Berita Nasional

Ustaz Abdul Somad Ungkap Fakta Soal Rempang Eco City, Jadi Dasar Kampung Tua Harus Dipertahankan

Ustaz Abdul Somad Ungkap Fakta Soal Rempang Eco City, Jadi Dasar Kampung-kampung Tua Harus Tetap Dipertahankan

|
Editor: Dwi Rizki
Instagram @ustadzabdulsomad_official
Ustaz Abdul Somad berceramah di hadapan ribuan siswa, mulai dari TK, SD, SMP, SMK, Stai & Universitas Ibnu Sina, Batam pada Jumat (17/3/2023) 

Dalam postingan lainnya, Ustaz Abdul Somad terlihat mulai menggalang kekuatan untuk membantu masyarakat Rempang.

Dirinya mengunggah sebuah spanduk berukuran besar yang baru saja dicetak.

Spanduk tersebut bertuliskan 'Dapur Umum Kemanusiaan Rempang Galang'.

Melengkapi postingannya, Ustaz Abdul Somad mengunggah sebuah artikel Hj. Azlaini Agus berjudul 'KONFLIK PULAU REMPANG'.

Artikel itu mengulas tentang sejarah panjang masyarakat Rempang, Galang dan Bulang.

Mereka disebutkan merupakan keturunan dari prajurit-prajurit Kesultanan Riau Lingga sejak masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah I tahun 1720 M.

"Anak cucu prajurit itulah yang sampai saat ini mendiami pulau Rempang, Galang dan Bulang secara turun temurun. Pada Perang Riau I dan Riau II, nenek moyang mereka disebut sebagai Pasukan Pertikaman Kesultanan (semacam pasukan elite)," tulis UAS.

"Beranak pinak, Hari ini jumlah penduduk Pulau Rempang diperkirakan 5.000 Jiwa (tidak termasuk Galang dan Bulang), bermata-pencaharian pada umumnya sebagai nelayan dan berdagang," jelasnya.

Baca juga: Anies Tegas Soal Rempang: Kalau Investasi Malah Memicu Penderitaan Rakyat, Ini Perlu Ada Koreksi

Baca juga: Sampaikan Titah, Raja Kesultanan Riau-Lingga Minta Aparat Bebaskan Warga Rempang-Galang

Warga Rempang ditangkap ketika melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor BP Batam, Batam, Kepulauan Riau pada Selasa (12/9/2023).
Warga Rempang ditangkap ketika melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor BP Batam, Batam, Kepulauan Riau pada Selasa (12/9/2023). (Istimewa)

Dalam perjalanan, investor pun melirik Pulau Rempang, Galang dan Bulang.

Wali Kota Batam, Nyat Kadir kemudian menandatangani MOU dengan investor dari Group Artha Graha, yakni PT MEG pada tahun 2004.

Akan tetapi selama 19 tahun lahan yang diberikan kepada investor tersebut diterlantarkan.

Akibatnya, sejumlah pendatang masuk dan bermukim.

Mereka membuka berbagai usaha seperti ternak babi, ternak ayam, dan kebun buah-buahan di Pulau Rempang.

"Pada tahun 2023 ini PT MEG menggandeng investor dari Cina dengan investasi disebutkan sebesar Rp 381 Trilyun. Masuknya investor dari Cina ini adalah hasil kunjungan Presiden RI ke Cina akhir2 ini," tulis UAS.

"Masuknya investor Cina bersama PT MEG akan membangun megaproyek yang disebut REMPANG ECO CITY, dan untuk itu BP Batam mengalokasikan tanah seluas 117.000 Hektare," bebernya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved