Pemilu 2024

Chong Sung Kim Caleg DPR RI Partai Golkar Perjuangkan Program Kuliah Sambil Kerja di Korsel

Pria kelahiran Korea Selatan terjun menjadi Caleg DPR Partai Golkan ingin perjuangkan perlindungan hukum pekerja migran Indonesia

|
Wartakotalive.com/ Yolanda Putri Dewanti
Chong Sung Kim, caleg Partai Golkar asal Korea Selatan yang sangat menyukai rendang dan terhipnotis keindahan Danau Toba 

Karena saya sudah cukup lama merasa bagian Indonesia dan saya suka Indonesia, cinta Indonesia.

Kenapa suka? Karena kultur sosial, kalau lihat di luar, film Korea itu kehidupan sehari-hari tergambar wajahnya tegang,serius, kurang senyum, dan ramah.

Apalagi matanya kecil, ya kalau diam seperti marah. Jadi kalau diam pasti kesannya marah dibandingkan kalau orang Indonesia itu senyum ramah. Itulah yang saya suka dan cinta Indonesia.

Makanya saya sampai segini lama saya ikuti Indonesia, sambil jalan saya merasa sudah bagian Indonesia dan saya harus buat sesuatu yang saya lakukan untuk Indonesia.

Saya selama hampir 30 tahun ini saya mempekerjakan orang Indonesia cukup banyak, sekarang coba saya ide dan pengalaman saya lebih produktif, maka saya maju jadi anggota pemerintahan atau lembaga negaranya.

Apa visi-misi bang Kim sebagai caleg DPR RI?

Karena saya setiap kali datang ke dapil, keluhannya itu semua biaya pendidikan.

Mereka hampir sudah patah semangat karena sebabnya keterbatasan ekonomi orangtua, walaupun mungkin anaknya pintar sekali punya bakat akademisi tapi tetap mereka tidak bisa lanjut karena kurang biaya dan kebanyakan orang juga sudah daftar calon beasiswa tetapi tetap ujungnya tidak dapat.

Saya pikir anak bangsa ini apabila mereka mempunyai bakat dari segi akademis saya ingin mereka maju, saya bawa mereka kuliah di Korea (Selatan/Korsel) dengan cara sambil kerja dan belajar.

Kenapa? Kalau saya bicara begitu, warga-warga di dapil saya bilangnya kok Bang Kim bisa bawa ke luar negeri.

Pasti mereka langsung bertanya, apa ini benar? Saya jelaskan kalau di Indonesia pertama biaya pendidikan cukup mahal dibandingkan Korsel, kalau Korsel biaya pendidikan enggak terlalu mahal walaupun kondisi kampusnya jauh lebih bagus tetapi biayanya jauh lebih murah.

Di sini sulitnya contoh tenaga kerja, nilai tenaga kerja mungkin empat atau lima kali lebih murah (penghasilannya) dibandingkan Korsel, tetapi biaya pendidikan lebih mahal, maka sulit di sini kerja keras pun juga hasil dari keringat untuk membayarkan kuliah sulit.

Contoh salah satunya jurusan kedokteran, sampai setahun Rp 850 juta seperti itu (pengeluarannya). Kalau di Korsel walaupun jurusannya kedokteran tak terlalu mahal (biayanya).

Jadi maka program kami sambil kerja sambil belajar di Korsel itu nyata, bukan hanya impian.

Baca juga: Ir. Yusuf Gelong Rante Lembang, Caleg Golkar yang Tulus Mengabdi Tanpa Batas di Tana Toraja

Apakah program tersebut tetap dijalankan apa pun hasil pileg di pemilu 2024 mendatang? 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved