Rusuh Papua

Ustadz Abdul Somad Bangkitkan Solidaritas Warga Keturunan Minang Bugis Jawa di Wamena yang Berduka

Tragedi kekerasan dan teror yang mengguncang dan dialami warga keturunan Minang, Bugis, dan Jawa di Wamena demikian mencengangkan.

Twitter
Ustadz Abdul Somad memberikan simpati dan solidaritas untuk kalangan warga keturunan Minang, Bugis, dan Jawa yang menjadi korban terorisme kalangan OPM di Wamena. 

USTADZ Abdul Somad menilai, apa yang dialami oleh masyarakat di Wamena dan sejumlah tempat telah menimbulkan kerugian yang besar.

Tragedi kekerasan dan terorisme yang mengguncang dan dialami oleh warga keturunan Minang, Bugis, dan Jawa di Wamena demikian mencengangkan.

Terorisme yang dilakukan oleh kalangan yang dikenal sebagai OPM memang mengalami peningkatan dan mengakibatkan warga tak berdosa menjadi sasaran.

Mereka itu melakukan penculikan, penyanderaan, pembunuhan massal, membakar orang hidup-hidup, dan berbagai tindakan yang sama sekali jauh dari nilai Pancasila.

Sejumlah kalangan telah memberikan duka mendalam dan solidaritas sesama orang Minang, Bugis, dan Jawa pun diserukan antara lain oleh Ustadz Abdul Somad yang dilakukan untuk menolong warga yang ketakutan.

Warga asli Papua yang memeluk agama Islam tanpa ragu menolong warga keturunan Minang, Bugis, dan Jawa.
Warga asli Papua yang memeluk agama Islam tanpa ragu menolong warga keturunan Minang, Bugis, dan Jawa. (Twitter)

Teror yang dilakukan OPM dan simpatisannya tidak bisa ditoleransi dan harus segera ditumpas sebagaimana dilakukan pada kalangan yang dianggap GAM di Aceh, belum lama ini.

Bahkan Purom dengan arogan mengusir warga dari Papua atau menjadi korban terorisme yang mereka lakukan.

Ustadz Abdul Somad pun memberikan perhatian khusus dan membangkitkan rasa persaudaraan serta solidaritas terhadap kekejaman yang dilakukan tersebut.

Meski demikian, kata Ustadz Abudl Somad, bagi orang Minang, apa yang dialami akan menumbuhkan rasa persaudaraan dan persatuan orang Minang.

"Buat posko-posko, bantu saudaramu, bantu usahanya," katanya dengan mata berkaca-kaca seperti menahan tangis.

Pesan yang disampaikan melalui media sosial itu telah diunggah oleh sejumlah netizen, yang dikutip Warta Kota, Selasa (1/10/2019).

Ustadz Abdul Somad berupaya untuk membantu kalangan yang terusir dari tanah tumpah darah mereka.

Di tengah provokasi yang dilakukan oleh para teroris OPM, yang di antaranya dilakukan oleh Purom, seruan yang disampaikan Ustadz Abdul Somad dinilai akan bisa membangkitkan masyarakat Minang.

"Minang tak pernah kalah, apa yang terlihat ini, kecil betul."

"Setelah merdeka, orang Maninjau, jadi ulama, founding father bangsa ini," katanya.

Orang Maninjau yang dimaksud adalah Buya Hamka.

Sejak kecil, kata Ustadz Abdul Somad, orang Minang tinggal di surau.

"Karena itu, tidak ada orang Minang yang tidak pandai mengaji, tidak ada orang Minang yang tidak pandai bersilat."

Menurut Ustadz Abdul Somad, sejumlah kelebihan orang Minang itu telah membuat penjajah Belanda lari terbirit-birit.

"Karena itu, ini akan semakin memperkuat persatuan dan persaudaraan orang Minang."

Selain itu, warga yang berasal dari Bugis juga mendapatkan sapaan dari Ustadz Abdul Somad.

"Apa kareba?" katanya.

Menurut Ustadz Abdul Somad, orang Bugis diperlakukan tidak adil oleh Belanda dan dibuang ke Afrika seperti dialami oleh Yusuf Al Makassari, yang termasyhur sebagai ulama di sana.

Bahkan, kata Ustadz Abdul Somad, Islam juga diperkenalkan di Afrika Selatan, sehingga membuat Nelson Mandela terkagum-kagum.

"Dicampakkan di Sri Lanka, Islam berkembang di Sri Lanka, dibuang ke Afrika Selatan, Islam tumbuh di sana."

"Saudaraku yang ada di perantauan, orang Jawa, piye kabare, sulit memang susah, tapi di mana pun Nusantara ini, semua bisa, bangkitlah saudara-saudaraku," katanya.

Sejumlah orang Papua juga tidak segan memberikan pertolongan kepada masyarakat yang ditimpa kesusahan dengan terorisme yang dilakukan sejumlah orang OPM.

Kemarahan pun disampaikan sejumlah kalangan termasuk disampaikan oleh Indra J Piliang dan sejumlah tokoh lainnya.

Apa yang dialami masyarakat di sana tidak boleh dibiarkan terjadi.

Suara-suara keprihatinan terhadap tindakan terorisme yang dilakukan oleh OPM dan simpatisan mereka telah mengakibatkan banyak warga dibakar hidup-hidup.

Bahkan seorang dokter yang bertugas di Wamena dibakar hidup-hidup oleh sejumlah teroris Papua tersebut.

Konflik Horisontal di Papua Tidak akan Selesai dengan Pembiaran Pemerintah yang Gagal Jamin Keamanan

Habib Aboe Bakar Al Habsyi Minta agar Kerusuhan Papua pada Pendatang Dapat Segera Diatasi Secepatnya

Kisah Warga Asli Wamena Selamatkan 250 Warga Pendatang, 8.000-10,000 Orang Tunggu Evakuasi

Sementara itu, Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Minangkabau, Dr Fadli Zon MSc mengecam tindakan yang dilakukan sebagian pihak di Papua yang diduga bagian separatis.

Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu menilai, konflik dan kerusuhan yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Senin, 23 September 2019 lalu, merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat tidak berperikemanusiaan.

Tindakan yang dilakukan sebagian pihak itu bukan hanya didasari rasisme yang mengoyak kawasan Papua, tapi latar belakang kriminalitas.

Banyak perampokan, penjarahan, dan pembunuhan yang sangat sadis.

Sejumlah orang tak berdosa menjadi korban, dibakar, disiksa, dan berbagai tindakan keji lainnya.

 Din Syamsuddin dan Andre Rosiade Ungkap Keprihatinan Mendalam Akibat Banyaknya Korban di Wamena

Menurut Fadli Zon, Konflik di Papua telah mengakibatkan korban jiwa dan pengungsian.

"Pemerintah telah gagal menjamin keselamatan warga Minang dan etnis lain di Papua," katanya.

Sebagai anak dari sebuah bangsa yang warganegaranya sangat plural, menurut Fadli Zon, setiap konflik yang melibatkan sentimen etnis memang pantas menyakiti rasa kebangsaan kita.

"Apalagi, akibat konflik tersebut kini lebih dari lima ribu orang mengungsi, dan ribuan lainnya terpaksa eksodus dengan perasaan traumatik." 

"Tak terasa kehadiran negara dan belum ada ungkapan belasungkawa dari Presiden Joko Widodo," katanya.

Wakil  Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. (@fadlizon)

Menurut Fadli Zon, sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM), ada beberapa poin yang ingin di sampaikan.

"Pertama, saya ingin menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya warga Minangkabau, serta saudara-saudara saya dari etnis lainnya pada bentrokan yang terjadi awal pekan kemarin."

"Kita sangat menyesalkan kejadian tersebut."

"Tindakan pembantaian terhadap warga Minang adalah perbuatan biadab."

"Orang Minang adalah warga cinta damai dan selalu berprinsip “Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung.”

Kedua, kata Fadli Zon, IKM meminta agar aparat keamanan dan pemerintah setempat bergerak cepat memastikan keamanan dan keselamatan semua orang yang ada di Wamena.

"Pemerintah Kabupaten Jayawijaya harus bisa melindungi dan memastikan keamanan masyarakat Minangkabau, juga etnis pendatang lainnya, yang bertahan di Wamena."

"Jaminan keamanan dan keselamatan ini penting, agar konflik dan kerusuhan kemarin tidak memancing konflik lebih luas."

 Usman Hamid Mengungkap Begini Cara Menangani Kebebasan Pendapat juga Dilakukan Wiranto Sejak 1998

Informasi yang dihimpun dari Pengurus DPW IKM Papua, saat ini, ada sekitar 981 perantau Minang di Provinsi Papua, di mana 500 orang di antaranya tinggal di Wamena.

Ketiga, kata Fadli Zon, oleh karena ini bukan pertama kalinya terjadi konflik horisontal berlatar belakang sentimen etnis di Wamena, pemerintah dan aparat keamanan mestinya menggunakan pendekatan yang hati-hati.

"Semua pihak harus mendorong terjadinya resolusi konflik."

"Kerjasama yang terjadi antara pemerintah Provinsi Papua dengan Provinsi Sumatera Barat dalam menangani para korban saya kira sudah bagus dan bisa meredam konflik ini agar tak meluas."

 Terungkap Transplantasi Organ Dilakukan Rezim Komunis China pada Muslim Uighur yang Sehat Saat Hidup

Keempat, Fadli Zon meminta semua tokoh, baik tokoh Minang maupun tokoh Papua, baik yang ada di Papua maupun di Jakarta, agar bisa segera duduk bersama untuk menenangkan masyarakat, terutama untuk memastikan agar tidak muncul kesalahpahaman dan prasangka pascakonflik, kemarin.

"Kita harus sama-sama berkepentingan konflik tersebut tidak merembet ke mana-mana."

"Karena, pascakerusuhan, kemarin, banyak warga Minang tak lagi merasa aman, sehingga meminta dipulangkan ke kampung halaman,"

"IKM berharap, agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memfasilitasi aspirasi tersebut dan membantu para korban."

"Sejauh ini, saya mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua dan Sumatera Barat yang telah mengambil tanggung jawab dalam mengurus serta memulangkan jenazah para korban."

Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah.
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah. (AFP/Vina Rumbewas)

Menurut Fadli Zon, bantuan hendaknya juga diberikan untuk korban yang mengungsi, eksodus, dan mengalami trauma.

"Kita berharap, kasus ini segera ditangani tuntas, agar tidak muncul kegelisahan di kalangan para perantau di Papua."

"Perdamaian adalah buah ikhtiar bersama. Tak boleh lagi ada diskriminasi agama, suku, golongan, maupun etnis tertentu dan negara harus hadir dalam melindungi warganya sebagai amanat konstitusi," katanya.

 Fadli Zon Ungkap Ironi Pembakaran Hutan Langsung Mencoreng Diplomasi Sawit dan Mengirim Puisi Kritik

 Terungkap Kejamnya Rezim Komunis China Memanen Organ Tubuh Muslim Uighur Tanpa Dibius di PBB

 Habib Aboe Bakar Al Habsyi Ungkap Keprihatinan pada Tewasnya Randi Dampak Penembakan

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved