Kekerasan Anak

Ayah Siksa Putri Kandung 7 Tahun Karena Setoran Ngamen Kurang di Bogor, Sudah Ditetapkan Tersangka

Seorang ayah tega menyiksa putri kandungnya N (7) di Desa Cogreg RT 2/2, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, jika setoran mengamen kurang

Europe's Human Rights Wachtdog
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Seorang ayah tega menyiksa putri kandungnya N (7) di Desa Cogreg RT 2/2, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Penyiksaan dilakukan jika setoran mengamen dari N kurang. Sang ayah sendirilah yang memaksa N mengamen hingga dini hari. Jika hasil mengamen kurang, N disiksa dengan disabet hanger. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Seorang ayah tega menyiksa putri kandungnya N (7) di Desa Cogreg RT 2/2, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

Penyiksaan dilakukan jika setoran mengamen dari N kurang. Sang ayah sendirilah yang memaksa N mengamen hingga dini hari.

Jika hasil mengamen kurang, N disiksa dengan disabet hanger.

Warga menemukan N dalam kondisi babak belur penuh luka lebam di wajah dan tubuhnya di wilayah Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

N kemudian diamankan ke Polres Bogor.

Bahkan, mulut N sempat robek dan pipinya terluka baret akibat dipukul ayahnya menggunakan pancing.

Baca juga: Dugaan Kekerasan Anak di Sebuah SMKN di Jakarta, Polsek Sawah Besar akan Panggil Lima Saksi

Tetangga N, Darmi mengungkapkan bahwa N kerap disiksa ayah kandungnya.

"Dipukulin pake hanger yang luarnya kabel, itu pada memar semua sebadan-badan," ujar Darmi, Minggu (4/2/2024).

Menurut Darmi N sering dipaksa untuk mengamen oleh ayahnya hingga tengah malam. 

"Jadi anak itu kayak ATM dia disuruh ngamen mana sampai jam 1 malam, makanya sekolahnya juga terhambat. Ngamennya daerah Ciseeng, parung. Ngamennya sama ibunya, ibu tiri cuman dia mah mantau," kata Darmi.

Saat mengamen, N selalu diawasi oleh ibu tirinya. Anak-anak dari ibu tiri N juga ikut mengamen.

"Anaknya ada 2, umur 2 tahun setengah satu laginya orok. Nah ngamen itu semuanya dibawa cuman kan kalau N mah anak tiri," tambahnya.

Darmi menyatakan bahwa N mengalami kekerasan karena hasil mengamen yang tidak sesuai dengan harapan orang tuanya.

"Padahal anaknya baik banget, alim, digebukinnya mah karena setorannya kurang katanya mah," kata Darmi.

Meski tidak mengetahui secara pasti kapan N mulai mengalami kekerasan, Darmi memastikan bahwa N dulunya tinggal di luar Bogor bersama ibu kandungnya.

Baca juga: Banyak Kasus Kekerasan Anak di Karawang, Komnas PA Sebut Kemiskinan Jadi Penyebabnya

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved