Kesehatan Mental
Rekan Indonesia Bereaksi atas Pernyataan Rano Karno Soal Survei Kesehatan Mental Warga Jakarta
LSM Rekan Indonesia memberi reaksi atas pernyataan Wagub Jakarta Rano Karno yang meminta survei kesehatan mental warganya.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho, menanggapi secara hati-hati pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno tentang perlunya survei untuk memastikan tingginya angka depresi di ibu kota.
Agung menuturkan, survei dapat dimaknai positif, tetapi jangan sampai membuat pemerintah kehilangan kesempatan untuk mendengar suara warga yang tengah mengalami kelelahan mental.
“Survei itu penting, tetapi yang tidak kalah penting adalah empati. Di balik angka, ada manusia yang sedang menahan banyak hal dalam diam,” ujar Agung di Jakarta.
Baca juga: Psikolog Arnita Kusumaningrum: Tak Hanya Fisik, Kesehatan Mental Juga Butuh Ruang Aman
Ia menilai, kehidupan warga di Jakarta berubah sangat cepat, dan tekanan mental kerap muncul jauh sebelum terpantau lewat survei formal.
“Masyarakat kota besar tidak selalu pandai bercerita tentang perasaannya. Banyak yang memilih menyimpan, menunda, atau mengalihkan,” katanya.
Ia mengingatkan, fokus berlebihan pada angka dan verifikasi data, bisa membuat pemerintah luput melihat perjuangan warga dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Rano Karno Siapkan Jakarta sebagai Kota Sinema, Diharapkan Jadi Penggerak Industri Perfilman Daerah
Menurut dia, depresi di Jakarta bukan hanya persoalan klinis, tetapi juga akibat rutinitas melelahkan, kemacetan, kesepian di tengah keramaian, serta tekanan ekonomi.
“Jika kita hanya bertanya apakah angkanya benar lebih tinggi dari nasional, bisa jadi kita melewatkan pertanyaan yang lebih mendasar: bagaimana kondisi batin warga Jakarta hari ini?” ujarnya.
Agung memahami kehati-hatian pemerintah dalam membaca data, namun mengingatkan bahwa proses survei yang terlalu panjang dapat menghilangkan momentum perubahan.
“Pemerintah tidak perlu menunggu survei sempurna untuk mulai menyediakan ruang aman, layanan konseling yang mudah dijangkau, atau kampanye yang menguatkan,” katanya.
Ia menegaskan, keseriusan pemerintah terlihat dari kehadiran layanan yang membuat warga merasa tidak sendirian.
“Kadang yang dibutuhkan seseorang bukan diagnosis, tetapi pintu yang bisa diketuk ketika hidup terasa terlalu berat,” ucapnya.
Agung juga mendorong Pemprov DKI memandang kesehatan mental sebagai bagian dari kualitas hidup kota.
“Jakarta sering bicara tentang pembangunan, tetapi kesehatan mental adalah pembangunan yang tidak terlihat. Ia menyangkut kedamaian hati warganya,” ujarnya.
Agung mengapresiasi niat Wagub, tetapi berharap survei tersebut menjadi langkah awal, bukan alasan untuk menunda tindakan.
“Silakan survei, itu baik. Tapi jangan biarkan survei membuat kita menunggu terlalu lama untuk bertindak. Warga sudah memberikan sinyal. Tugas kita mendengarnya, bukan setelah data lengkap, tetapi sejak sekarang," kata dia.
| Depresi Ortu Bercerai, Remaja Ini Hendak Akhiri Hidup dengan Terjun Bebas dari Atap Truk di Depok |
|
|---|
| Anak Muda Rentan Alami Gangguan Mental di Masa era Normal Baru Covid-19, ini Solusinya |
|
|---|
| Khawatir Dianggap Tidak Trendi Bisa Bikin Stres, Ini Cara Mengatasinya |
|
|---|
| Tanda-tanda Depresi pada Pria, Kenali Tandanya Bisa Selamatkan Jiwa |
|
|---|
| Mencintai Diri Sendiri Terlalu Berlebihan Bisa Bikin Depresi dan Sakit |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/reakn-demo1.jpg)