Jelaskan Maksud Jangan Manjakan Milenial, Megawati: Berapa Banyak Rakyat yang Sudah Kamu Tolong?
Megawati mengaku dirinya kerap belum puas sepenuhnya dengan para kader partai yang mayoritas adalah kalangan milenial.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menanggapi santai pro kontra soal pernyataannya yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak terlalu memanjakan kalangan milenial.
Saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Bidang DPP PDIP bertema Gerakan Menanam dan Politik Anggaran: Kebijakan Terobosan Investasi, Sabtu (31/10/2020), Megawati mengaku memantau banyak yang memviralkan pernyataannya tersebut.
Pemicunya adalah karena ada perkataan Megawati kepada Presiden Jokowi agar jangan memanjakan generasi milenial.
Baca juga: Megawati Bertanya kepada Generasi Milenial: Apa Sumbangsih Kalian untuk Bangsa dan Negara Ini?
"Karena apa? Terus kalau sudah disebut generasi milenial, saya nanya, apa baktinya bagi negeri ini?"
"Lalu jadi malah ada talkshow dan sebagainya. Saya senang saja. Tentu sifatnya pro dan kontra," kata Megawati.
Megawati menjelaskan maksud pernyataannya itu.
Baca juga: Saran Penyintas untuk Pasien Covid-19: Sering-sering Tonton Video Lucu
Kepada para peserta rakor PDIP itu, Megawati mempertanyakan alasan mereka terus mengangkat dirinya sebagai ketua umum partai sejak pertama berdiri hingga saat ini.
Menurut Megawati, pilihan kepada dirinya untuk memimpin partai adalah karena disadari sepenuhnya partai butuh pemimpin yang mengarahkan kepada kebaikan ke depan, bukan mundur ke belakang.
Namun, sebagai pemimpin tertinggi partai, Megawati mengaku dirinya kerap belum puas sepenuhnya dengan para kader partai yang mayoritas adalah kalangan milenial.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 31 Oktober 2020: Tambah 3.143, Pasien Positif Jadi 410.088 Orang
Bagi Megawati, kalangan milenial adalah yang lahir mulai tahun 1980-an.
Misalnya, Megawati kerap melihat masih ada kader yang tak serius saat lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, dan menaikkan bendera merah putih.
Padahal, itu adalah protokol kenegaraan.
Baca juga: Begini Cara Unik Warga New York Dukung Tim Medis dan Pasien Covid-19, Dilakukan Setiap Pukul 7 Malam
"Karena apa? Siapa yang akan membela dan menghormati negara kita kalau bukan kita sendiri?"
"Kalau di Amerika. Saya tak mau bilang di RRC, nanti saya dibilang komunis pula."
"Di Amerika itu, rakyatnya itu kalau dengar lagu kebangsaannya, itu langsung berdiri."
Baca juga: Pejabat yang Jalan-jalan Saat Libur Panjang Jadi Contoh Tak Baik Bagi Masyarakat
"Saya butuh kader yang punya jiwa raga, fighting spirit."
"Makanya saya bilang jangan manjakan milenial."
"Apa baktinya bagi negeri ini? Bagi saya milenial ini kan itu lahir sekitar tahun 1980-an."
Baca juga: Menlu AS Mainkan Isu Komunis Saat Kunjungi Indonesia, Politikus PDIP: Ada Apa?
"Ya kalian ini banyak juga. Jangan mejeng saja. Harus berbuat. Jangan ada di partai ini kalau tidak (berbuat)," tuturnya.
Megawati memberi contoh lain kasus likuifaksi di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.
Para pemimpin daerah maupun kalangan milenial seharusnya mempelajari fenomena itu untuk mencari jalan keluarnya.
Baca juga: Komisi I DPR Bantah Isu Indonesia Sepakat Bangun Pangkalan Militer AS di Natuna
Megawati mengaku sudah belajar praktik di Cina dan di Jepang soal metode menghadapi bencana alam, dan Indonesia memang jauh tertinggal.
"Kalian mungkin heran kenapa ketua umum bisa tahu? Karena saya belajar. Saya juga pengin kalian itu belajar, jangan mejeng doang," ucapnya.
Pada arahannya itu, Megawati juga menyinggung banyak kalangan milenial yang sukses.
Baca juga: Boyamin Saiman: Masyarakat Lebih Tunggu KPK Tangkap Harun Masiku Ketimbang Hiendra Soenjoto
Namun, khususnya mereka yang sukses adalah yang berprofesi sebagai pengusaha.
"Tapi yang lain? Yang saya maksud, berapa banyak rakyat yang sudah kamu tolong?"
"Saya ingin rakyat punya harapan."
Baca juga: Menteri PUPR Bakal Jemur PNS Muda di Proyek Food Estate Kalimantan Tengah
"Partai ini, membawa kemajuan dan kesejahteraan ke depan."
"Tapi bagaimana (bisa) kalau manja? Ya ngamuk lah saya. Bilang milenial tak boleh dimanja."
"Gara-gara omongan saya, sampai banyak talkshow. Wah keren saya. (Pernyataan saya) Sampai dibawa talkshow."
Baca juga: Tak Ada Pendekatan Militer yang Sukses Tumpas Kelompok Teroris Hingga Tuntas
"Padahal ya, rakyat Indonesia memang harus digembleng untuk punya fighting spirit, tahu membawa Indonesia maju ke depan, membawa rakyat sejahtera," bebernya.
"Milenial itu apa baktinya sama negeri, bukan pada orang perorangan."
"Saya tahu banyak anak muda berhasil, tapi kan jadi pengusaha."
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Jabodetabek 31 Oktober 2020: Cengkareng Hingga Jasinga Hujan Sedang-Lebat
"Nah yang saya maksud, berapa yang kamu tolong untuk rakyat?" ucap Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengaku menerima beragam kritik bahkan bully-an publik terhadap pernyataannya itu.
"Kalau saya ngomong begini, ngapain saya kok di-bully? Orang benar, kok," cetus Megawati.
Baca juga: Boyamin Saiman Ungkap Hiendra Soenjoto Pakai Mobil Berpelat RFO Selama Buron
Megawati mengatakan, masih banyak rakyat yang bersimpati kepada PDIP.
Hal itu dibuktikan dari hasil survei di mana PDIP tetap tertinggi.
Megawati mengatakan hal itu memperlihatkan rakyat memiliki harapan kepada partai untuk kemajuan ke depan.
Baca juga: Dibui 4 Tahun, Menteri Kesehatan Era SBY Siti Fadillah Supari Akhirnya Bebas di Usia 69 Tahun
"Bagaimana kalau mandek ya ngamuk. Saya biarin saja lah, sanalah mau bully."
"Saya sudah puas diomongin PKI, saya kok PKI yah, orang aku memimpin partai sah di republik ini, kok PKI. Terserah saja," tutur Megawati. (Chaerul Umam)