Pemilu 2024

50 Hari Jelang Pendaftaran, Sandiaga Bocorkan Hasil Pertemuan Mardiono-Megawati Soal Cawapres Ganjar

50 Hari Jelang Pendaftaran, Sandiaga Uno Bocorkan Hasil Pertemuan Mardiono-Megawati Soal Cawapres Ganjar. Siapa Dia?

|
Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Sandiaga Uno usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) ke XVIII Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) di ICE BSD City, Tangerang, Banten pada Kamis (31/8/2023). 

"Sangat klik secara personal, tapi kan ini keputusannya pimpinan, secara personal sangat klik dan chemistry kita sudah memiliki, tinggal nanti tentunya pertimbangan dari pimpinan partai politik," ungkap Sandiaga Uno.

"Bu Mega dan Pak Mardiono, malam ini saya akan melaporkan hasil ini kepada Pak Mardiono," tambahnya.

Meski Dipasang-pasangkan dalam Pilpres 2024, Sandiaga Uno Tetap Istiqomah dengan Komitmen PPP

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan dirinya tetap istiqomah atas keputusan partainya.

Dirinya pun mengaku masih memgang teguh kesepakatan antara PPP dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terkait Pilpres 2024.

Termasuk mendukung sekaligus memenangkan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia itu selepas mengikuti Rapat Koordinasi Bappilu PPP yang digelar di Aula Masjid At-Taqwa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Minggu (27/8/2023). 

"Tidak ada alternatif, kita terikat kerja sama politik, kita tidak membicarakan alternatif kita fokus kepada kerja sama politik yang sudah ditandatangani. Telah dikukuhkan perjuangan kita bersama PDI-P," ujar Sandiaga Uno dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Viral Gibran dan Kepala Daerah dari PDIP Pasang Stiker Ganjar di Rumah Warga, Ini Jawaban Bawaslu

Baca juga: Ketika Amien Rais Desak KPK Usut Tuntas Kasus KKN Anak Presiden, Megawati Minta Jokowi Bubarkan KPK

Dirinya juga meminta kader PPP untuk istiqomah dengan kerja sama politik yang sudah ada.

Apalagi, lanjutnya, istiqomah menjadi prinsip utama dalam PPP.

"Jadi kita menyampaikan kepada kader agar kader tidak memiliki beberapa pemikiran. Tapi mereka fokus saja istiqomah karena memang di PPP ini poin pertama dalam perjuangannya adalah ibadah," ujar Sandiaga Uno.

"Jadi kita ibadah yang pertama, dan keenam itu istikamah. Jadi kita akan terus istiqomah memperjuangkan yang sudah kita sepakati," imbuhnya.

Diduetkan dengan AHY di Pilpres 2024, Sandiaga Uno: PPP Terbuka untuk Membangun Indonesia

Sebelumnya, Sandiaga Uno angkat bicara soal adanya peluang kerjasama antara PPP dengan Partai Demokrat.

Peluang kerjasama itu muncul setelah ramainya isu pencalonan Sandiaga Uno dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Saya melihat ada kesamaan pola pikir, kalau memang akhirnya yang mau digabungkan itu adalah konsolidasi, konsolidasi besar," ungkap Sandiaga Uno pada Sabtu (26/8/2023).

"Tentunya saya melihat bahwa ada peluang untuk kita membentuk suatu pemikiran bersama, terutama dengan Mas AHY dari Demokrat dan juga dengan temen-temen PKS, itu pemikiran saya supaya kita bisa mengkonsolidasikan," bebernya.

Terkait hal tersebut, Sandiaga Uno menyebutkan PPP sangat terbuka dengan seluruh partai politik, termasuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari PKS, Partai Demokrat dan Partai NasDem.

Baca juga: Ketika Amien Rais Desak KPK Usut Tuntas Kasus KKN Anak Presiden, Megawati Minta Jokowi Bubarkan KPK

Baca juga: Viral Megawati Minta Jokowi Bubarkan KPK, Felix Siauw Sarkas-Singgung Sosok Super Power di NKRI

PPP pun diungkapkannya terus berkomunikasi dan menjalin silaturahmi dengan para pimpinan partai tersebut.

"Terjalin amat sangat baik, sama PKS sangat baik, sama Demokrat baik, PPP terbuka untuk kerjasama semua partai, yang penting untuk membangun Indonesia," ungkap Sandiaga Uno.

"Karena ini bukan tentang saya, bukan tentang PPP, bukan tentang kekuasaan, tapi tentang bagaimana memastikan percepatan pembangunan Indonesia untuk mencapai Indonesia maju yang diaspirasikan masyarakat," jelasnya.

Lewat konsolidasi antar partai politik yang terjalin, sejumlah pemikiran dan gagasan katanya akan semakin mengerucut, khususnya terkait isu ekonomi.

Sehingga, target penciptaan lapangan kerja dan stabilisasi harga bahan pokok dapat diwujudkan.

"Di situ yang ingin saya tawarkan, karena kontribusi saya itu adalah bagaimana kita bisa menciptakan banyak lapangan kerja, kita bisa menjaga stabilitas harga-harga. Jadi kerja mudah, harga murah dengan pemikiran pemberdayaan UMKM, kewirausahaan anak-anak muda yang direpresentasikan oleh Gen Z ini harus kita tampung yang disampaikan melalui aspirasi masyarakat," jelas Sandiaga Uno.

"Inget loh, survei-survei itu menunjukkan bahwa mayoritas, dan mayoritasnya itu angkanya tinggi sekali, 80 persen, menginginkan berlanjutnya program-program Pak Jokowi, berarti ini harus ditangkap sebagai suatu sinyal, bahwa yang diharapkan itu bukan perubahan, tapi adalah percepatan," ujarnya.

"Dan inilah yang diikhtiarkan oleh kami untuk lebih banyak merangkul agar kontestasi demokrasi kita ini adalah konsepnya, tentunya berkolaborasi untuk Indonesia maju," tutupnya bersemangat.

AHY-Sandiaga Uno, Poros Baru Koalisi di Pilpres 2024

Dinamika politik menuju Pilpres 2024 terus berkembang.

Koalisi partai politik atau parpol pendukung calon presiden kembali memunculkan wacana poros baru.

Adalah Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disebut-sebut bakal berkoalisi mengusung Ketua Badan Pemenang Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024.

Sandiaga Uno yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)   buka suara soal isu poros baru koalisi tersebut.

Sandiaga mengaku memiliki kedekatan dengan kader PKS.

Hal ini dikatakan Sandiaga saat hadir di acara Bekasi Entrepreneurship Festival yang juga dihadiri kader PKS Mahfudz Abdurrahman di Kampus Unisma Bekasi, Jumat (25/8/2023).

"Kita kan berjuang bersama membangun negeri jadi saya punya kedekatan secara histori secara pribadi personal kami merasa dekat," kata Sandiaga di Bekasi.

Saking dekatnya, Mahfudz Abdurrahman menurut Sandiaga merupakan mentornya dalam berpolitik sehingga kedekatan secara personal benar-benar mengakar.

"Pak Mahfudz ini bukan siapa-siapa, ini adalah mentor kami dan saat saya baru masuk politik beliau sudah menjadi pimpinan di PKS dan sekarang Bendum," terang dia.

Dia tidak menapik jika poros baru ini benar-benar direalisasikan, PKS, Demokrat dan PPP sama-sama memiliki cita-cita memajukan negeri.

Sebagai Bappilu PPP, dia akan coba membuka komunikasi ke Bappilu PKS untuk rencana koalisi poros baru.

"Sebagai Ketua (Bappilu) saya bertanya mungkin nanti bisa diatur pertemuan dengan pak Sigit untuk menyamakan langkah ke depan sebagai Ketua Bappilu di PKS," tegas dia.

Menanggapi hal itu, Mahfudz Abdurrahman mengatakan, ide poros baru merupakan sesuatu yang bisa saja terjadi dalam konteks berpolitik.

Apalagi Sandiaga Uno, diakuinya memang memiliki kedekatan sejak Pilkada DKI 2017 hingga ke Pemilu 2019 lalu.

"Beliau (Sandiaga) bukan orang lain lah, jadi dalam konteks membangun negeri dan bangsa ya kita tidak mengenal warna dan kita bisa berkolaborasi kalau kata beliau," ucap Mahfudz.

Diusulkan PPP

Wacana duet Sandiaga Uno-AHY di Pilpres 2024 sebelumnya diwacanakan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Dia mengakui partainya terus menjalin komunikasi dengan partai politik lain untuk kepentingan pilpres, salah satunya dengan Demokrat.

”Ya, kan, politisi tidak didominasi oleh satu orang. Ya, mungkin Bung Awiek (Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi) yang ada di fraksi ketemu sama fraksi dari Demokrat, ketemu sama fraksi lain yang ada di komisi,” kata Mardiono dikutip dari Kompas.id, Jumat (25/8/2023).

Wacana duet Sandiaga dan AHY mencuat lantaran bakal calon presiden (capres) yang didukung PPP bersama PDI Perjuangan, Partai Perindo, dan Partai Hanura, Ganjar Pranowo, belum juga menetapkan bakal calon wakil presiden (cawapres).

Padahal, PPP sudah sejak lama mengusulkan nama Sandiaga untuk menjadi calon pendamping Ganjar ke PDI-P.

Pada saat bersamaan, bakal capres yang didukung Partai Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Baswedan, juga belum menetapkan kandidat pendamping.

Padahal, di koalisi ini, sejumlah nama sudah diusulkan untuk menjadi bakal cawapres Anies, termasuk AHY.

Oleh karenanya, kini PPP bergerilya membuka kemungkinan lainnya, menduetkan Sandiaga dengan AHY.

”Mungkin ada bisik-bisik politik. Mungkin lahir pemikiran-pemikiran itu. Tetapi kalau yang secara konstitusi, yang menjadi keputusan akhir, belum ada pemikiran-pemikiran itu. Tapi sekali lagi bahwa wacana itu ada, ya mungkin ada,” ucapnya.

Namun, Mardiono menyadari bahwa jika PPP dan Demokrat berkongsi, koalisi tersebut belum mampu memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

Jumlah kursi Parlemen yang dikuasai kedua parpol tersebut masih di bawah 20 persen dan raihan suara mereka pada Pemilu 2019 juga masih di bawah 25 persen.

Oleh karenanya, dibutuhkan amunisi suara dari partai lainnya untuk dapat mewujudkan duet Sandiaga-AHY.

“Jadi, saling mengajak itu sudah pasti. Namanya juga lagi usaha. Namanya juga lagi berjuang,” tutur Mardiono.

Sebagaimana diketahui, hingga kini, PDI-P belum mengumumkan bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo meski PPP telah terang-terangan menyodorkan nama Sandiaga Uno.

Kata Pengamat

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai wacana penggabungan Sandiaga Uno dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan bentuk kepanikan tim Sandiaga yang tidak mendapatkan kepastian posisi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Adapun tim Sandiaga yang dimaksud adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut memang diusulkan oleh PPP dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) sebagai bakal cawapres Ganjar.

"Manuver ini mengindikasikan kepanikan tim Sandi yang tidak mendapatkan kepastian posisi cawapres di kubu Ganjar. Sehingga, ide ini bisa dipandang sebagai exit strategy bagi PPP untuk meninggalkan PDI-P jika Sandi tidak dicawapreskan," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Oleh karena itu, menurutnya, wacana Sandiaga-AHY untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 muncul sebagai bentuk antisipasi dari PPP.

Di sisi lain, wacana itu juga sebagai skema penjajakan awal jika rencana pencawapresan Sandiaga Uno tidak dikabulkan PDI-P.

Lebih lanjut, Umam turut menilai wacana Sandiaga-AHY menjadi ujian bagi kubu pengusung bakal capres Anies Baswedan.

Kubu pengusung Anies bernama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) diketahui terdiri dari Partai Nasdem, Demokrat dan PKS.

Dalam wacana ini, Sandiaga dianggap hendak memanfaatkan momen memuluskan strategi berikutnya jika tak terpilih sebagai bakal cawapres dengan mendekati Ketua Umum Demokrat, AHY yang telah mengusung Anies.

"Besar kemungkinan AHY tidak akan terkecoh dengan rayuan itu. Mencermati potensi kemenangannya, AHY tampaknya akan tetap fokus pada skema berpasangan bersama Anies," ujar Umam.

"Kecuali, jika Anies punya kalkulasi lain, maka AHY juga akan berhitung ulang," katanya melanjutkan.

Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved