Diminta Pulang oleh Jokowi, Ainun Najib: Anak Saya Masih Sekolah di Singapura, Pendidikan Harga Mati

Dirinya mengindikasikan saat ini belum mau pulang ke Indonesia, karena anak-anaknya masih bersekolah di Singapura.

nu.or.id
Ainun Najib, praktisi teknologi informasi (IT), menjawab spekulasi kepulangannya ke Indonesia, setelah diminta kembali ke Indonesia oleh Presiden Jokowi. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ainun Najib, praktisi teknologi informasi (IT), menjawab spekulasi kepulangannya ke Indonesia, setelah diminta kembali ke Indonesia oleh Presiden Jokowi.

Dirinya mengindikasikan saat ini belum mau pulang ke Indonesia, karena anak-anaknya masih bersekolah di Singapura.

Menurutnya, pendidikan anak menjadi prinsip mendasar bagi dirinya.

Baca juga: Nama Anggota KPU-Bawaslu Terpilih Bocor Duluan, Perludem: Kasus Wahyu Setiawan Jangan Terulang

"Buat yang penasaran apakah saya pulang atau enggak."

"Sebetulnya itu seperti ini, NKRI harga mati, itu ada first principal juga bagi saya yang harga mati, yaitu pendidikan anak-anak harga mati."

"Dan dalam konteks itu saya ingin anak-anak saya bersekolah belajar di Singapura."

Baca juga: PROFIL Tujuh Anggota KPU Terpilih Periode 2022-2027, Bergelimang Pengalaman Kepemiluan

"Ya itu harga matinya di situ."

"Anak-anak masih bersekolah di situ, di Singapura," tutur Ainun Najib dalam Webinar Kuliah Kamis: Mengajak Bang Ainun Pulang, Kamis (17/2/2022).

Pria yang bekerja sebagai Head of Analytic, Platform, dan Bussines Regional pada Grab Singapura ini sempat mengeluarkan candaan mengenai pendidikan anaknya di Singapura.

Baca juga: Istri Firli Bahuri Bikin Mars dan Himne KPK, Alexander Marwata: Kalau Mampu, Mungkin Saya yang Buat

Ainun Najib mengatakan, anak Presiden Jokowi saja menempuh pendidikan di Singapura. Sehingga, anak-anaknya pun bisa meraih pendidikan di Negeri Jiran tersebut.

"Nah guyonnya adalah kalau anak Presiden saja sekolah di Singapura, masa anak saya kalah."

"Kalau misalnya beneran dipanggil sama Pak Presiden, mungkin saya mintanya itu."

Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 17 Februari 2022: 206 Pasien Wafat, 63.956 Orang Positif, 39.072 Sembuh

"Pak, masa anak-anak saya enggak bisa sekolah di Singapura?"

"Anak bapak saja sekolah di sini," ucap Ainun Najib sambil tertawa.

Bagi Ainun Najib, pendidikan untuk anak-anak merupakan sesuatu yang sangat penting.

Baca juga: Divonis 3,5 Tahun Penjara, Azis Syamsuddin Masih Pikir-pikir, Jaksa Juga

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut khusus nama Ainun Najib, saat pengukuhan PBNU Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah ke-96 NU, di Balikpapan Sport and Convention Center, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

Lantas, siapa Ainun Najib?

Dikutip Wartakotalive dari laman nu.or.id, Ainun Najib adalah inisiator KawalCovid-19.

Baca juga: Dua Pecatan KPK Lolos Seleksi Administrasi Calon Anggota Dewan Komisioner OJK

Ainun adalah warga NU kelahiran Gresik, Jawa Timur, 20 Oktober 1985.

Prestasinya di bidang sains dan teknologi terasah sejak bersekolah di SMUN 5 Surabaya.

Ketika itu, ia meraih penghargaan honorable mention setelah menjadi anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Informatika Asia Pasifik 2003.

Baca juga: Menteri Agama: Selamat Tahun Baru Imlek 2573 Khongzili, Semoga Segala Persoalan Dapat Teratasi

Ia kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura, jurusan Teknik Komputer.

Ainun pernah mewakili NTU dalam perlombaan pemrograman perguruan tinggi internasional atau ACM ICPC pada 2006-2007, bersama dua mahasiswa Indonesia lainnya.

Tim tersebut menjuarai ACM ICPC level regional Asia di Teheran, Iran, pada 2006.

Baca juga: Pasien Covid-19 yang Dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Tembus 4.590 Orang, Paling Banyak Wanita

Mereka lalu ikut bertanding di level dunia yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 2007.

Setelah lulus dari NTU, ia bergabung dengan IBM Singapura, sebagai software engineer.

Ainun lantas menjabat sebagai konsultan senior di sana.

Baca juga: Pemerintah Siapkan 10 Aturan Turunan UU IKN, Rampung dalam Waktu Dua Bulan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membujuk Ainun Najib pulang ke Indonesia.

Ainun adalah warga NU yang merupakan inisiator KawalCovid-19.

Awalnya, Jokowi berharap NU berperan besar dalam kemajuan teknologi di Indonesia.

Baca juga: Merasa Bakal Ditahan Usai Diperiksa Penyidik, Edy Mulyadi Bawa Pakaian ke Bareskrim Polri

"Saya membayangkan beberapa waktu ke depan, NU memiliki database jemaah yang lengkap dan canggih, dengan bantuan teknologi digital."

"Sangat mungkin. Memakai blockchain, memakai artificial intelligence, memakai machine learning dan lain-lain."

"Sangat memungkinkan karena NU memiliki SDM-SDM yang sangat baik dan mengerti mengenai ini," ujar Jokowi saat pengukuhan PBNU Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah ke-96 NU, di Balikpapan Sport and Convention Center, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

Baca juga: Edy Mulyadi: Saya Dibidik Bukan karena Ucapan, tapi karena Terkenal Kritis

Jokowi membayangkan NU mempunyai marketplace yang andal, tempat produsen dan konsumen NU bertransaksi secara praktis, dan memasukkan produk-produk unggulan warga NU dalam rantai pasok global.

"Ini juga sangat memungkinkan."

"Saya membayangkan ini dalam waktu segera, NU mempunyai platform edutech yang juga mempunyai platform learning management system yang andal."

Baca juga: Kembali Minta Maaf, Edy Mulyadi: Musuh Saya Bukan Penduduk Kalimantan

"Yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog, dan entrepreneur di mana pun dan kapan pun secara mudah dan murah," tutur Presiden.

Jokowi juga membayangkan dalam waktu dekat NU punya platform edutech yang juga mempunyai platform learning management system yang andal.

Yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog, dan entrepreneur di manapun dan kapan pun secara mudah dan murah.

Baca juga: Edy Mulyadi Mengaku Ponselnya Jatuh dan Hilang Saat Naik Motor karena Panik

"Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak lagi."

"Beliau ini kerja di Singapura, sudah lama, tujuh tahun yang lalu saya kenal."

"Ngerjain ini semuanya, apapun bisa. Namanya, masih muda sekali, namanya Mas Ainun Najib, NU."

Baca juga: Edy Mulyadi: Seharusnya Saudara Saya Warga Kalimantan Jauh Lebih Sejahtera Daripada Kita di Jawa

"Tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali."

"Jadi kalau diajak ke sini harus bisa menggaji lebih gede dari yang di Singapura."

"Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendika, digaji berapa pun bismillah pasti mau," beber Jokowi.

Baca juga: Masa Kampanye Pemilu 2024 Digelar 120 Hari Seperti Usulan KPU Dinilai Bisa Bikin Kantong Kempis

Jokowi memaparkan, kita perlu memberikan ruang yang lebih besar kepada warga NU dari generasi milenial, dari generasi Gen-Z, untuk tampil dan mengambil peran sentral dalam perkembangan Indonesia yang baru.

"Kaum muda NU yang aktif di creative industry, di fashion designer, di graphic designer dan lain-lain."

"Kaum muda NU yang IT specialist, programmer, IT security expert, web developer dan lain-lain, banyak sekali."

Baca juga: PAN Nilai Masa Kampanye 120 Hari Sudah Cukup untuk Menyapa Rakyat

Ini yang harus diambil dan dimanfaatkan, kelompok muda profesional NU yang bekerja di korporasi, bekerja di startup global atau konsultan-konsultan global, banyak sekali."

"Perlu punya naungan dan wadah yang kuat di organisasi PBNU."

"Untuk mendukung inovasi-inovasi tersebut, NU perlu mempunyai sentra-sentra inkubator inovasi yang sangat efektif."

Baca juga: Zulkifli Hasan: Ada Anies, Ridwan Kamil, dan Erick, Ngomong Indonesia Itu Cerah dan Bakal Hebat

"NU perlu mempunyai venture capital sendiri, modal ventura sendiri yang kuat dengan membangun dana abadi, yang nantinya mempunyai Sovereign Wealth Fund."

"Sehingga NU mempunyai kekuatan dalam membiayai program-program unggulan dan program-program inovatif," beber Jokowi, dikutip dari laman setkab.go.id. (Fahdi Fahlevi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved