Ujaran Kebencian
Edy Mulyadi Mengaku Ponselnya Jatuh dan Hilang Saat Naik Motor karena Panik
Namun, Herman tidak menjelaskan secara rinci kronologi hilangnya ponsel Edy.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Edy Mulyadi mengaku ponselnya terjatuh dan hilang karena panik, jelang diperiksa atas dugaan ujaran kebencian di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (31/1/2022).
"HP-nya mati. Kebetulan kemarin itu kayaknya HP-nya jatuh di mana itu."
"HP-nya hilang itu, gara-gara dia naik motor, ke mana, jatuh, iya."
Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Indonesia Paling Rendah Dibanding Lima Negara di Asia Ini
"Kelupaan dia, orang posisi panik," kata Herman Kadir, kuasa hukum Edy Mulyadi, kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
Namun, Herman tidak menjelaskan secara rinci kronologi hilangnya ponsel Edy.
Yang jelas, hilangnya ponsel tersebut tak terkait upaya menghilangkan barang bukti.
Baca juga: Empat Kader Digadang Jadi Calon Kepala Otoritas IKN, Sekjen PDIP: Keputusan di Tangan Jokowi
Herman menyatakan kliennya kehilangan ponsel murni karena keteledorannya.
Sebab, Edy Mulyadi memahami kasusnya telah viral di Indonesia.
Apalagi sebelum ponselnya hilang, kata dia, Edy Mulyadi sempat mengalami teror ribuan telepon.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Data Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Real Time
Dalam telepon tersebut, banyak yang mengaku sebagai suku Dayak memprotes ucapan kliennya.
"Iya, jadi dia teledor, (ponselnya) sudah mati."
"Ini dahsyat banget salahnya, bukan kayak peristiwa-peristiwa biasa. Menghadapi emosional masyarakat yang ribuan gini kan enggak gampang."
Baca juga: LaporCovid-19 Nilai Narasi Pemerintah Seolah-olah Omicron Tak Membahayakan Bikin Masyarakat Abai
"Setiap hari telepon berdering terus, tiap menit."
"Pusing enggak? Wartawan telepon dia, belum lagi orang Dayak telepon dia. Belum lagi suku-suku macam telepon dia," papar Herman.
Herman menuturkan, telepon yang diterima oleh Edy Mulyadi tak hanya puluhan.
Baca juga: Danjen Kopassus: Eggi Sudjana Bukan Warga Korps Baret Merah!