Berita Nasional

Bunga Utang Negara Bengkak Rp 497,32 T, Musni Umar: Sudah Begitu Masih Boros Buat Proyek Mercusuar

Musni Umar Soroti Bengkaknya Bunga Utang Negara yang Mencapai Rp497,32 Triliun: Ini Belum Termasuk Cicilan Utang, Sudah Begitu Masih Boros

Editor: Dwi Rizki
Dok Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi Resmikan Tol Cisumdawu, Jawa Barat pada Selasa (11/7/2023) 

Selain itu, pembangunan sejumlah pelabuhan seperti Pelabuhan KEK Maloy, Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Likupang, dan Pelabuhan Patimban.

Bunga Utang Negara Sedot 15 Persen RAPBN 2024 

Pernyataan Musni Umar tersebut merujuk paparan yang disampaikan Ekonom Bright Insitute, Awalil Rizky.

Dalam status twitternya, @AwalilRizky pada Jumat (18/8/2023), memaparkan pembayaran bunga utang negara yang harus dibayar pemerintah mencapai Rp497,32 Triliun atau sebesar 15,05 persen dari total Belanja pada RAPBN 2024.

Beban negara itu melambung tinggi dibandingkan era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama periode 2004 hingga 2014 lalu.
 
"Pembayaran bunga utang mencapai Rp497,32 Triliun (15,05 persen dari total Belanja) pada RAPBN 2024," tulis Awalil Rizky.

"Pada era SBY, persentase cenderung menurun, dari semula 14,36 persen pada 2004, dan rata-rata 9,09 persen/tahun. Pada era Jokowi cenderung meningkat (7,51 persen pada 2014), dan rata-rata 11,88 persen/tahun," bebernya.

"Pembayaran bunga utang mencapai Rp497,32 Triliun (17,88 persen dari total Pendapatan) pada RAPBN 2024," jelas Awalil Rizky.

"Pada era SBY, persentase cenderung menurun, dari semula 15,49 persen pada 2004, dgn rata-rata 9,75 persen/tahun. Cenderung meningkat pada era Jokowi (8,61 persen pada 2014), dgn rata-rata 14,77 persen/tahun," paparnya.

Dalam postingan sebelumnya, Awalil Rizky lewat akun twitter @AwalilRizky pada Kamis (17/8/2023) memaparkan rasio defisit APBN sepanjang kepemimpinan Jokowi yang semula sebesar 2,32 persen menjadi 3,53 persen. 

"RAPBN 2024 menargetkan defisit Rp522,8 Triliun atau 2,29 persen dari PDB. Jika tercapai akan mempertahankan capaian 2022-23, setelah terdampak covid 2020-21," tulis Awalil.

"Bagaimanapun, rata-rata rasio defisit era Pemerintahan Jokowi I (2,32 persen) dan Jokowi II (3,53 persen) lebih lebar dari era sebelumnya," jelasnya.

Beragam tanggapaan pun dituliskan masyarakat.

Pro dan kontra pun mengisi kolom komentar postingan Ekonom Bright Insitute itu.

Utang Negara Bertambah, Hitungan Jerome Polin Soal Utang Dibagi Jumlah Rakyat Indonesia Berubah?

Bank Indonesia mencatat peningkatan utang luar negeri pemerintah utang luar pada kuartal II-2023.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved