Virus Corona
LaporCovid-19 Nilai Narasi Pemerintah Seolah-olah Omicron Tak Membahayakan Bikin Masyarakat Abai
Penurunan kasus Covid-19 usai puncak gelombang kedua pada Juli 2021, dicapai dengan pengorbanan yang sangat banyak.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Penurunan kasus Covid-19 usai puncak gelombang kedua pada Juli 2021, dicapai dengan pengorbanan yang sangat banyak.
Mengingat, kata Co-Lead Lapor Covid-19 Ahmad Arif, saat itu banyak korban yang meninggal dunia, terhitung kurang lebih 140 ribu jiwa.
Menurut Arif, angka asli di lapangan jauh berlipat ganda.
Baca juga: Sebut Prajurit yang Gugur Ditembak Akibat Pendekatan Baru di Papua, Mahfud MD: Sekarang TNI Defensif
"Setidaknya di daerah Jawa yang saya kunjungi, bisa jadi 10 kali lipat di gelombang Delta di Juli 2021," ungkap Piprim dalam webinar Lokapala 3.0 yang diadakan CISDI secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Di sisi lain, Arif mengingatkan sebagian besar korban tidak bisa dihindari, karena penanganan pandemi yang kurang baik dari awal. Respons yang terlambat, serta testing dan tracing yang terbatas.
"Dan satu hal yang penting, pengambilan risiko yaitu membuat komunikasi risiko kita tidak konsisten."
Baca juga: Wacana Kasus Korupsi di Bawah Rp50 Juta Tak Dipidana, Ini Penjelasan Kejaksaan Agung
"Sehingga membuat masyarakat gagal memahami risiko sekaligus menghancurkan kepercayaan adanya Covid-19," ulas Arif.
Sayangnya, LaporCovid-19 melihat hal ini terus berlanjut, bahkan saat tren kenaikan kasus akibat varian Omicron terjadi. Terutama, terkait narasi yang dibangun oleh pemerintah.
"Seolah-olah Omicron tidak membahayakan, dan ini menyebabkan disinformasi," ujarnya.
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Kasus Edy Mulyadi Diselesaikan Pakai UU Pers Dinilai Tidak Sesuai Konteks
Arif pun menyebutkan bisa saja Omicron memang tidak memicu keparahan dibandingkan Delta, tapi bukan berarti tidak berbahaya.
Varian Omicron, katanya, ternyata bisa mematikan bagi yang belum divaksin Covid-19.
"Narasi ini menurut saya bisa membahayakan dan membentuk respons masyarakat abai."
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Kasus Edy Mulyadi Diselesaikan Pakai UU Pers, Begini Respons Dewan Pers
"Sayangnya Jakarta mulai naik, tren naik, dan kematian mulai meningkat," papar Arif.
Sehingga, ia berharap vaksin Covid-19 dan kekebalan dari infeksi sebelumnya bisa membantu menahan gelombang Omicron.
Namun, hal itu menurut Arif tidaklah cukup, apalagi bagi daerah-daerah yang tidak memiliki kelengkapan fasilitas kesehatan seperti Pulau Jawa.
"Menurut saya pertaruhan saat ini cukup besar, kalau gagal membendung lonjakan kasus, risiko akan besar," bebernya. (Aisyah Nursyamsi)