Cuti dan Libur Panjang Mauid Nabi, Lonjakan Penumpang di Terminal Kalideres Tak Sampai 10 Persen
Memasuki cuti panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, Terminal Kalideres mulai dipenuhi pemudik.
Penulis: Desy Selviany |
WARTAKOTALIVE, KALIDERES - Memasuki cuti panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, Terminal Kalideres mulai dipenuhi pemudik.
Namun, lonjakan penumpang belum terlihat signifikan.
Puluhan penumpang yang membawa tas dan kardus besar, terlihat mulai memenuhi loket Terminal Kalideres, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: DAFTAR Terbaru 20 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jakarta Sisa Satu, Jawa Tengah Terbanyak
Beberapa di antaranya sudah duduk di bus-bus yang tengah bersiap untuk berangkat.
Satu di antara calon penumpang yang memanfaatkan cuti panjang untuk pulang kampung adalah Tika.
Tika berencana pulang ke Lampung selama cuti panjang di akhir Oktober ini.
Baca juga: Rizieq Shihab Dikabarkan Pulang Saat Maulid Nabi, Polri: Silakan Saja, Enggak Ada Pengamanan Khusus
"Mau pulang ke Lampung tengok anak."
"Rencana di Lampung seminggu saja," ujar Tika ditemui di ruang tunggu loket Terminal Kalideres, Rabu siang.
Tika sendiri mengaku tidak khawatir pulang di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Anggota Brimob Bripka JH Jual Senjata kepada KKB Papua, Polri Pastikan Bukan Organik Alias Ilegal
Sebab, Tika sudah terbiasa pulang selama pandemi Covid-19 terjadi di Jakarta.
Ia juga tidak memiliki persiapan khusus untuk keluar kota di tengah pandemi Covid-19.
Sementara, Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen mengatakan, lonjakan penumpang di cuti panjang kali ini tidak terlalu drastis.
Baca juga: KISAH Karyawan TransJakarta Alih Profesi Jadi Pemangkas Rambut, Paling Enak Tangani Kuli Proyek
"Sampai saat ini belum ada lonjakan signifikan terhadap penumpang di Terminal Kalideres."
"Lonjakan penumpang masih kurang dari 10 persen," ujar Revi, ditemui di ruangannya.
Kemungkinan, kata Revi, lonjakan penumpang akan terjadi pada Rabu sore.
Baca juga: Kisah Andy F Noya Sangat Terbantu Asuransi, Berawal dari Gaji Rp 375.000
Meski begitu, ia sangsi lonjakan penumpang akan tinggi seperti cuti panjang sebelum pandemi Covid-19.
Sebab, sejak PSBB, jumlah bus yang beroperasi juga berkurang.
Sampai pukul 11.30 WIB, ada 35 bus yang beroperasi di Terminal Kalideres, dengan jumlah penumpang masih di angka 83 orang.
Baca juga: Berkurang Jadi 19, Ini Daftar Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Papua Tetap Mendominasi
Tujuan keberangkatan terbanyak dari Terminal Kalideres di masa cuti panjang ini ialah ke Lampung dan Jawa Tengah.
Revi memastikan pihaknya memperketat protokol kesehatan di Terminal Kalideres selama cuti panjang berlangsung.
Di antaranya ialah pemeriksaan suhu tubuh di setiap bus, menyediakan hand sanitizer, menjaga jarak di ruang tunggu, dan kapasitas bus maksimal 70 persen.
Baca juga: Ini 5 Provinsi dengan Kenaikan Kasus Covid-19 Tertinggi, Tak Ada Jakarta
Selain memperketat protokol kesehatan, pihak Terminal Kalideres juga mengadakan pemeriksaan berkala kelayakan angkutan bus.
Hasil pengecekan kelayakan tidak ditemukan adanya bus yang alami gangguan pada sistem rem, kemudi, dan sistem roda.
"Semuanya dalam kondisi bagus. Kekurangan ditemukan hanya pada kelengkapan alat perlengkapan seperti kotak obat," beber Revi.
Presiden Minta Menteri Antisipasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kabinetnya mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober mendatang.
Presiden tidak ingin muncul klaster libur panjang Covid-19 seperti yang terjadi pada akhir Agustus dan awal September lalu.
"Mengingat kita memiliki pengalaman kemarin, libur panjang yang pada satu setengah bulan yang lalu mungkin."
Baca juga: Punya 6 Versi Naskah, Mahfud MD Bilang UU Cipta Kerja Cacat Formal Bila Diubah Setelah Disahkan DPR
"Setelah itu terjadi kenaikan yang agak tinggi," kata Presiden dalam rapat terbatas antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/10/2020).
Penyiapan antisipasi libur panjang menjadi penting agar jumlah kasus Covid-19 tidak melonjak.
Saat ini, menurut Presiden, per 18 Oktober 2020 rata-rata kasus aktif di Indonesia mencapai 17,69 persen.
Baca juga: Bantah Tak Mau Diajak Bahagia Seperti Kata Moeldoko, KSPI: Hak Buruh Sudah Hampir Pasti Tereduksi
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata kasus aktif dunia sebesar 22,4 persen.
"Ini bagus sekali, kita 17,69 persen, sementara dunia 22,54 persen," ucap Presiden.
Angka kesembuhan, menurut Presiden, juga menunjukkan adanya perbaikan.
Baca juga: 8 Positif, Semua Polisi yang Kawal Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Bakal Dites Covid-19
Angka kesembuhan di Indonesia mencapai 78,84 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari rata rata kesembuhan dunia yaitu 74,67 persen.
"Saya kira hal-hal seperti ini yang harus terus kita perbaiki, sehingga kita harapkan tren kasus di Indonesia akan semakin membaik," paparnya.
Tak Berubah
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah tidak mengubah waktu libur panjang yang jatuh pada 28-30 Oktober 2020, atau bertepatan pada Hari Libur Maulid Nabi.
Meski, libur panjang tersebut berpotensi dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur di tengah pandemi Covid-19.
"Sesuai dari arahan Presiden, menetapkan bahwa cuti dan libur dalam kaitannya dengan peringatan Maulid Nabi tetap dilaksanakan."
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Jabodetabek 19 Oktober 2020: Tanah Abang Hingga Mauk Berpotensi Hujan Deras
"Jadi tidak ada perubahan," kata Muhadjir usai ratas melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/10/2020).
Muhadjir meminta liburan kali ini tidak sampai meningkatkan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Bahkan, kata Muhadjir, Presiden Jokowi telah menaruh atensi tinggi agar liburan tak menjadi pemicu kenaikan kasus Covid-19.
"Bapak presiden sudah menyampaikan supaya kegiatan libur dan cuti bersama ini jangan sampai nanti menjadi faktor menaiknya angka kasus, dan juga peningkatan masalah Covid-19," beber Muhadjir. (*)