Kota Bogor Bima Arya yang membantah pernyataan Anies Baswedan

Menurut Bima, banjir Jakarta tidak bisa ditangani saat musim hujan saja.

Sebagaimana dikutip Kompas TV, Bima menyatakan banyak faktor yang menyebabkan banjir di Jakarta.

Wali Kota Bogor Bima Arya usai diperiksa terkait penyidik kasus Rizieq Shihab di RS UMMI, di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (18/1/2021).
Wali Kota Bogor Bima Arya usai diperiksa terkait penyidik kasus Rizieq Shihab di RS UMMI, di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (18/1/2021). (TRIBUNNEWS/IGMAN IBRAHIM)

Tidak serta merta dikaitkan dengan banjir kiriman dari hulu yang merupakan wilayah kerja Pemkot dan Pemkab Bogor.

Banjir merendam sejumlah wilayah DKI Jakarta selama dua hari terakhir. 

Baca juga: VIDEO Kawasan Kemang Banjir Parah, Gubernur DKI Anies Baswedan: Satu Hari Sudah Surut dan Kering

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sempat mengatakan banjir itu kiriman dari hulu. 

Akan tetapi menurut Wali Kota Bogor Bima Arya, banyak hal yang menjadi penyebab banjir di Jakarta.

“Penyebab banjir di Jakarta banyak hal ya. Betul ada yang dari hulu. Catatannya, di Katulampa itu paling tinggi Siaga 3. Jakarta biasa banjir di Siaga 1.  Kalau di Katulampa Siaga 3 itu sudah banjir Jakarta, berarti volume Jakarta sudah tinggi,” tutur Bima Arya. 

Bima menjelaskan, bicara tentang hulu sungai bukan soal banjir itu kiriman dari Puncak atau Bogor.

Tapi bagaimana semua pihak yang berkepentingan menjaga daerah aliran sungai (DAS) sungai-sungai besar yang berhilir di Jakarta. 

Bima mengaku sempat menyurati Anies terkait nasib Kali Ciliwung.

“Saya sudah surati gubernur, Ekspedisi Ciliwung (yang dilakukan Pemkot Bogor dan Pemkab Bogor) harus jadi perhatian bersama. Misalnya seperti perumahan liar yang membuat badan sungai menyempit, banyak limbah yang bisa seenaknya dibuang ke sungai,”ungkapnya. 

Menurut Bima, persoalan banjir tidak bisa ditangani saat musim hujan saja.

Banjir di Jakarta harus ditangani secara terintegrasi semua pihak.

Baca juga: Anies Baswedan Diminta Tak Salahkan Pihak Lain terkait Banjir Ibu Kota

Menurutnya penyelesaian permasalahan banjir tidak bisa dilaksanakan secara dadakan.

"Jadi persoalan banjir tidak bisa dadakan, tidak bisa ditangani ketika musim hujan saja, harus intergrasi semua dari hulu ke hilir. Itu persoalannya," tuturnya.

Bima optimis persoalan banjir tidak bisa dihadapi sendiri, namun ditangani bersama, baik pemerintah pusat dan daerah.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, banjir yang melanda sejumlah lokasi di Ibu Kota, Sabtu (20/2/2021) merupakan dampak air kiriman dari Depok, Jawa Barat, yang masuk Jakarta melalui Kali Krukut.

Hal itu disampaikan Anies kepada wartawan usai memantau banjir di kawasan Jalan Sudirman, dekat Pintu Air Sudirman Atmaja, Jakarta Pusat, Sabtu sore sebagaimana dikutip dari https://ppid.jakarta.go.id.

Dalam beberapa kesempatan Anies juga mengungkapkan banjir disebabkan kiriman dari Puncak dan  Bogor.

Baca juga: Nama Ahok Trending di Twitter, Warganet Rindu akan Sosoknya yang Dinilai Mampu Atasi Banjir Jakarta

Anies menyatakan, penyebab banjir di sisi Jalan Sudirman dikarenakan luapan dari Kali Krukut.

Aliran Kali Krukut juga meluap di Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, serta Jalan Tendean.

Menurut Anies, Kali Krukut meluap karena mengalami penambahan debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat.

“Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu Kali Mampang dan dua Kali Krukut. Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.

Baca juga: Banjir 2 Meter Tenggelamkan Perumahan Duren Villa Karang Tengah, Evakuasi Warga Berlangsung Dramatis

“Biasanya kalau hujannya di pegunungan (daerah Bogor) airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” tambahnya.

Anies megatakan, saat ini seluruh jajaran Pemprov DKI telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah di aliran sungai.

Perahu karet jadi sarana utama jemput dan antar warga di kawasan Kemang saat dilanda banjir parah Sabtu.
Perahu karet jadi sarana utama jemput dan antar warga di kawasan Kemang saat dilanda banjir parah Sabtu. (Tribunnews)

Pemprov juga mengerahkan pompa mobile baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang yang menjadi aliran Kali Krukut untuk selanjutnya dialirkan ke Kanal Banjir Barat (KBB).

Namun, pemompaan itu harus menunggu karena KBB masih menampung air kiriman dari daerah hulu.

“Sesudah ini air akan mengalir ke Kanal Banjir Barat. Kanal Banjir Barat permukaan airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota.  Jadi saat ini memang Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan. Itu Depok maupun Puncak. Kalau itu sudah reda insya Allah lebih terkendali,” kata Anies.

Parahnya banjir di Jakarta pada Sabtu (20/2/2021), memicu pro kontra, terutama terkait penyebabnya.

Banjir di Jakarta hari itu parah karena tidak segera surut.

Padahal Pemprov DKI mentargetkan banjir dan genangan di Jakarta akan surut dalam tempo 6 jam.

Banjir dengan ketinggian 50 sentimeter yang merendam Terowongan Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021).
Banjir dengan ketinggian 50 sentimeter yang merendam Terowongan Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). (Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan)

Saat meninjau Pintu Air Manggarai hari itu, Gubernur Anies Baswedan mengatakan bahwa banjir kiriman dari Bogor dan Depok menjadi salah satu penyebabnya.

Baca juga: Roy Marten Kebanjiran Hampir 1 Meter saat Jalani Isolasi Mandiri Covid-19 di Rumahnya

Baca juga: Anies Baswedan Tuding Air Kiriman dari Depok Melalui Kali Krukut Biang Banjir di Kawasan Sudirman

Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa banjir di Jakarta tak segera surut dikarenakan adanya asumsi yang salah soal air hujan.

"Kalau bicara banjir Jakarta, karena asumsi yang salah bahwa air itu akan masuk ke bumi," kata Hasto dalam diskusi virtual bertajuk Politik Hijau PDIP di akun Youtube PDIP, Sabtu (20/2/2021).  

Asumsi itu dikatakan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat kampanye Pilgub DKI lalu terkait penanganan banjir Jakarta.

Saat itu Anies mengatakan, penanganan banjir Jakarta harus dilakukan dengan memastikan air meresap ke dalam tanah, bukan mengalirkan air ke laut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Terendam Banjir, Akses Jalan Bintara Bekasi Masih Terputus

Anies kala itu menyebut asumsinya terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Jakarta.

Menurut Hasto, penanganan banjir di Jakarta dikarenakan persoalan manajemen, tata ruang, dan keberanian mengambil keputusan.

Belajar dari yang terjadi di Jakarta, imbuh Hasto, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri meminta jajaran partai sering bertemu dengan BMKG untuk mendapatkan orientasi menyeluruh terkait perubahan iklim.

Pertemuan dengan BMKG ini akan memunculkan kesadaran terkait perubahan iklim, dampaknya terhadap kenaikan muka air laut, sehingga akan memengaruhi cara pandang politik tata ruang dan politik pertanian.

"Maka terbangun suatu kultur untuk merawat lingkungan dengan baik," ucapnya.

Baca juga: Real Valladolid vs Real Madrid 0-1, Gol Casemiro, Selisih Poin Real Madrid dan Atletico Tinggal 3

Seharian ini Jakarta dilanda banjir di berbagai titik. Setidaknya terdapat 26 titik banjir yang tercatat pada pagi tadi.

Sejak petang tadi, sebagian titik sudah surut. Sementara beberapa titik lain yang menjadi langganan banjir masih tergenang.

Ketinggian banjir pun bervariatif. Dari ketinggian 40 cm hingga ada yang 4 meter.

Banjir sendiri disebabkan hujan intensitas lebat yang terjadi di Jakarta dan Depok sejak Sabtu dini hari hingga menjelang pagi.

BMKG melalui konferensi pers siang tadi, mewaspadai potensi banjir akibat hujan lebat yang akan mengguyur pada malam hingga dini hari nanti.

Baca juga: PPKM Mikro Lebih Eefektif Tekan Kasus Covid-19, Ini Kata Presiden Jokowi soal Strategi India

"Prediksi kami, hari ini masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama di malam hari yang dapat menerus hingga dini hari dan esok hari menjelang pagi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi secara virtual, Sabtu (20/2/2021).

Intensitas hujan sedang hingga lebat hampir diprakirakan akan terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Sementara pada Minggu (21/2/2021), BMKG memprakirakan intensitas hujan akan melemah hingga Senin (22/2/2021).

Baca juga: Mendadak Ingat Bung Hatta

6. Rumah Raja Dangdut Dikepung Banjir

Sementara itu, berita populer berikutnya adalah soal banjir menerjang kediaman raja dangdut Rhoma Irama di Jalan Pondok Djaya VI No 14, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Pantauan Warta Kota, Sabtu (20/2/2021) pukul 15.30 WIB, didepan rumah Rhoma Irama ketinggian banjir mencapai sepinggul orang dewasa.

Bahkan, belasan anak-anak yang tinggal didekat rumah Rhoma Irama sedang asik berenang didepan rumah sang raja dangdut, menikmati banjir yang menerjang kediaman mereka.

Baca juga: Jakarta Dikepung Banjir, Tsamara Amany Menilai Perlu Ada Evaluasi Serius Terhadap Kinerja Anies

Namun, Tim Warta Kota tidak menemui Rhoma Irama di kediamannya.

Hanya saja ada penjaga rumah yang keluar untuk bercengkrama.

"Bang Haji enggak ada di rumah," kata penjaga rumah Rhoma Irama yang enggan disebutkan namanya.

Dia mengatakan, setiap hujan deras dengan intensitas waktu yang lama, Rhoma sudah meninggalkan rumah lebih dulu sebelum terjadinya banjir.

Baca juga: Airlangga Persilakan WNA Kunjungi ke Indonesia meski Pandemi, tapi Ada Syaratnya

"Bang Haji udah ngungsi. Cuma engga tau kemananya," ucapnya.

Mengenai banjir, penjaga rumah menyebut rumah Rhoma terendam banjir namun tidak setinggi seperti didepan rumah.

"Ya tingginya semata kaki lah kalau didalam rumah. Kalau di garasi, ya sedengkul," jelasnya.

Meski begitu, sang penjaga rumah tak menampik kalau kediaman Rhoma Irama sering banjir jika hujan deras dalam kurun waktu yang lama.

"Iya benar (langganan banjir)," ujar penjaga rumah itu.

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved