Novel Baswedan Diteror
Novel Baswedan Ungkap Ada Saksi Kasus Penyiraman Air Keras Disuruh Hapus Foto Orang Mencurigakan
Novel Baswedan mengungkapkan berbagai kejanggalan terkait kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya, pada 11 April 2017.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan berbagai kejanggalan terkait kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya, pada 11 April 2017.
Tak hanya kontroversi tuntutan kepada terdakwa yang cuma setahun penjara, proses hukumnya pun sedari awal berjalan janggal.
Novel Baswedan mengatakan sejumlah saksi kunci justru mendapatkan intimidasi saat proses pemeriksaan.
• Apakah Indonesia Pakai Cara Herd Immunity untuk Atasi Covid-19? Ini Kata Jubir Jokowi
Hal tersebut diketahui tidak lama setelah kejadian penyiraman air keras menimpa dirinya.
"Ternyata kurang lebih 1 bulan setelah kejadian, saya mulai mendapatkan informasi saksi-saksi yang mereka adalah tetangga tetangga saya."
"Yang dalam proses penyelidikan itu justru saksi kuncinya merasa terintimidasi," kata Novel Baswedan dalam diskusi daring, Minggu (21/6/2020).
• Staf Khusus: Presiden Yakin Majelis Hakim akan Memutus Perkara Novel Baswedan Seadil-adilnya
Dia mengatakan, intimidasi terhadap saksi dinilai tidak normal.
Padahal, menurut Novel Baswedan, para saksi memiliki keterangan penting terkait kasus tersebut.
"Tentunya ini tidak normal kalau saksi terintimidasi, padahal ketika ada fakta yang baik,' jelasnya.
• Kritik Pemerintah Tangani Covid-19, Rizal Ramli: Serba Tanggung, Akhirnya Survival of The Fittest
Novel Baswedan pun mencontohkan sejumlah saksi yang mengakui mendapatkan intimidasi.
Ada saksi yang diminta menghapus foto orang yang mencurigakan di depan rumah Novel Baswedan, hingga diintimidasi oleh penyidik.
"Contohnya ada saksi-saksi yang sempat mendokumentasi dan foto orang yang melakukan pengamatan."
• Warga Situbondo Klaim Temukan Obat Covid-19 dari Tempurung Kelapa, Pasien Bisa Sembuh dalam 3 Hari
"Dan kemudian ada saksi yang ditanya dengan penyidik justru pertanyaan-pertanyaan yang justru menyudutkan."
"Seperti kamu dibayar berapa, kamu sudah izin atau belum?"