Berita Nasional

Gagal di Pilkada DKI dan Pilpres, Dua Hal yang Bikin AHY Diragukan Pimpin Demokrat dan Akan Dikudeta

Isu kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternyata bukan isapan jempol. Namun fakta kader Partai Demokrat meragukan kepemimpinan AHY tak terhindarkan

Warta Kota/Joko Supriyanto
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turun gunung memantau Pilkada serentak di Karawang. Selasa (1/12/2020). AHY kini akan digulingkan kadernya karena kepemiimpinannya diragukan 

Kepala Staf Presiden Moeldoko menjawab tudingan Partai Demokrat soal dirinya terlibat dalam gerakan kudeta partai pimpinan AHY tersebut.

Moeldoko mengaku tak ingin terlalu reaktif menjawab tudingan tersebut.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko (photocollage/tribunnews.com)

Rencananya, ia akan menjawab tudingan tersebut pada Selasa hari ini.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 di Indonesia 1 Februari 2021: 539.532 Dosis Pertama, 35.406 Suntikan Kedua

"Sebenarnya saya masih diem aja sih, menunggu besok atau kapan."

"Karena saya enggak perlu reaktif dalam hal ini," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Moeldoko mengatakan, pengambilalihan partai secara paksa atau kudeta biasanya dilakukan dari dalam partai itu sendiri, bukan dari luar partai.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 1 Februari 2021: Pasien Baru Tambah 10.994 Orang, Total 30.277 Wafat

"Kudeta itu dari dalem, masa kudeta dari luar," ujarnya.

Moeldoko tidak masalah dirinya digunjingkan atau dikaitkan dengan isu kudeta Partai Demokrat.

Namun, ia mengingatkan agar tidak mengaitkan masalah tersebut dengan Presiden Jokowi.

Baca juga: Berikan Pengalaman Belanja Terbaik di 2021, Lazada Hadirkan Yakin dari Hati di Bulan Cinta

"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini."

"Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal ini," papar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu kemudian menceritakan penyebab dirinya dikaitkan dengan isu kudeta tersebut.

Baca juga: AHY Ungkap Ada Gerakan Politik Ingin Kudeta Kepemimpinan Partai Demokrat, Langsung Surati Jokowi

Menurutnya, banyak orang yang sebagaian adalah kader Demokrat, datang ke rumahnya.

Mereka kemudian curhat mengenai kondisi yang terjadi di tubuh partai berlambang mercy tersebut.

Moeldoko mengatakan, apabila anak buah tidak boleh main ke mana-mana termasuk bertemu dengannya, sebaiknya diborgol saja.

Baca juga: Tak Dianggarkan di APBN 2021, Menaker Tak Tahu Program Bantuan Subsidi Upah Lanjut Atau Tidak

"Kalau anak buahnya tidak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali ya, begitu," selorohnya.

Sebagai tuan rumah yang kedatangan tamu, Moeldoko mengaku hanya mendengar curhatan para tamunya itu.

Sebagai seorang mantan Panglima TNI, ia terbuka kepada siapapun yang ingin bertemu.

Baca juga: Natalius Pigai Gantian Dilaporkan ke Bareskrim, Tuduhannya Diduga Hina Suku Jawa dan Minang

"Beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka."

"Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas dengan siapapun, apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam, siapapun."

"Secara bergelombang mereka datang, berbondong-bondong, ya kita terima, konteksnya apa?"

Baca juga: Total 25.195 Warga Kota Bekasi Terpapar Covid-19, Wali Kota: Persoalannya Bukan Banyak Atau Sedikit

"Ya saya tidak mengerti, dari ngobrol-ngobrol itu biasanya diawali dari pertanian, karena saya memang suka pertanian."

"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja gitu," beber Moeldoko.

Sebagai salah satu orang yang mencintai Demokrat, Moeldoko mengaku prihatin dengan kondisi partai seperti yang diceritakan para 'tamunya' tersebut.

Baca juga: Keluarga dan Stafnya Banyak yang kena Covid-19, Zulkifli Hasan: Kita Perlu Lockdown Akhir Pekan

Moeldoko menduga ia dikaitkan dengan permasalahan Partai Demokrat dari foto yang beredar.

Ia tidak ambil pusing bila dikaitkan dengan permasalahan tersebut.

"Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur, dari mana mana datang ke sini kan pengin foto sama gue, ya saya terima aja."

Baca juga: PPKM Tak Efektif, IDI Sarankan PSBB Super Ketat Alias Lockdown, tapi Ekonomi Bisa Ambruk

"Apa susahnya? Itu yang namanya seorang jenderal yang tidak memiliki batas dengan siapapun."

"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan aja, saya tidak keberatan," ucapnya.

Moeldoko lantas menyarankan AHY agar tidak baperan menjadi seorang pemimpin.

Baca juga: Sidang Praperadilan Penembakan 6 Anggota FPI, Kuasa Hukum Singgung Peraturan Kapolri

"Saran saya ya, menjadi seorang pemimpin harus seorang pemimpin yang kuat."

"Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang ambing dan seterusnya," saran dia. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kegagalan AHY di Pilkada DKI dan Pilpres 2019, Dinilai Jadi Alasan Munculnya Kudeta di Partai Demokrat",  Penulis : Tatang Guritno

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved