Virus Corona
Soroti Car Free Day di Jakarta, Achmad Yurianto: Banyak Masyarakat Lupa Physical Distancing Penting
Achmad Yurianto menyoroti masih banyak masyarakat lupa protokol kesehatan menjaga jarak atau physical distancing, sebagai upaya pecegahan COVID-19.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto menyoroti masih banyak masyarakat lupa protokol kesehatan menjaga jarak atau physical distancing, sebagai upaya pecegahan COVID-19.
Utamanya, dalam pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jakarta pada Minggu (21/6/2020) pagi.
Yuri meminta pelaksanaan CFD di tengah pandemi COVID-19 menjadi evaluasi bersama.
• Novel Baswedan Ungkap Ada Saksi Kasus Penyiraman Air Keras Disuruh Hapus Foto Orang Mencurigakan
“Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan Car Free Day di Jakarta."
"Masih kita lihat beberapa masyarakat lupa, bahwa physical distancing penting."
"Ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (21/6/2020).
• UPDATE 21 Juni 2020: 644 Pasien Positif Covid-19 Dirawat di RS Wisma Atlet, di Pulau Galang 47 Orang
Physical distancing atau menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak harus dilaksanakan, termasuk protokol kesehatan yang lain seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Selain pelaksanaan CFD di Jakarta, Yuri juga mengungkapkan protokol kesehatan physical distancing juga masih belum tertib dilakukan masyarakat.
Seperti yang terpantau di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 21 Juni 2020: 18.404 Pasien Sembuh, 45.891 Positif, 2.465 Wafat
"Beberapa bandara udara, bandar udara yang akan melaksanakan penerbangan di Hari Minggu ini, terutama yang mengarah ke Pulau Jawa."
"Kami lakukan pemantauan di Batam, dan di beberapa tempat yang lain, juga demikian."
"Kita masih melihat, banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing,” ungkap Yuri, dikutip dari laman covid19.go.id.
• Penyiram Air Keras Sempat Ditegur Tetangga Novel Baswedan Saat Mengintai Rumah Korban
Yuri menambahkan, meski masyarakat telah tertib menggunakan masker, akan tetapi menjaga jarak merupakan rutinitas yang penting dan perlu dilaksanakan.
Terutama, ketika berada di ruang publik.
"Meskipun sebagian besar sudah kami lihat menggunakan masker."
• Jokowi Tak Jadi Ajukan Banding Atas Putusan PTUN Soal Pemblokiran Internet di Papua, Ini Alasannya
"Tetapi sekali lagi, physical distancing adalah sesuatu yang perlu,” jelas Yuri.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini, penerapan protokol kesehatan harus dilakukan bersama-sama.
Sehingga, tidak bisa hanya setengah-setengah atau hanya sepotong.
• Dua Terdakwa Penerornya Dibela Jenderal Bintang Dua, Novel Baswedan: Menyerang Saya Kan Bukan Tugas
Karena, upaya untuk memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memerlukan gotong-royong.
"Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama."
"Karena kita tidak mungkin secara parsial, secara sepotong-sepotong, melakukan pendekatan untuk pengendalian penyakit ini."
• Jokowi: Saya Tak Terbiasa Merayakan Hari Ulang Tahun, Hanya Bisa Mengucap Syukur
"Ini harus dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, tidak terhenti."
"Semangat kita, gotong royong, menjadi penting untuk saling melindungi, saling menjaga."
"Agar penularan ini bisa kita hentikan,” tutur Yuri.
• Kuasa Hukum Heran Pimpinan KPK Tak Peduli Terdakwa Penyerang Novel Baswedan Dituntut Hukuman Ringan
Yuri juga mengatakan, pelaksanaan protokol kesehatan secara menyeluruh menjadi prasyarat mutlak untuk melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru.
Untuk kembali kepada produktivitas dan aman COVID-19.
Sehingga diharapkan, masyarakat dapat melaksanakan protokol kesehatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru.
• CCTV Diambil demi Kasus Penjambretan, Tapi Tak Pernah Diperiksa untuk Kasus Novel Baswedan Diserang
“Ini beberapa hal yang sangat penting dan mendasar, sebagai bahan evaluasi kita, physical distancing, menjaga jarak."
"Menggunakan masker adalah hal yang harus sekali lagi, harus kita jalankan dengan disiplin."
"Ini menjadi prasyarat mutlak, manakala kita akan melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru."
• Jakarta Sumbang Pasien Baru Tertinggi, Ini Sebaran Kasus Covid-19 di Indonesia per 21 Juni 2020
"Untuk kembali kepada tingkat produktivitas kita.”
"Sekali lagi, adaptasi kebiasaan yang baru, berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan."
"Oleh karena itu, kita bisa melaksanakan, dan kita pasti bisa untuk laksanakan kegiatan ini,” paparnya. (*)