Berita Nasional

Veronica Sebut Gerakan Indonesia Bermain Jadi Kampanye Melepas Anak dari Ketergantungan Gadget

Veronica Sebut Gerakan Indonesia Bermain jadi Kampanye Melepas Anak dari Ketergantungan Gadget

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
GERAKAN INDONESIA BERMAIN - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Veronica Tan (tengah) saat menghadiri Gerakan Indonesia Bermain (GIB) 2025 di Taman Budaya Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (20/7/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Veronica Tan menghadiri Gerakan Indonesia Bermain (GIB) 2025.

Kegiatan yang digelar di Taman Budaya Sentul, Kabupaten Bogor pada Minggu (20/7/2025) ini digagas oleh Yayasan Indonesia Peduli Anak Berkebutuhan Khusus (YIPABK).

Vero mengapresiasi kegiatan ini, karena dapat menjadi contoh nyata, bagaimana ruang aman dan positif bagi anak bisa dibangun melalui kerja sama lintas sektor.

“Acara ini bagian dari rangkaian perayaan Hari Anak Nasional yang kami desentralisasikan ke berbagai daerah. Hari ini, GIB 2025 berhasil mengajak lebih dari 1.000 anak, termasuk ABK untuk bermain bersama di ruang yang inklusif dan menyenangkan,” kata Veronica dari keterangannya pada Minggu (20/7/2025).

Baca juga: Wamen PPPA Veronica Tan Tegaskan Pentingnya Kesetaraan Perempuan dalam Keluarga

Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga bagian dari kampanye penting untuk mengembalikan hak bermain anak yang mulai tergerus oleh tekanan akademik dan dominasi gawai.

“Gerakan ini juga menjadi kampanye untuk melepaskan anak dari ketergantungan pada gadget. Lewat permainan tradisional seperti congklak, engklek, dan permainan kreatif seperti board game, kita bangun kembali interaksi nyata dan koneksi sosial yang sehat,” jelasnya.

Veronica menegaskan, bermain bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi bagian penting dari proses tumbuh kembang anak secara holistik.

Kehadiran negara, menurutnya, tidak hanya melalui regulasi, tetapi juga dengan menyediakan ruang dan sarana yang memadai agar anak-anak bisa bermain dan beraktivitas dengan aman.

“Negara hadir bukan hanya dengan aturan, tapi juga lewat fasilitas dan kolaborasi. Di sinilah peran keluarga, komunitas, dan seluruh stakeholder sangat dibutuhkan,” tuturnya.

Acara ini menjadi simbol kuat inklusivitas, di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat berbaur dan bermain bersama tanpa batas. 

Di lokasi ini, tak ada sekat dan tak ada diskriminasi.

“Ruang aman bagi anak harusnya inklusif. Tadi kita lihat sendiri, anak-anak berkebutuhan khusus bisa bermain bersama dengan anak-anak lainnya. Inilah wujud nyata dari hak anak yang sesungguhnya,” jelasnya.

Dengan mengusung semangat “Main Yuk!”, Gerakan Indonesia Bermain juga menjadi ajang temu lintas komunitas, menghadirkan zona permainan tradisional, seni eksplorasi, permainan sensorimotor, hingga permainan kolaboratif yang dirancang untuk membangun interaksi sosial anak.

Lebih dari sekadar selebrasi, GIB 2025 juga membuka ruang penggalangan dana yang akan digunakan untuk mendukung akses pendidikan, pelatihan, dan terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus hingga akhir 2025.

“Kami mengundang individu, keluarga, komunitas, pelaku usaha, hingga media untuk ikut serta sebagai peserta, relawan, donatur, atau mitra kolaborasi. Setiap bentuk dukungan adalah simpul dari jaring pengaman sosial bagi masa depan anak-anak Indonesia,” pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved