CAKEP! Begini Pantun Ketua Komisi X DPR untuk Mendikbud Nadiem Makarim

KETUA Komisi X DPR Syaiful Huda sempat melontarkan pantun saat rapat kerja perdana bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Twitter@Kemdikbud_RI
Mendikbud Nadiem Makarim memimpin rapat pimpinan tingkat kementerian untuk pertama kalinya pada Kamis (24/10/2019). 

KETUA Komisi X DPR Syaiful Huda sempat melontarkan pantun saat rapat kerja perdana bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Saat rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019), pantun ini dialamatkan untuk Nadiem Makarim yang baru pertama kali mengikuti rapat dengan DPR setelah dilantik Presiden Jokowi.

Sebelum memulai, Syaiful meminta para anggota Komisi X DPR menjawab dengan kata 'cakep' setelah dirinya membaca satu bait pantunnya.

DPRD DKI Minta Anies Baswedan Buka Dokumen Draf KUA-PPAS APBD 2020 yang Bikin Heboh

"Mohon tiap bait dibilang cakep ya," pinta Syaiful di Ruang Rapat Komisi X DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Politikus PKB itu lalu melanjutkan membacakan pantun yang dibuatnya untuk Nadiem Makarim.

Puisi tersebut menyinggung soal Nadiem Makarim yang meninggalkan Go-Jek demi menjadi Mendikbud.

Tukang Air Isi Ulang Daftar Jadi Calon Wali Kota Tangsel Lewat Gerindra, Sebelumnya ke PDIP dan PSI

"Pergi ke pasar naik ojek, tidak lupa membeli cangkul. Nadiem Makarim meninggalkan Go-Jek, demi mengabdi go school," tutur Syaiful yang disambut tawa peserta rapat.

Menanggapi hal tersebut, Nadiem Makarim mengaku sangat senang dengan pantun Syaiful.

"Terima kasih untuk pantunnya bapak. Saya suka sekali," ucap Nadiem Makarim dengan senyum mengembang.

Atap JPO Sudirman Dicopot, Warga: Jakarta Lagi Panas Malah Dibongkar

Agenda rapat ini berisi perkenalan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud, serta pemaparan program kerja Kemendikbud.

Nadiem Makarim tampak mengenakan batik abu-abu dan langsung menyalami satu per satu para anggota Komisi X DPR.

Mantan CEO Go-Jek ini bersama Dirjen Kemendikbud, langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan pimpinan Komisi X DPR.

Jokowi Bingung Kementerian dan Lembaga Masih Impor Cangkul, Padahal Sambil Tidur Saja Bisa Dibuat

Syaiful Huda lalu mengajak para anggota Komisi X untuk memanggil Nadiem Makarim dengan sebutan 'mas', karena usianya masih muda.

"Lebih enaknya kita sebut saja 'mas menteri'," cetus Syaiful yang disambut tawa anggota Komisi X DPR.

Panggilan ini disambut senyum oleh Nadiem Makarim.

Alasan Jokowi

Presiden Jokowi melihat sosok Nadiem Makarim dapat membuat sebuah terobosan yang besar di dunia pendidikan.

Awalnya, Jokowi menjelaskan, ada 300 ribuan sekolah dari tingkatn Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di ribuan pulau di Indonesia, dengan jumlah sekitar 50 juta pelajar.

"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, memanajemeni guru yang sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standar yang sama," ucap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

 Mahasiswa Korban Unjuk Rasa Ricuh Sudah Pulih, tapi Masih Harus Berobat ke Dokter Jiwa

Namun, setelah masuknya teknologi, Jokowi berharap akses ke pendidikan semakin mudah.

Dan, Kemendikbud dapat membuat sebuah lompatan besar, yang dulunya dirasa tidak mungkin menjadi mungkin.

"Oleh sebab itu kenapa dipilih Mas Nadiem Makarim, beliau sudah bercerita pada saya apa yang akan dikerjakan," kata Jokowi.

 PKS Sebut Jabatan Wakil Menteri Tak Sesuai Reformasi Birokrasi dan Ganggu Harmoni

"Sehingga, kita harapkan lompatan kualitas sumber daya manusia nanti betul-betul bisa terjadi."

"Ada peluang besar, ada terobosan untuk melakukan itu," terang Jokowi.

Perubahan Strategi

Sementara, Muhadjir Effendy menilai Presiden Joko Widodo melakukan perubahan strategi dalam penyusunan menteri Kabinet Indonesia Maju.

Hal tersebut disampaikan Muhadjir ketika diminta tanggapannya, terkait sosok Nadiem Makarim yang menggantikan posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

"Presiden kan menurut saya, setiap Presiden seperti manajer sepak bola."

 Polisi Hentikan Kasus Dugaan Perusakan Buku Merah, KPK Cuma Jadi Pendengar Saat Gelar Perkara

"Ketika melihat kondisi lapangan dan menetapkan strategi, ketika menetapkan strategi menentukan siapa pemainnya," ulas Muhadjir di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Muhadjir menjelaskan, perubahan strategi yang telah dilakukan Presiden, pasti diikuti perubahan pemainnya atau para menterinya.

"Kalau misalnya, oh ini kita harus melakukan permainan bertahan, dipasanglah pemain-pemain yang memiliki karakter bertahan."

 PKS Sebut Jabatan Wakil Menteri Tak Sesuai Reformasi Birokrasi dan Ganggu Harmoni

"Kalau disiapkan menyerang, yang disiapkan tim yang menyerang," ucap Muhadjir.

Ketika ditanya sosok Nadiem, apakah sosok penyerang atau bertahan. Muhadjir tidak menjawabnya.

"Wartawan yang menilai," jawab Muhadjir.

Digitalisasi

Nadiem Makarim berencana memanfatkan digitalisasi ke dunia pendidikan.

Akan tetapi, bentuknya seperti apa, Nadiem mengaku belum mengetahui penerapannya, sebab fokusnya saat ini masih belajar.

"Yang terpenting kita ini mulai bukan dengan aksi."

 Polisi Hentikan Kasus Dugaan Perusakan Buku Merah, KPK Cuma Jadi Pendengar Saat Gelar Perkara

"Tapi belajar dulu dengan semua stakeholder yang ada," katanya saat acara pisah sambut di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).

Dirinya mengaku sebagai murid yang belajar cepat. Terutama dalam hal 100 hari jabatannya sebagai Mendikbud.

"Cepat, saya cepat belajarnya," ujarnya.

 Pesan Tegas Ryamizard Ryacudu untuk Prabowo: Khilafah dan ISIS Harus dihancurkan!

Begitu juga dengan urusan kebudayaan, Nadiem masih belum mau mengatakan terobosan apa yang akan dilakukan di ranah tersebut.

"Tapi yang jelas berhubungan karena saya milenial dan backgroundnya teknologi. Sudah pasti perubahan yang terjadi ke sana."

"Tapi saya belum bisa mention apa rencana saya yang saya lakukan apa."

 Sekjen PPP: Rizieq Shihab Enggak Susah Dibawa Pulang

"Yang sudah jelas kita ingin memfokuskan kepada manusia yang keluar dari sistem pendidikan seperti apa," paparnya.

Nadiem membantah dirinya membuang waktu dalam memikirkan penerapan teknologi.

"Step pertama jangan selalu memberikan solusi dulu."

 Banyak Minum Air Putih! Jakarta Masih Bakal Terpapar Cuaca Panas Sampai Akhir Oktober 2019

"Pertama, harus seperti murid yang baik, belajar dulu, kondisi lapangan seperti apa, kondisi guru seperti apa, kondisi murid seperti apa, dan kondisi birokrasi dan administrasi seperti apa."

"Dari situlah, baru kita menemukan solusi-solusi baik teknologi maupun nonteknologi yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita," urainya. (Fahdi Fahlevi)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved