Buronan KPK
Setengah Tahun Berlalu, KPK Masih Tak Tahu Keberadaan Harun Masiku
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku masih tidak mengetahui keberadaan mantan calon anggota legislatif PDIP Harun Masiku.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku masih tidak mengetahui keberadaan mantan calon anggota legislatif PDIP Harun Masiku.
Harun Masiku merupakan tersangka kasus dugaan suap pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024, yang ikut menyeret eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan dua kader PDIP, Saeful Bahri dan Agustiani Tio Fridelina.
Dia sudah menjadi buronan KPK sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari 2020.
• Novel Baswedan: Begitulah Nasib Orang Berjuang Berantas Korupsi di Indonesia
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi Harun Masiku pergi ke luar negeri.
"Tentunya sudah dilakukan cegah, kemudian ke luar negeri pasti ada info."
"Tapi laporan ke kami enggak ada yang masuk saat ini."
• Kedubes Belanda Ogah Berikan Bantuan Hukum untuk Maria Pauline Lumowa, tapi Siapkan Pengacara
"Kalau memang keluar masuk, lalu lintas orang pasti ada," kata Ali melalui pesan singkat, Jumat (17/7/2020).
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menyebut Harun Masiku sudah meninggal dunia.
Namun, KPK, kata Ali, belum bisa mengonfirmasi kebenaran tersebut.
• TERUNGKAP! Djoko Tjandra Ternyata Adalah Konsultan Bareskrim Polri dan Berkantor di Trunojoyo
"Sampai saat ini KPK tidak bisa mengonfirmasi hal itu dengan data yang valid, misalnya bahwa yang bersangkutan meninggal dunia," tuturnya.
Pada intinya, kata Ali, KPK sudah berkoordinasi dengan kepolisian dalam rangka memburu Harun Masiku.
Namun, hingga kini, belum ada laporan dari kepolisian yang masuk ke KPK.
• Kabareskrim Tegaskan Polisi yang Bantu Pelarian Djoko Tjandra Bakal Dipidana
"Sudah kita sampaikan ke kepolisian tentu ada informasi-informasi yang jika memang terjadi pasti akan ada informasi yang masuk."
"Sampai sejauh ini belum ada informasi yang masuk ke KPK terkait keberadaan HAR," paparnya.
Ali kemudian menegaskan, proses penyidikan terhadap Harun Masiku tetap berlanjut, meski yang bersangkutan belum dapat ditemukan.
• Novel Baswedan: Selamat Pak Jokowi, Anda Berhasil Bikin Pelaku Kejahatan Siap Melakukannya Lagi!
"Oleh karena itu, tentu terus dilakukan pencarian, dan pemberkasannya juga terus berjalan, penyidikannya juga terus berjalan."
"Bukan berarti kemudian tersangka belum ditemukan kemudian berkasnya berhenti, tidak," tegasnya.
Sementara, adanya ide agar Harun Masiku diadili secara in absentia, Ali mengatakan tim jaksa penuntut umum (JPU) KPK akan menganalisisnya terlebih dahulu.
• Pencalonan Diumumkan Siang Ini, Gibran Diprediksi Lawan Kotak Kosong dan Menang 90 Persen di Solo
"Bahwa ada wacana in absentia, sekali lagi itu pilihan terakhir dari KPK."
"Ketika memang nanti setelah dianalisa lebih lanjut oleh tim JPU, tentu akan bersikap apakah akan dilakukan in absentia atau tidak," bebernya.
Perkara suap ini bermula ketika caleg PDIP dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I Nazarudin Kiemas meninggal.
• UPDATE 17 Juli 2020: Indonesia Berpotensi Salip Cina, Kini Selisih 1.954 Kasus Positif Covid-19
Nazarudin memperoleh suara terbanyak di Dapil itu.
KPU memutuskan mengalihkan suara yang diperoleh Nazarudin kepada Riezky Aprilia, caleg PDIP dengan perolehan suara terbanyak kedua di Dapil I Sumatera Selatan.
Akan tetapi, Rapat Pleno PDIP menginginkan agar Harun Masiku yang dipilih menggantikan Nazarudin.
• Pemprov DKI Jakarta Cabut Peraturan Gubernur Soal SIKM, Warga Diimbau Isi CLM
PDIP sempat mengajukan fatwa ke Mahkamah Agung dan menyurati KPU agar melantik Harun Masiku. KPU bersikukuh dengan keputusan melantik Riezky.
Suap yang diberikan kepada Wahyu Setiawan diduga untuk mengubah keputusan KPU tersebut. Hingga kini, Harun Masiku masih buron.
Narasi meninggalnya Harun Masiku kembali dilontarkan oleh Koordinator MAKI Boyamin Saiman di acara Aiman Kompas TV, Senin (11/5/2020).
Boyamin menegaskan, soal meninggalnya Harun Masiku berdasarkan analisis.
• Jokowi: 70 Persen Kasus Positif dan 82 Persen Kematian Akibat Covid-19 Ada di Pulau Jawa
"Tidak mendadak sih kalimatnya, karena ini hanya berdasarkan sifatnya analisis saja," ujar Bonyamin.
Sebab, pihaknya mengaku bisa melacak koruptor kakap mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi, berbeda dengan Harun Masiku.
"Bahwa Nurhadi itu hampir tiap minggu, bahkan seminggu ada dua kali empat klaster informan datang ke saya untuk memberitahu tentang hartanya, transaksi keuangannya."
• Jokowi Minta Pelonggaran PSBB Tak Tergesa-gesa, Harus Berdasarkan Data Lapangan
"Bahkan ada yang memberikan foto rekeningnya, tapi saya enggak buka rekeningnya karena rahasia bank."
"Nah, untuk Harun Masiku ini sama sekali blank," imbuh Boyamin.
Boyamin menyebutkan, penelusuran terakhir mengenai Harun Masiku terjadi sejak tiga hingga enam bulan lalu.
• Pemprov Imbau 13 BUMD Ini Potong Atau Tunda Pemberian THR Lebaran 2020, Salah Satunya Bank DKI
Dari pelacakan itu, Harun Masiku sempat meminta uang rekannya untuk membeli tiket pesawat.
"Dan penelusuran saya yang paling jauh itu, itu hanya ketemu temannya Harun Masiku yang sudah tiga bulan, enam bulan yang lalu."
"Yang berkaitan pernah saya katakan dimintai tiket pesawat."
• Uji Materi UU Pemilu, Ki Gendeng Pamungkas Ingin Jadi Calon Presiden dari Jalur Independen
"Jadi prapradilan itu, karena kemudian berpikirnya KPK ini tidak mengembangkan bahwa Harun Masiku untuk tiket saja minta temannya, bahasa saya kan tidak kuat membeli," jelasnya.
Boyamin menuturkan, Harun Masiku sebelum Virus Corona melanda, sempat ke Palembang.
"Nah, dari situlah kemudian sejauh yang saya lebih aktif gitu dibandingkan Harun Masiku, untuk melacak-lacak misalnya juga ke Palembang, waktu masih belum Corona."
• Sudah 9 Pekan Tidur di Kantor, Doni Monardo Bilang Itu Bukti Pemerintah Serius Tangani Covid-19
"Itu juga blank karena aktivitas selama kampanye pun tidak banyak di sana," ujarnya.
Namun, kini sudah tidak diketahui di mana keberadaan Harun Masiku sama sekali.
"Dan setelah kapalnya selesai juga enggak pernah ke Palembang lagi."
• Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19: Kita Harus Legowo Hidup Bersama Virus Ini
"Dan di Makassar juga enggak ada, di Jakarta juga enggak ada," bebernya.
Menyikapi hal ini, Mabes Polri yang diminta KPK ikut menangkap Harun Masiku, mengaku masih tetap melakukan pencarian.
"Polri masih berupaya mencari Harun Masiku, dalam rangka membantu KPK," ungkap Kabag Penum Mabes Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat dimintai konfirmasi, Rabu (13/5/2020).
• Penumpang KRL dan Pengendara Wajib Tunjukkan Surat Tugas Saat PSBB Tahap Ketiga di Kota Bekasi
Sebelumnya, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman berencana membuat laporan orang hilang ke polisi.
Orang hilang yang dimaksud adalah Harun Masiku, tersangka kasus suap terhadap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
"Saya berencana membuat laporan polisi orang hilang terkait Harun Masiku."
• Achmad Yurianto: Covid-19 Mulai Bisa Kita Kendalikan, Kehidupan Jadi Lebih Baik Lagi
"Sejak dia hilang itu berarti kan sejak ada operasi tangkap tangan (OTT)," ujar Boyamin ketika dihubungi Tribunnews, Rabu (6/5/2020).
Berdasarkan peraturan undang-undang, Boyamin mengatakan orang yang hilang sampai dua tahun atau tidak diketemukan dalam jangka waktu tersebut, akan dinyatakan meninggal dunia.
Dia sendiri berencana melakukan pelaporan orang hilang tersebut karena dua hal.
• Berlatar Mural Glenn Fredly, YPK Basketball Family Sumbang APD untuk RS dan Puskesmas di Ambon
Pertama, bila memang Harun Masiku tak diketemukan hingga dua tahun, maka ada konsekuensi hukum tersendiri.
Yakni, apabila dia memiliki warisan, warisan dapat diberikan kepada ahli waris.
"Kemudian kalau dia punya istri, istrinya bisa menikah lagi jika yang bersangkutan ingin menikah lagi," kata dia.
• Andre Rosiade Desak Najwa Shihab Klarifikasi Dugaan Terlibat Proyek Kartu Prakerja
Kedua, Boyamin berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) cepat bergerak dan menemukan Harun Masiku.
Sebab, jika dianggap meninggal dunia, maka penyidikan akan dihentikan.
"Salah satu penghentian penyidikan itu kan kalau meninggal dunia."
• 2.160 Warga Jakarta Dapat Layanan Kesehatan Jiwa Imbas Pandemi Covid-19
"Nah, maksud saya kalau ini benar-benar Harun Masiku sampai dua tahun enggak diketemukan kan harus di-SP3."
"Artinya ini berbalik menjadi bumerang kepada KPK yang tidak mampu menemukan Harun Masiku," jelasnya.
Kepada Tribunnews, Boyamin mengatakan pelaporan orang hilang kepada polisi tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
• Sudah 81.368 Warga Jakarta Ikut Rapid Test, 3.103 Orang Reaktif Covid-19
Boyamin mengaku akan melakukannya setelah Lebaran atau saat pandemi Covid-19 mereda.
"Ya kira-kira (pelaporannya) setelah Lebaran, setelah Corona agak mereda," ucapnya.
Sebelumnya, Boyamin Saiman masih bersikukuh Harun Masiku telah meninggal.
• Pasien Covid-19 di Jakarta Tambah Jadi 4.641 Orang, Sembuh 711, Meninggal 414
Namun, ketika disinggung apakah memiliki bukti perihal meninggalnya Harun Masiku, Boyamin mengaku tak memiliki bukti.
Ia hanya membandingkan kasus Harun Masiku dengan kasus eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi.
• Gara-gara Pandemi Covid-19, Pemprov Tunda Cicilan Pinjaman ke Bank DKI Sampai Desember 2020
"Enggak punya (bukti)."
"Karena buktinya atau pendukungnya cuma satu."
"Yaitu Nurhadi itu hampir tiap hari ada yang memberi update informasi ke saya dengan data yang valid," ujar Boyamin ketika dihubungi Tribunnews, Selasa (5/5/2020).
• Jokowi Bilang Ada Daerah Terlalu Over Terapkan PSBB, Doni Monardo Jelaskan Maksudnya
Boyamin menjelaskan, update informasi seputar Nurhadi selalu masuk kepadanya.
Mulai dari harta, rekening, tempat tinggal, hingga tempat menukar uang yang bersangkutan di money changer.
"Itu selalu ada (informasi), sampai terakhir minggu kemarin masih ada," kata dia.
• Puan Maharani Bilang Kita Tak Hanya Butuh PSBB, tapi Juga Gotong Royong Berskala Besar
Namun, berbeda halnya dengan Harun Masiku.
Boyamin mengungkap tak ada sama sekali informasi terkait mantan caleg dari PDIP tersebut.
Dia pun menegaskan tak memiliki bukti foto atau lainnya.
• Surat Pengunduran Diri Putra Amien Rais dari PAN dan DPR Beredar, Wakil Ketua Mengaku Belum Terima
Keyakinanlah yang membuat dirinya percaya Harun Masiku telah meninggal dunia.
"Sementara Harun Masiku itu tidak pernah ada satu pun yang memberikan akses informasi ke saya, sama sekali enggak ada."
"Enggak ada sama sekali bukti (foto). Hanya berdasarkan keyakinan," jelasnya.
• Sudah 20 Perawat Meninggal Akibat Covid-19, Tiga Diantaranya di Jakarta Utara
Boyamin mengaku berharap dengan pernyataannya tersebut Harun Masiku akan muncul ke publik.
Namun, hingga saat ini yang bersangkutan tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
"Sebenarnya statement saya itu memancing biar dia muncul."
• ISI Lengkap Surat Pengunduran Diri Hanafi Rais, Sebut PAN Cenderung Kompromi Terhadap Kekuasaan
"Tapi nyatanya enggak muncul, jadi saya semakin yakin dia meninggal," cetusnya. (Ilham Rian Pratama)