Ledakan di SMAN 72

Surat dari Ruang ICU! Begini Pesan Haru Korban Ledakan SMAN 72 untuk Orang Tua dan Polisi

Surat dari Ruang ICU! Begini Pesan Haru Korban Ledakan SMAN 72 untuk Orang Tua dan Polisi

Editor: Joanita Ary
Kompas TV
SURAT DARI RUANG ICU -- Suasana haru menyelimuti ruang perawatan intensif (ICU) di salah satu rumah sakit rujukan di Jakarta. Dari tempat tidurnya yang dikelilingi suara mesin pemantau detak jantung dan napas buatan, korban ledakan di SMAN 72 Jakarta menuliskan pesan singkat yang menggugah hati. Tulisan itu ditujukan kepada ayah dan ibunya—sebuah surat yang sarat emosi dan keteguhan hati di tengah rasa sakit yang ia derita. 

WARTAKOTALIVE.COM, Jakarta — Suasana haru menyelimuti ruang perawatan intensif (ICU) di salah satu rumah sakit rujukan di Jakarta.

Dari tempat tidurnya yang dikelilingi suara mesin pemantau detak jantung dan napas buatan, korban ledakan di SMAN 72 Jakarta menuliskan pesan singkat yang menggugah hati.

Tulisan itu ditujukan kepada ayah dan ibunya, sebuah surat yang sarat emosi dan keteguhan hati di tengah rasa sakit yang ia derita.

Dalam surat yang kini disimpan erat oleh sang ayah, korban menulis permintaan sederhana namun menggetarkan: ia ingin selalu ditemani.

Meski tubuhnya masih terbaring lemah dan penuh perban, ia tetap berusaha menyampaikan suaranya melalui tulisan tangan yang gemetar.

 “Aku ingin Ayah dan Ibu jangan jauh-jauh. Temani aku terus, ya,” demikian penggalan isi surat tersebut yang ditunjukkan sang ayah kepada wartawan.

Tak hanya soal permintaan pribadi, korban juga menitipkan pesan yang lebih besar.

Ia berharap agar kepolisian mengusut tuntas peristiwa ledakan yang terjadi di lingkungan sekolahnya itu.

“Bilang ke Polisi, tolong cari tahu siapa yang buat ini. Jangan ada yang tutup-tutupi,” tulisnya dengan huruf yang mulai memudar di ujung kertas.

Ayah korban, dengan mata berkaca-kaca, mengaku hanya bisa berdoa agar putrinya segera pulih.

“Saya tidak tahu harus berkata apa. Anak saya masih di ICU, tapi dia sempat menulis itu di sela-sela sadar dan nyeri hebat. Itu membuat saya dan ibunya tidak bisa menahan tangis,” ujarnya dengan suara bergetar.

Tim medis menyebut, kondisi korban masih belum stabil.

Setelah menjalani tindakan penyelamatan pertama, dokter akan melakukan operasi lanjutan pada bagian tangan yang mengalami luka serius akibat ledakan.

Operasi kedua dijadwalkan berlangsung pada Senin (11/11/2025).

Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta hingga kini masih dalam penyelidikan kepolisian.

Sumber: KOMPAS
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved