PA 212 Minta Megawati Buang Rumusan Pancasila 1 Juni 1945 dan Bebaskan Ulama Jika Tak Mau Dicap PKI

Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin merespons kekesalan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, yang sering dicap PKI.

Twitter@PDI_Perjuangan
Megawati Sukarnoputri memberikan sambutan dalam pembukaan Kongres V PDIP, di Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin merespons kekesalan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, yang sering dicap PKI.

Menurut Novel, jika tidak ingin dituduh PKI, maka Megawati dan PDIP harus menunjukkan penolakan terhadap paham komunisme.

"Mega kalau tidak mau dituduh PKI, maka sikapnya harus tegas menolak PKI atau paham komunisme dalam partainya."

Baca juga: Dicap PKI, Megawati: Bodo, Jelek-jelek Gini Saya Manusia Unik Loh di Republik Ini

"Juga Megawati harus jelas pembelaannya terhadap Pancasila, khusus pengamalan terhadap sila pertama," kata Novel saat dihubungi Tribunnews, Kamis (29/10/2020).

Megawati juga diminta melupakan rumusan Pancasila 1 Juni 1945.

Sebab, hal itu sempat menjadi polemik dalam RUU Haluan Ideologi Pancasila, lantaran terdapat ciri pokok Pancasila berupa trisila: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Baca juga: Masih Ada 44,9 Juta Orang Indonesia yang Merasa Tidak Bakal Terpapar Covid-19

"Juga harus membuang jauh-jauh rumusan Pancasila 1 Juni 1945 yang malah dijadikan hari libur."

"Dan bebaskan ulama dari jerat kriminalisasi serta sikap tegas terhadap para penista agama," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri angkat bicara soal dirinya yang kerapnya dicap sebagai bagian dari PKI.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri: Susah-susah Bikin Halte Enak Aja Dibakar, Emangnya Duit Lo?

Megawati pun membantah dirinya adalah bagian dari PKI.

Dia kemudian mengatakan bahwa dirinya adalah manusia unik karena orang tuanya adalah pahlawan nasional.

Baca juga: DAFTAR Terbaru 20 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jakarta Sisa Satu, Jawa Tengah Terbanyak

"Saya dibilang PKI, dari mana asalnya PKI?"

"Bapak ibu saya pahlawan nasional."

"Ya jelek-jelek gini saya manusia unik lho di republik ini."

Baca juga: Rizieq Shihab Dikabarkan Pulang Saat Maulid Nabi, Polri: Silakan Saja, Enggak Ada Pengamanan Khusus

"Saya bilang begitu, kenapa? Bukan menyombongkan diri, tidak, orang tua saya dua-duanya pahlawan, mau diapain?"

"Mau diomongin PKI, mau apa, terserah, bodo," ujar Megawati, dalam acara peresmian 13 kantor partai, satu patung Soekarno, dan satu sekolah partai, secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Dia menjelaskan, menjadi pahlawan nasional tidaklah mudah.

Baca juga: Anggota Brimob Bripka JH Jual Senjata kepada KKB Papua, Polri Pastikan Bukan Organik Alias Ilegal

Untuk Bung Karno, kata Megawati, harus menjadi proklamator terlebih dahulu.

Megawati juga menceritakan bagaimana dirinya menjadi anggota DPR tiga kali di zaman Soeharto yang terbilang sulit. Namun dirinya selalu berhasil lolos.

Bahkan dirinya dipilih sebagai wakil presiden oleh MPR dan juga menjadi presiden kelima Indonesia.

Baca juga: KISAH Karyawan TransJakarta Alih Profesi Jadi Pemangkas Rambut, Paling Enak Tangani Kuli Proyek

"Saya anggota DPR tiga kali waktu zaman Pak Harto itu di penelitian khusus, ditanyain urus Pancasila, segala apa, kok lolos saya, tiga kali."

"Jangan main-main lho, satu kali kan lima tahun, dikurangi dua tahun jadi wapres, dan saya presiden mandataris lho."

"Bayangkan sebagai wapres itu, oleh MPR lho, lalu naik lagi jadi presiden kelima."

Baca juga: Kisah Andy F Noya Sangat Terbantu Asuransi, Berawal dari Gaji Rp 375.000

"Sembilan honoris causa saya. Mestinya kamu bangga punya ketua umum saya," tuturnya.

Oleh karena itu, Megawati mengaku tak peduli jika disebut sebagai PKI.

Dia pun meminta pihak-pihak yang menuduhnya PKI untuk memberikan bukti.

Baca juga: Berkurang Jadi 19, Ini Daftar Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Papua Tetap Mendominasi

"Ini fakta pengalaman hidup. Ngapain orang masih ngomong zaman begini PKI. Buktikan dong, ada aturannya."

"Jangan hanya untuk membohongi rakyat."

"Lama-lama saya kesal."

Baca juga: Ini 5 Provinsi dengan Kenaikan Kasus Covid-19 Tertinggi, Tak Ada Jakarta

"Saya nanya acara ini bisa viral apa tidak? Viral oke. Saya yang ngomong ini, nanti kalian lihat kalau saya di bully, lawan."

"Masa presiden kelima RI dibilang PKI? Terus Pak Jokowi, pilihan rakyat langsung lho. Kecuali presiden tidak langsung, ada kemungkinan."

"Ini rakyat langsung lho, dua kali, kita pengusungnya, mau lagi dibilang katanya turunan bapak ibunya tak jelas."

Baca juga: Cuti Panjang, Terminal Pulogebang Didatangi Seribu Calon Penumpang, Terbanyak ke Padang dan Madura

"Bayangkan Presiden RI (dibegitukan)," bebernya.

Megawati lantas mendorong kader-kader di daerah untuk membangun kantor partai.

Menurutnya, kantor partai penting dibangun bukan hanya untuk kegiatan partai, namun juga sebagai bagian dari rumah rakyat.

Baca juga: Ada Unjuk Rasa Mahasiswa, Ini Modifikasi Rute Transjakarta 28 Oktober 2020

"Sejak kongres keempat partai, kita sudah memutuskan bahwa sudah mulai saatnya membangun dari PDI ke PDI Perjuangan dengan segala daya kerja, susah payah, duka dan suka."

"Maka mulai harus dibuat sebuah keputusan untuk membangun partai ini juga secara fisik."

"Bukan hanya orang-orangnya saja, tetapi yang namanya kantor partai," ujar Megawati, saat peresmian 13 kantor, 1 patung Soekarno, dan 1 sekolah partai, secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, Menaker: Jalan Tengah yang Harus Diambil Pemerintah

Megawati kemudian teringat Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang didirikan oleh sang ayah, Bung Karno.

Dia mengaku prihatin lantaran banyak aset dari PNI yang tak jelas keberadaannya karena tidak diatur dan dikelola dengan baik.

"Kalau menurut saya, PNI pada waktu itu merupakan sebuah partai yang karena dicintai rakyat, maka juga termasuk partai yang besar."

Baca juga: Siegwerk Indonesia Bantu Lancarkan Pendidikan Daring 1.306 Anak Dampingan SOS Children’s Villages

"Tetapi setelah itu ketika saya banyak menanyakan kepada para senior dan lain sebagainya, aset partai itu tidak jelas," paparnya.

Oleh karena itu, belajar dari pengalaman PNI, Megawati ingin agar PDIP mampu lebih baik dalam mengelola aset partai.

Termasu,k dengan memiliki aset kantor partai di seluruh Indonesia.

Baca juga: Polda Metro Jaya Tembak Mati Satu Anggota Sindikat Curanmor, Hasil Curian Dibawa ke Lampung

Presiden ke-5 RI ini pun menegaskan pada kader-kadernya untuk membangun kantor partai.

Dia meminta agar mereka berusaha mendirikan kantor meski tak menargetkan harus jadi dalam berapa lama.

"Jadi saya minta bagi mereka yang belum bisa membangun kantor partai, segera usahakan."

Baca juga: Ini Dugaan Pelanggaran HAM Berat Polri Saat Tangkap Petinggi KAMI, Panjat Pagar Hingga Cabut CCTV

"Saya tidak minta tidak ada target, tapi harus dilakukan."

"Yang belum punya kantor, ayo bergerak, celengin uang, cari tanah, pasti bisa," tegas Megawati.

Dalam kesempatan itu, Megawati meresmikan 13 Kantor PDIP.

Baca juga: Pinjam Motor Pacar Alasan Cari Makan Malam, Pengangguran Ini Malah Rampas Handphone

YAkni, Kantor DPD Yogyakarta, DPD Sulawesi Tenggara, DPC Kabupaten Ogan Ilir, DPC Kabupaten Blitar, DPC Kabupaten Belitung, dan DPC Kabupaten Bangka.

Kemudian, DPC Kabupaten Bangka Tengah, DPC Kabupaten Belitung Timur, DPC Kota Kediri, DPC Kabupaten Gowa, DPC Kabupaten Jeneponto, DPC Kabupaten Toraja Utara, dan Kantor DPC Kabupaten Luwu Utara.

Megawati juga meresmikan Patung Soekarno di Yogyakarta dan Wisma Sekolah Partai di Batu, Jawa Timur. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved